5 pembunuhan mahasiswi UIN divonis 20 tahun

5 pembunuhan mahasiswi UIN divonis 20 tahun
A
A
A
Sindonews.com - Setelah memvonis hukuman mati terhadap M Soleh, alias Oleng, Hakim PN Tangerang akhirnya menjatuhkan vonis 20 tahun penjara kepada lima terdakwa lainnya yang dianggap ikut melakukan pemerkosaan dan menghilangkan nyawa Izzun Nahdiyah (24), mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah di kawasan Legok, Kabupaten Tangerang.
Kelima terdakwa yang dijatuhi hukuman 20 tahun diantaranya, Norip Junaedi alias Iip, Orek Bin Sabar, Jasrip, Chandra dan Endang. Kelimanya dijerat pasal 340 Jo 55 ayat 1 ke 1 KUHP tentang pembunuhan berencana dan pasal 285 KUHP tentang pemerkosaan.
Putusan hakim pada persidangan Selasa 18 Desember 2012 ini jauh lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) beberapa waktu lalu. Dimana JPU menuntut kelimanya dengan hukuman penjara seumur hidup.
Atas putusan majelis hakim tersebut, kelima terdakwa mengajukan banding. Atas permintaaan banding kelimanya, JPU menyatakan akan pikir-pikir.
"Saya kecewa atas putusan hakim. Jelas sekali putusan hakim ini mengeyampingkan fakta-fakta persidangan. Putusan hakim lebih mendominasi melihat BAP polisi saja. Maka kami akan banding atas putusan ini," kata Ferdinand Montororing, kuasa hukum Oleng cs.
Dikatakan Ferdinand, sejak awal terdakwa kunci, yakni Oleng sudah menyatakan bahwa pembunuhan hanya dilakukannya seorang diri tanpa bantuan lima terdakwa lainnya, dan tak ada pemerkosaan di dalamnya.
Kelima terdakwa yang dijatuhi hukuman 20 tahun diantaranya, Norip Junaedi alias Iip, Orek Bin Sabar, Jasrip, Chandra dan Endang. Kelimanya dijerat pasal 340 Jo 55 ayat 1 ke 1 KUHP tentang pembunuhan berencana dan pasal 285 KUHP tentang pemerkosaan.
Putusan hakim pada persidangan Selasa 18 Desember 2012 ini jauh lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) beberapa waktu lalu. Dimana JPU menuntut kelimanya dengan hukuman penjara seumur hidup.
Atas putusan majelis hakim tersebut, kelima terdakwa mengajukan banding. Atas permintaaan banding kelimanya, JPU menyatakan akan pikir-pikir.
"Saya kecewa atas putusan hakim. Jelas sekali putusan hakim ini mengeyampingkan fakta-fakta persidangan. Putusan hakim lebih mendominasi melihat BAP polisi saja. Maka kami akan banding atas putusan ini," kata Ferdinand Montororing, kuasa hukum Oleng cs.
Dikatakan Ferdinand, sejak awal terdakwa kunci, yakni Oleng sudah menyatakan bahwa pembunuhan hanya dilakukannya seorang diri tanpa bantuan lima terdakwa lainnya, dan tak ada pemerkosaan di dalamnya.
(san)