Demi sekolah, pelajar nekat bergelantungan di Angdes
Selasa, 02 Oktober 2012 - 02:13 WIB

Demi sekolah, pelajar nekat bergelantungan di Angdes
A
A
A
Sindonews.com - Aksi para pelajar yang bergelantungan di atas mobil angkutan desa (angdes) masih marak terjadi. Suasana ini, dapat ditemui di sejumlah wilayah Kabupaten Muaraenim, khususnya saat jam pulang sekolah.
Pantauan di lapangan menunjukan, puluhan pelajar dari Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Lawang Kidul dan SMP Negeri 3 Kecamatan Tanjung Agung tampak memenuhi sebuah mobil angdes.
Tanpa rasa takut dan tidak memperdulikan keselamatan, para pelajar dari kedua sekolah tersebut, bergelantungan dan menaiki bagian atap angdes yang mereka tumpangi.
Kondisi ini, terjadi setiap hari, khususnya di jam-jam pulang sekolah. Tak hanya di Kecamatan Lawang Kidul ataupun Tanjung Agung, namun pemandangan serupa juga terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Muaraenim, seperti Kecamatan Kota Muaraenim, Ujanmas, dan lain-lain.
Pelajar MTs Negeri Lawang Kidul, Rizal mengatakan, dirinya dan teman-temannya yang lain sudah terbiasa bergelantungan ataupun naik di atap sebuah Angdes saat pulang sekolah.
Sebab, jika tidak begitu maka dirinya akan telat tiba di rumah. Mengingat, jumlah Angdes yang beroperasi lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah penumpang yang ada.
"Biasanya tiap pulang sekolah, saya selalu begini sama teman-teman. Sudah biasa. Soalnya mobilnya (Angdes) sedikit, kalau tidak mau gantungan susah," ujar Rizal di Tanjung Enim, Senin 1 Oktober 2012.
Menurut Rizal, dirinya tidak merasa takut saat harus bergelantungan di bagian luar Angdes ataupun di bagian atapnya. Bahkan, hal tersebut di nilainya cukup menyenangkan, terlebih saat bersama teman-temannya.
"Udah biasa ya, jadi gak takut. Seru juga sih, apalagi sama teman-teman," ucap dia.
Sementara itu, warga disekitar SMP Negeri 3 Tanjung Agung Imron (47) menuturkan, terkait hal ini dirinya menilai pihak sekolah cenderung membiarkan aksi bergelantungan dan menaiki atap Angdes yang dilakukan oleh para pelajar. Sebab, Angdes-Angdes yang mengangkut pulang para pelajar tersebut, masuk ke sekitar lingkungan sekolah.
"Jadi, tidak mungkin kalau pihak sekolah tidak melihat dan mengetahui aksi bergelantungan dan menaiki atap mobil itu," papar dia
Untuk itu, lanjut dia, sudah selayaknya bila pihak sekolah memberikan tindakan tegas kepada para siswanya yang masih bergelantungan ataupun menaiki atap Angdes. Tujuannya, agar tidak terjadi kecelakaan merugikan para pelajar ataupun orang lain.
“Ketegasan pihak sekolah sangat diperlukan seperti, memberi hukuman dan pemanggilan orang tua siswa yang bersangkutan. Sehingga aksi berbahaya dengan bergelantungan tidak kembali diulangi para pelajar," ucap dia
Sebelumnya, Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Lawang Kidul Darman Anang menuturkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak sekolah dan kepolisian untuk mengatasi masalah pelajar yang sering bergelantungan di atas mobil Angdes saat pulang sekolah.
Darman mengimbau, kepada para pelajar agar tidak lagi bergelantungan di atas mobil. Selain dapat membahayakan keselamatan mereka juga dapat mengganggu arus lalu lintas. Dan yang terpenting para sopir Angdes agar tidak mengizinkan para pelajar bergelantungan dan menaiki atap mobil mereka.
