Tangkap pembunuh siswa SMAN 6 Jakarta

Tangkap pembunuh siswa SMAN 6 Jakarta
A
A
A
Sindonews.com - Keluarga korban tewas tawuran antara pelajar SMAN 6 dan SMAN 70, Alawy Yusianto Putra (15), meminta aparat kepolisian bertindak cepat dan menjatuhkan sanksi berat kepada pelaku pembunuhan.
"Saya minta polisi segera menangkap pelaku yang sudah membuat anak saya meninggal dan memproses hukum sesuai ketentuan," ujar Ayah korban, Tauri Yusianto kepada wartawan, di rumah duka, Tangerang, Selasa (25/9/2012).
Dia menambahkan, anak keduanya itu bukan tipikal orang yang suka mengumbar amarah dan ikut tawuran. Dia anak yang baik dan rajin belajar. Nilai pelajarannya pun cukup bagus.
Ditanya pesan terakhir korban? Tauri mengaku tidak ada. Namun ada kejadian yang cukup aneh dan tidak biasa dilakukan anaknya, dia memandangi anaknya dengan agak lama.
"Kemarin dia hanya sempat terdiam saat hendak berangkat sekolah, dia menatap saya lama sekali. Saat saya tanya, dia hanya mengatakan ingin menatap saya lebih lama," terangnya tak kuasa menahan tangis.
Dia mengaku, sudah mengikhlaskan kepergian anaknya. Hanya saja, dia berharap polisi dapat profesional dan mengusut kasus ini hingga tuntas, sehingga tidak terulang dikemudian hari.
"Saya siap memaafkan apabila keluarga pelaku meminta maaf. Tapi saya tetap meminta agar proses hukum dijalankan, saya tidak mau proses hukum berhenti," tegasnya.
"Saya minta polisi segera menangkap pelaku yang sudah membuat anak saya meninggal dan memproses hukum sesuai ketentuan," ujar Ayah korban, Tauri Yusianto kepada wartawan, di rumah duka, Tangerang, Selasa (25/9/2012).
Dia menambahkan, anak keduanya itu bukan tipikal orang yang suka mengumbar amarah dan ikut tawuran. Dia anak yang baik dan rajin belajar. Nilai pelajarannya pun cukup bagus.
Ditanya pesan terakhir korban? Tauri mengaku tidak ada. Namun ada kejadian yang cukup aneh dan tidak biasa dilakukan anaknya, dia memandangi anaknya dengan agak lama.
"Kemarin dia hanya sempat terdiam saat hendak berangkat sekolah, dia menatap saya lama sekali. Saat saya tanya, dia hanya mengatakan ingin menatap saya lebih lama," terangnya tak kuasa menahan tangis.
Dia mengaku, sudah mengikhlaskan kepergian anaknya. Hanya saja, dia berharap polisi dapat profesional dan mengusut kasus ini hingga tuntas, sehingga tidak terulang dikemudian hari.
"Saya siap memaafkan apabila keluarga pelaku meminta maaf. Tapi saya tetap meminta agar proses hukum dijalankan, saya tidak mau proses hukum berhenti," tegasnya.
(san)