127.778 hektare sawah di Pulau Jawa kering

Jum'at, 07 September 2012 - 13:03 WIB
127.778 hektare sawah di Pulau Jawa kering
127.778 hektare sawah di Pulau Jawa kering
A A A
Sindonews.com - Kemarau yang terjadi tahun ini telah menyebabkan 127.778 hektare lahan sawah di Pulau Jawa kekeringan. Kekeringan terjadi di antaranya di Jawa Barat (Jabar), Banten, Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim) dan sebagainya.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pada musim kemarau tahun ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mencatat ini merupakan kemarau normal.

"Akan tetapi, lahan persawahan warga di Pulau Jawa mengalami puso dan kekeringan," ujar Sutopo dalam siaran persnya, Jumat (7/9/2012).

Kemarau lanjut Sutopo juga menyusutkan cadangan air waduk. Berdasarkan pemantauan Kementerian PU terhadap 71 waduk yang tersebar di Indonesia, hingga akhir Agustus 2012 terdapat 19 waduk normal, 42 waspada, dan 10 waduk kering. Kondisi muka air waduk dikatakan normal jika elevasi aktual lebih besar dari normal. Kondisi waspada jika volume aktual kurang dari normal tetapi lebih besar daripada siaga kekeringan.

"Sedangkan kering jika elevasi aktual lebih rendah daripada elevasi siaga kekeringan," papar Sutopo.

Tiga waduk besar di Jabar yang sudah dalam kondisinya waspada yaitu Waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur. Terdapat selisih 187,66 juta meter kubik dari normalnya. Hal yang sama juga terjadi di Jateng, seperti waduk Wonogiri, Cacaban, Rawapening, Gembong, Sudirman. Di Jateng terdapat sembilan waduk normal, 20 waspada, dan delapan waduk kering. Waduk Sermo di DIY juga waspada.

Demikian pula Waduk Lahor, Sutami dan Bening mengalami waspada. Total di Jatim terdapat tujuh waduk normal, 13 waduk waspada, satu waduk kering. 10 waduk yang kering adalah Krisak, Plumbon, kedungguling, Nawangan, Ngancar, Delingan, Gebyar, Botok, Prijelan, Gerogak. Sedangkan di Bali dari lima waduk normal yang ada empat waspada dan satu waduk kering.

"Kondisi demikian menyebabkan pasokan air berkurang. Banyak faktor yang menyebabkan kekeringan terjadi setiap tahun. Faktor lain yakni kerusakan Daerah Air Serapan (DAS), pencemaran air, minimnya kawasan hutan, sedimentasi waduk, dan lainnya. BMKG memprediksikan kemarau hingga Oktober.
(azh)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9638 seconds (0.1#10.140)