Sistem sanitary landfill belum bisa diterapkan

Selasa, 03 Juli 2012 - 00:02 WIB
Sistem sanitary landfill belum bisa diterapkan
Sistem sanitary landfill belum bisa diterapkan
A A A
Sindonews.com - Sistem Sanitary Landfill dalam pengelolaan sampah belum bisa diterapkan di Garut. Pasalnya, hingga kini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut masih terbentur keterbatasan peralatan berat dan armada pengangkut sampah.

Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Bidang Kebersihan Dinas Perumahan Tata Ruang dan Cipta Karya (Pertacip) Kabupaten Garut Pahrevi Firdaus menyebutkan, peralatan berat yang tidak dimiliki Garut namun sangat diperlukan untuk memenuhi pengolahan dengan sistem mengubur berton-ton sampah ini adalah eksavator, buldozer dengan kapasitas besar, dan alat berat untuk memadatkan tanah.

“Kita hanya memiliki loader dan buldozer dengan kapasitas kecil saja di TPA Pasir Bajing. Alat-alat berat yang lain, kita tidak punya. Padahal, alat yang tidak kita miliki itu sangat penting untuk mengolah sampah dengan sistem sanitary landfill ,” kata Pahrevi menjelaskan kepada wartawan, Senin (2/7/2012).

Hal ini, kata Pahrevi menyebabkan penerapan UU No 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah masih sangat sulit diterapkan di Kabupaten Garut. Pengelolaan sampah pun semakin terasa berat oleh minimnya jumlah armada pengangkut sampah.

Hingga kini, jumlah armada pengangkut sampah milik Bidang Kebersihan Pertacip Kabupaten Garut sebanyak 23 unit. Itu pun sebagian besarnya, yakni sekitar 65 persen dalam kondisi usang.

“Mobil truknya sudah pada tua. Sering menjalani servis,” ucapnya.

Idealnya, satu unit mobil pengangkut sampah hanya melayani satu rute dengan dengan empat kali proses pengangkutan bolak-balik. Namun, kekurangan armada ini setidaknya membuat satu unit mobil pengangkut mesti melayani tiga rute pengangkutan sampah sekaligus.

“Tidak heran, proses pengangkutan sering terlambat dan sampah banyak tertumpuk di sejumlah TPS. Di satu sisi mobil kurang, di sisi lain wilayah cakupan kerja mobil pengangkut itu sangat luas,” urainya.

Kepala Bidang Kebersihan Dinas Pertacip Kabupaten Garut Satriabudi mengungkapkan, pengelolaan sampah di Garut pun diwarnai pula oleh berkurangnya tenaga kebersihan di lapangan. Di tahun ini saja misalnya, Budi menyebutkan petugas kebersihan lapangan berkurang sebanyak 15 orang.

“Banyak yang berhenti. Rata-rata masuk ke masa pensiun. Pengerjaan di lapangan sekarang ini sudah sangat repot. Soalnya, volume sampah di Kabupaten Garut per hari mencapai 70 ton,” katanya.

Menurut Budi, volume sampah ini dapat bertambah lebih banyak setiap menjelang akhir pekan, yaitu di hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Peningkatan volume sampah pada beberapa hari menjelang akhir pekan itu terjadi sekitar 20 persen dari hari biasa.
(azh)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3560 seconds (0.1#10.140)