Pemilih pemula siap depak politikus busuk

Rabu, 31 Oktober 2012 - 05:35 WIB
Pemilih pemula siap depak politikus busuk
Pemilih pemula siap depak politikus busuk
A A A
Sindonews.com - Pemilih pemula dalam perhelatan pesta demokrasi, memiliki kekuatan untuk mendepak politikus busuk dan partai politik korup. Untuk itu, peran pemilih pemula dalam perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 menjadi sangat penting.

Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Brawijaya Muhtar Haboddin mengatakan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan pemilih pemula dalam menentukan pilihannya. Pertama, program dan figur, kedua menjadikan Pemilu 2014 sebagai arena menghukum politikus, dan ketiga gerakan atau kampanye anti politikus busuk.

"Seorang politikus yang mencalonkan diri harus mempunyai program yang bisa menyentuh para pemilih. Sosok figur juga harus mampu mendongkrak suara, dibandingkan uang. Ini terjadi pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta," ujar Muhtar di Gedung Widyaloka, kampus Brawijaya, Malang, Selasa (30/10/2012).

Ditambahkan dia, pemilih pemula dianggap mempunyai kuasa untuk mengangkat dan mendepak politikus dari kursi parlemen dan eksekutif dengan cara mengalihkan pilihan politik ke figur dan partai yang benar-benar memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat banyak.

"Gerakan menggembosi Partai Golkar di Sulawesi Selatan pada Pemilu 2009 dan gerakan menghukum PDIP sebagai partai "wong cilik" pada Pemilu 2004 dan 2009 merupakan bukti bagaimana pemilih menghukum politikus dan partai politik," terangnya.

Yang terakhir, adalah gerakan atau kampanye anti politikus busuk pada Pemilu 2014. Muhtar memandang, hal ini menjadi penting karena gerakan politisi busuk amat relevan dalam sistem pemilu yang berorientasi pada kandidat yang memperoleh suara terbanyak.

Karena itu, Muhtar menyarankan masyarakat mampu membuat daftar para politikus yang mempunyai track record buruk, seperti politikus yang tersangkut masalah korupsi dan pelanggaran HAM. Hal ini ditujukan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam memilih calon pemimpin.

"Jadi bagi politikus yang selama ini tidak bisa mengabdikan diri pada masyarakat, tidak usah dipilih," terangnya.

Muhtar juga berpesan, agar mahasiswa sebagai pemilih muda harus mempunyai pemikiran kritis dan tidak menggadaikan hidup lima tahun ke depan kepada pemimpin yang tidak mempunyai komitmen untuk mengayomi masyarakat.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6590 seconds (0.1#10.140)