Penduduk miskin Jabar turun 171 ribu orang

Senin, 02 Juli 2012 - 17:10 WIB
Penduduk miskin Jabar turun 171 ribu orang
Penduduk miskin Jabar turun 171 ribu orang
A A A
Sindonews.com - Jumlah penduduk miskin Jawa Barat (Jabar) pada Maret 2012 turun sekitar 171.100 orang dari 4,64 juta orang di Maret 2011 menjadi 4,48 juta orang di Maret 2012. Jabar berkontribusi seperlima terhadap penurunan penduduk miskin nasional sebanyak satu juta orang.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat mencatat penurunan jumlah penduduk miskin selama periode Maret 2011-Maret 2012 sebesar 171.100 orang. Jumlah penduduk miskin di Jabar mencapai 4.477.530 orang. Sebanyak 2.576.100 orang berada di perkotaan dan 1.901.430 orang di pedesaan.

“Jumlah penduduk miskin turun dari 10,65 persen menjadi 10,09 persen dari total penduduk Jabar saat ini,” jelas Kepala BPS Jabar Gema Purwana di Jalan PHH Mustopa, Kota Bandung, Senin (2/7/2012).

Persentase penduduk miskin kota di Jabar 8,84 persen dari total penduduk perkotaan. Jumlah tersebut cukup menggembirakan, lantaran pada Maret 2011 lalu, jumlah penduduk miskin di kota meningkat 304.160 orang atau naik 49,23 persen dari 2010.

Menurut Gema, penghitungan jumlah penduduk miskin tergantung garis kemiskinan (GK) di Jabar. Di mana, penduduk yang dikatagorikan penduduk miskin adalah mereka yang memiliki pengeluaran rata-rata di bawah garik kemiskinan. Pada periode Maret 2012, nilai garis kemiskinan di Jabar sebesar Rp231.438. Meningkat 5,15 persen dibandingkan garis kemiskinan periode Maret 2011 sebesar Rp220.098.

“Peningkatan garis kemiskinan dipengaruhi pergerakan harga-harga di tingkat konsumen (inflasi),” jelas dia.

Komoditi makanan menyumbang peningkatan penduduk miskin, dibandingkan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan). Pengaruhnya mencapai 70,21 persen di perkotaan dan 75,89 persen di daerah pedesaan.

Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Jabar Dyah Anugrah Kuswardani menjelaskan, peningkatan garis kemiskinan perlu mendapat perhatian serius dari semua kalangan. Tingginya garis kemiskinan akan menentukan indeks kedalamanan kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan. Penurunan kedua indeks tersebut, mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati garis kemiskinan.

“Penurunan kemampuan belanja masyarakat di bawah garis kemiskinan akibat kenaikan harga kebutuhan pokok akan menyebabkan kenaikan jumlah penduduk miskin,” jelas dia.

Menurut dia, jumlah masyarakat yang hampir miskin jumlahnya cukup banyak. Meliputi pekerja informal. Mereka yang dikatagorikan masyarakat hampir miskin yaitu masyarakat yang mengeluarkan uangnya pada kisaran Rp277.725.

“Masyarakat golongan ini yang mesti mendapat perhatian serius. Sedikit kenaikan pada beberapa komoditas pokok seperti pangan, akan menjadikan mereka masuk katagori penduduk miskin,” imbuh dia.
(azh)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5888 seconds (0.1#10.140)