Diserang muntaber, dua warga Mentawai tewas
Rabu, 03 Oktober 2012 - 16:35 WIB

Diserang muntaber, dua warga Mentawai tewas
A
A
A
Sindonews.com - Dua warga Desa Muntei, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat berusia 8 tahun dan anak usia 12 tahun, tewas akibat muntaber sejak 20 September lalu.
Menurut Kepala Puskesmas Muara Siberut Tony Ruslim, warga Muntei yang terkena muntaber itu berjumlah 28 orang. Semuanya telah mendapatkan pertolongan baik melalui Poliklinik Desa (Polindes) maupun dari pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas).
“Semua tenaga kesehatan sudah disiapkan masing-masing Polindes, obat-obatan pun sudah disuplai,” ucap Tony, Rabu (3/10/2012).
Lebih lanjut ia mengatakan, umumnya warga yang terjangkit muntaber karena mengkonsumsi air yang kurang bersih.
“Dari kebiasaan masyarakat, air yang dikonsumsi diambil di sungai, kemungkinan bakteri itu berasal dari sana,” jelasnya.
Sedangkan proses kematian warga akibat muntaber yang menyerang anak-anak dan orang dewasa, berlangsung cepat.
“Karena tak segera mendapat pertolongan, penderita langsung meninggal, khususnya anak-anak,” ungkapnya.
Untuk saat ini, ia mengaku, pihaknya mampu mengatasi pengobatan penderita muntaber itu. Kemudian, guna mencegah kembali jatuhnya korban jiwa, pihaknya telah menetapkan empat titik penyelamatan darurat.
Titik itu, untuk mempermudah koordinasi jika ada warga yang terkena penyakit pada malam hari.
“Dengan adanya titik itu, proses penyelamatan penderita akan lebih gampang dilakukan karena koordinasinya lebih cepat,” tandasnya.
Menurut Kepala Puskesmas Muara Siberut Tony Ruslim, warga Muntei yang terkena muntaber itu berjumlah 28 orang. Semuanya telah mendapatkan pertolongan baik melalui Poliklinik Desa (Polindes) maupun dari pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas).
“Semua tenaga kesehatan sudah disiapkan masing-masing Polindes, obat-obatan pun sudah disuplai,” ucap Tony, Rabu (3/10/2012).
Lebih lanjut ia mengatakan, umumnya warga yang terjangkit muntaber karena mengkonsumsi air yang kurang bersih.
“Dari kebiasaan masyarakat, air yang dikonsumsi diambil di sungai, kemungkinan bakteri itu berasal dari sana,” jelasnya.
Sedangkan proses kematian warga akibat muntaber yang menyerang anak-anak dan orang dewasa, berlangsung cepat.
“Karena tak segera mendapat pertolongan, penderita langsung meninggal, khususnya anak-anak,” ungkapnya.
Untuk saat ini, ia mengaku, pihaknya mampu mengatasi pengobatan penderita muntaber itu. Kemudian, guna mencegah kembali jatuhnya korban jiwa, pihaknya telah menetapkan empat titik penyelamatan darurat.
Titik itu, untuk mempermudah koordinasi jika ada warga yang terkena penyakit pada malam hari.
“Dengan adanya titik itu, proses penyelamatan penderita akan lebih gampang dilakukan karena koordinasinya lebih cepat,” tandasnya.
(maf)