Mahasiswa UNY ciptakan mesin ketik huruf braille

Selasa, 01 Januari 2013 - 22:54 WIB
Mahasiswa UNY ciptakan mesin ketik huruf braille
Mahasiswa UNY ciptakan mesin ketik huruf braille
A A A
Sindonews.com - Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Zaenal Mutaqin berhasil menciptakan mesin ketik huruf braille yang terbuat dari keyboard quary dan printer kertas bekas. Namun, dia belum berniat untuk memproduksinya secara massal.

"Inovasi ini terinspirasi saat saya menjadi pengawas ujian di sebuah sekolah. Melihat ada siswa tunanetra yang tidak mendapat soal ujian dengan huruf braille dan harus didampingi selama ujian, saya berpikir untuk menciptakan alat yang dapat menghasilkan tulisan braille agar nanti bisa dimanfaatkan untuk ujian bagi para tunanetra," ujar Zaenal, di UNY, Yogyakarta, Selasa (1/1/2013).

Dituturkan oleh pemuda kelahiran Cilacap, Jawa Tengah ini, dalam proses pembuatan, ternyata sudah ada alat print untuk mencetak huruf braille. Namun, harganya sangat mahal yakni Rp70juta. Sedangkan dengan mencetak huruf braille manual, pembuatannya sangat rumit.

"Untuk membuat tulisan braille manual, prosesnya susah dan membutuhkan waktu lama. Namun dengan mesin ketik braille, proses mencetak huruf braille menjadi lebih sederhana namun tidak memakan waktu lama," ungkapnya.

Menurut Zaenal, mesin ketik huruf braille elektronik tersebut berbasis Mikrokontroler ATmega16 dengan terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama terdiri dari sebuah keyboard dengan spesifikasi votre sturdy ps2. Keyboard tersebut menghasilkan dataserial pada setiap tombol yang ditekan.

Bagian kedua adalah sistem minimum. Pada rangkaian ini terdapat sebuah mikrokontrolller ATmega16 sebagai pengontrol kerja seluruh bagian mesin ketik sedangkan. Bagian ketiga adalah tiga buah output mekanik, dimana terdapat dua buah motor stepper dan sebuah solenoid.

"Motor stepper adalah mesin pokok utama dalam mesin ketik ini dan harganya pun yang paling mahal. Motor stapper pertama berfungsi untuk menarik kertas, sedangkan motor stepper kedua berfungsi menggeser posisi solenoid," imbuhnya.

Meski sudah bisa dioperasikan dan langsung diimplementasikan secara nyata, Zaenal mengaku belum ada niat untuk membuat secara massal mesik ketik braille ciptaannya. Hanya saja, jika ada SLB atau orang lain yang tertarik dengan produk ciptaannya ini, maka dirinya siap membantu merangkaikan satu set mesin hanya dengan dana sekitar Rp700 ribu.

Saat ini Zaenal masih berniat menyempurnakan produk ciptaannya tersebut. Dia sedang berusaha agar mesin ketik ciptaannya bisa terkoneksi dengan perangkat komputer (PC).
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5908 seconds (0.1#10.140)