Desa Pulo Camba II masih terendam
A
A
A
Sindonews.com - Desa Pulo Camba II Kecamatan Polo Pangale atau biasa disebut juga Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju, SUlawesi Barat hingga saat ini masih terendam air. Desa ini sebelumnya terisolir bersama sejumlah desa lain di tiga kecamatan.
Di beberapa titik kawasan transmigran dari Pulau Jawa dan bali ini, sampai sekarang kedalamannya mencapai setinggi leher orang dewasa. Bahkan sebuah rumah milik warga masih tenggelam, hanya terlihat atapnya saja. Jalan poros pun berbentuk sungai lebar yang dangkal dengan arus cukup deras.
Salah seorang tokoh masyarakat Desa Pulo Camba II Warsono, menuturkan, warga desa baru mendapat perhatian dari DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulbar dengan bantuan sembako yang sangat dibutuhkan. Berupa air minum kemasan gelas sebanyak satu karton dan mie tiga bungkus per Kepala Keluarga (KK).
"Dari pemerintah belum ada. Kami maklum karena sampai sekarang jalan menuju kampung kami masih banjir setinggi paha orang dewasa. Sampai sekarang kondisinya masih seperti ini. Jelas, kami butuh air bersih dan bahan makanan khususnya untuk anak-anak kami yang kedinginan," papar Warsono di rumahnya, Senin (7/1/2013).
Sebagaimana warga lainnya, Warsono juga menatap sedih padinya tidak mungkin bisa dipanen. Desa Pulo Camba II berada di dataran rendah. Banjir dari hulu diakibatkan curah hujan yang tidak menentu.
"Pernah air di jalan surut sampai batas betis orang dewasa. tapi sorenya naik lagi. Akibatnya, banyak warga yang mengungsi ke rumah keluarga karena sudah hampir satu minggu kondisinya tidak ada perubahan. Warga kami sebanyak 90 KK," sebutnya.
Selain Desa Pulo Camba II, desa tetangga yang nyaris terisolir kembali adalah Desa Kuo Kecamatan Pulo Pangale. Penyebabnya adalah meluapnya sungai Barakkang hingga ketinggaian 2,5 meter.
Sekda Mamuju, Habsi Wahid, saat dikonfirmasi melalui telepon mengaku baru mengetahui naiknya kembali air di Desa Pulo Camba II dan Kuo. Karena itu dia akan segera berkoordinasi dengan BPBD dan Dinsos Mamuju.
"Saya baru mengetahu itu. Saya segera kondisikan di lapangan," tegasnya.
Di beberapa titik kawasan transmigran dari Pulau Jawa dan bali ini, sampai sekarang kedalamannya mencapai setinggi leher orang dewasa. Bahkan sebuah rumah milik warga masih tenggelam, hanya terlihat atapnya saja. Jalan poros pun berbentuk sungai lebar yang dangkal dengan arus cukup deras.
Salah seorang tokoh masyarakat Desa Pulo Camba II Warsono, menuturkan, warga desa baru mendapat perhatian dari DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulbar dengan bantuan sembako yang sangat dibutuhkan. Berupa air minum kemasan gelas sebanyak satu karton dan mie tiga bungkus per Kepala Keluarga (KK).
"Dari pemerintah belum ada. Kami maklum karena sampai sekarang jalan menuju kampung kami masih banjir setinggi paha orang dewasa. Sampai sekarang kondisinya masih seperti ini. Jelas, kami butuh air bersih dan bahan makanan khususnya untuk anak-anak kami yang kedinginan," papar Warsono di rumahnya, Senin (7/1/2013).
Sebagaimana warga lainnya, Warsono juga menatap sedih padinya tidak mungkin bisa dipanen. Desa Pulo Camba II berada di dataran rendah. Banjir dari hulu diakibatkan curah hujan yang tidak menentu.
"Pernah air di jalan surut sampai batas betis orang dewasa. tapi sorenya naik lagi. Akibatnya, banyak warga yang mengungsi ke rumah keluarga karena sudah hampir satu minggu kondisinya tidak ada perubahan. Warga kami sebanyak 90 KK," sebutnya.
Selain Desa Pulo Camba II, desa tetangga yang nyaris terisolir kembali adalah Desa Kuo Kecamatan Pulo Pangale. Penyebabnya adalah meluapnya sungai Barakkang hingga ketinggaian 2,5 meter.
Sekda Mamuju, Habsi Wahid, saat dikonfirmasi melalui telepon mengaku baru mengetahui naiknya kembali air di Desa Pulo Camba II dan Kuo. Karena itu dia akan segera berkoordinasi dengan BPBD dan Dinsos Mamuju.
"Saya baru mengetahu itu. Saya segera kondisikan di lapangan," tegasnya.
(ysw)