Tugu Yogya akan dibuka, tak boleh disentuh

Tugu Yogya akan dibuka, tak boleh disentuh
A
A
A
Sindonews.com - Setelah mengalami perbaikan, Tugu Pal Putih atau yang dikenal sebagai Tugu Yogyakarta akan dibuka lagi untuk umum pada 18 Desember 2012 mendatang.
Namun, untuk menjaga kondisi bangunan bersejarah yang berada di ujung Utara Jalan Pangeran Mangkubumi tersebut masyarakat dilarang menyentuh secara langsung.
Dinas Kebudayaan DIY akan menempatkan petugas pemantau dan pengawas untuk memastikan tidak adanya masyarakat yang menyentuh langsung bangunan tersebut. Saat ini telah dipasang space pelindung berupa taman disekeliling bangunan yang proses revitalisasinya menelan anggaran Rp649 juta tersebut.
Pengawasan akan dilakukan secara berkala melihat situasi dan kondisi. Sementara untuk memberikan ruang bagi masyarakat yang ingin berfoto di Tugu Pal Putih, disediakan trotoar selebar setengah meter mengelilingi bangunan berusia lebih dari 100 tahun tersebut.
"Peresmian tugu akan dibarengkan dengan peresmian revitalisasi jagang Benteng Vredeburg. Kami sudah mengirimkan surat kepada Pak Gubernur untuk meresmikan dua bangunan tersebut. Kalau tidak ada agenda lain, diharapkan beliau dapat memenuhi permintaan ini pada 18 Desember nanti," tandas Kepala Bidang Sejarah Purbakala dan Musium Dinas Kebudayaan Nursatwika, Rabu (12/12/2012).
Berdasarkan pemantauan dan laporan yang diterimanya, proses revitalisasi saat ini sudah mencapai 98 persen. Kegiatan yang dijadwalkan selesai dalam 90 hari kerja tersebut masih menyisakan pekerjaan berupa pemasangan batu andesit di sisi tenggara.
Tugu Pal Putih pada awalnya disebut sebagai Tugu Golong Gilig yang dibangun masa Sri Sultan HB I pada tahun 1755. Disebut golong gilig karena bentuk strukturnya yang gilig dan memiliki puncak bulat atau golong. Bangunan aslinya memiliki tinggi 25 meter dan lebih tinggi dibandingkan kondisi saat ini.
Tugu berubah menjadi Pal Putih karena rusak parah terbelah menjadi dua karena gempa bumi pada 10 Juni 1867. Bangunan yang terlihat saat ini merupakan hasil renovasi yang dilakukan Pemerintah Kolonial Belanda pada 1889.
Namun, untuk menjaga kondisi bangunan bersejarah yang berada di ujung Utara Jalan Pangeran Mangkubumi tersebut masyarakat dilarang menyentuh secara langsung.
Dinas Kebudayaan DIY akan menempatkan petugas pemantau dan pengawas untuk memastikan tidak adanya masyarakat yang menyentuh langsung bangunan tersebut. Saat ini telah dipasang space pelindung berupa taman disekeliling bangunan yang proses revitalisasinya menelan anggaran Rp649 juta tersebut.
Pengawasan akan dilakukan secara berkala melihat situasi dan kondisi. Sementara untuk memberikan ruang bagi masyarakat yang ingin berfoto di Tugu Pal Putih, disediakan trotoar selebar setengah meter mengelilingi bangunan berusia lebih dari 100 tahun tersebut.
"Peresmian tugu akan dibarengkan dengan peresmian revitalisasi jagang Benteng Vredeburg. Kami sudah mengirimkan surat kepada Pak Gubernur untuk meresmikan dua bangunan tersebut. Kalau tidak ada agenda lain, diharapkan beliau dapat memenuhi permintaan ini pada 18 Desember nanti," tandas Kepala Bidang Sejarah Purbakala dan Musium Dinas Kebudayaan Nursatwika, Rabu (12/12/2012).
Berdasarkan pemantauan dan laporan yang diterimanya, proses revitalisasi saat ini sudah mencapai 98 persen. Kegiatan yang dijadwalkan selesai dalam 90 hari kerja tersebut masih menyisakan pekerjaan berupa pemasangan batu andesit di sisi tenggara.
Tugu Pal Putih pada awalnya disebut sebagai Tugu Golong Gilig yang dibangun masa Sri Sultan HB I pada tahun 1755. Disebut golong gilig karena bentuk strukturnya yang gilig dan memiliki puncak bulat atau golong. Bangunan aslinya memiliki tinggi 25 meter dan lebih tinggi dibandingkan kondisi saat ini.
Tugu berubah menjadi Pal Putih karena rusak parah terbelah menjadi dua karena gempa bumi pada 10 Juni 1867. Bangunan yang terlihat saat ini merupakan hasil renovasi yang dilakukan Pemerintah Kolonial Belanda pada 1889.
(ysw)