“Kita sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah, terkait adanya aksi bergelantungan yang sering dilakukan oleh para pelajar. Kita meminta pihak sekolah agar selalu memberika pengarahan kepada siswa agar tidak lagi melakukan aksi tersebut,” tukas Darman
Pantauan di lapangan menunjukan, puluhan pelajar dari Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Lawang Kidul dan SMP Negeri 3 Kecamatan Tanjung Agung tampak memenuhi sebuah mobil angdes.
Tanpa rasa takut dan tidak memperdulikan keselamatan, para pelajar dari kedua sekolah tersebut, bergelantungan dan menaiki bagian atap angdes yang mereka tumpangi.
Kondisi ini, terjadi setiap hari, khususnya di jam-jam pulang sekolah. Tak hanya di Kecamatan Lawang Kidul ataupun Tanjung Agung, namun pemandangan serupa juga terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Muaraenim, seperti Kecamatan Kota Muaraenim, Ujanmas, dan lain-lain.
Pelajar MTs Negeri Lawang Kidul, Rizal mengatakan, dirinya dan teman-temannya yang lain sudah terbiasa bergelantungan ataupun naik di atap sebuah Angdes saat pulang sekolah.
Sebab, jika tidak begitu maka dirinya akan telat tiba di rumah. Mengingat, jumlah Angdes yang beroperasi lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah penumpang yang ada.
"Biasanya tiap pulang sekolah, saya selalu begini sama teman-teman. Sudah biasa. Soalnya mobilnya (Angdes) sedikit, kalau tidak mau gantungan susah," ujar Rizal di Tanjung Enim, Senin 1 Oktober 2012.
Menurut Rizal, dirinya tidak merasa takut saat harus bergelantungan di bagian luar Angdes ataupun di bagian atapnya. Bahkan, hal tersebut di nilainya cukup menyenangkan, terlebih saat bersama teman-temannya.
"Udah biasa ya, jadi gak takut. Seru juga sih, apalagi sama teman-teman," ucap dia.
Sementara itu, warga disekitar SMP Negeri 3 Tanjung Agung Imron (47) menuturkan, terkait hal ini dirinya menilai pihak sekolah cenderung membiarkan aksi bergelantungan dan menaiki atap Angdes yang dilakukan oleh para pelajar. Sebab, Angdes-Angdes yang mengangkut pulang para pelajar tersebut, masuk ke sekitar lingkungan sekolah.
"Jadi, tidak mungkin kalau pihak sekolah tidak melihat dan mengetahui aksi bergelantungan dan menaiki atap mobil itu," papar dia
Untuk itu, lanjut dia, sudah selayaknya bila pihak sekolah memberikan tindakan tegas kepada para siswanya yang masih bergelantungan ataupun menaiki atap Angdes. Tujuannya, agar tidak terjadi kecelakaan merugikan para pelajar ataupun orang lain.
“Ketegasan pihak sekolah sangat diperlukan seperti, memberi hukuman dan pemanggilan orang tua siswa yang bersangkutan. Sehingga aksi berbahaya dengan bergelantungan tidak kembali diulangi para pelajar," ucap dia
Sebelumnya, Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Lawang Kidul Darman Anang menuturkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak sekolah dan kepolisian untuk mengatasi masalah pelajar yang sering bergelantungan di atas mobil Angdes saat pulang sekolah.
Darman mengimbau, kepada para pelajar agar tidak lagi bergelantungan di atas mobil. Selain dapat membahayakan keselamatan mereka juga dapat mengganggu arus lalu lintas. Dan yang terpenting para sopir Angdes agar tidak mengizinkan para pelajar bergelantungan dan menaiki atap mobil mereka.
“Kita sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah, terkait adanya aksi bergelantungan yang sering dilakukan oleh para pelajar. Kita meminta pihak sekolah agar selalu memberika pengarahan kepada siswa agar tidak lagi melakukan aksi tersebut,” tukas Darman
(ysw)