Melahirkan di pesawat, bayi TKI diberi nama Lion

Kamis, 21 Juni 2012 - 09:12 WIB
Melahirkan di pesawat,...
Melahirkan di pesawat, bayi TKI diberi nama Lion
A A A
Sindonews.com - Raut wajah letih masih tergurat di wajah Suryani, dan suaminya Asri Daeng Sakka, Rabu sore 20 Juni. Namun, ekspresi bahagia tetap terpancar di wajah pasangan ini di rumahnya di Desa Tanete Harapan, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba.

Suryani dan Asri wajar bahagia. Pasangan ini baru saja dikarunia anak keenam yang lahir Senin 18 Juni. Kebahagiaan itu bertambah lantaran anak laki-lakinya tersebut dilahirkan di tempat yang tidak biasa. Suryani melahirkan bayinya di pesawat Lion Air yang terbang dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara Sultan Hasanuddin,Makassar.

Untuk menandai sekaligus mengenang peristiwa unik tersebut, pasangan ini kemudian memberi nama anak yang lahir dengan bobot tiga kilogram dan panjang 44 cm itu dengan Lion. Nama ini merujuk pada nama perusahaan maskapai tempat bayinya tersebut lahir.

“Orang-orang memanggilnya dengan nama Lion. Karena dia laki-laki,kami sepakat saja memberi nama Lion,” ujar Asri yang bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia ini.
Asri mengaku bahagia anaknya lahir dengan sehat dan selamat meskipun persalinan di pesawat hanya dibantu pramugari dan seorang dokter yang ikut jadi penumpang di pesawat tersebut.
“Beruntung,di pesawat ada dokter yang memberi pertolongan. Dia menggunakan tali rafia mengikat ari-arinya. Kami tidak menyangka ini bisa terjadi di pesawat. Kami bersyukur karena bisa selamat dengan sehat,” tuturnya.

Suryani mengaku lolos naik pesawat dan tidak melewati pemeriksaan. Dia mengaku bersama tiga anaknya datang dari Serawak, Malaysia. Sebelum ke Makassar,dia terbang melalui Pontianak ke Jakarta sebelum melanjutkan perjalanan ke Makassar.

“Saya kaget juga melihat Suryani tidak pernah diperiksa. Padahal penumpang lain harus diperiksa lebih awal sebelum naik,” ujar Asri.

Dia menuturkan, sebelum berangkat dari Pontionak ke Jakarta,pihaknya sudah melakukan pemeriksaan ke dokter soal kondisi kehamilan istrinya. Hanya saja, hasil pemeriksaan dokter menyatakan dia baru akan melahirkan bulan depan.

Sehingga, istrinya itu merasa aman dalam perjalanan menuju pulang ke kampungnya di Bulukumba.

“Awalnya, saya khawatir tidak bisa pulang, karena dia kan dalam kondisi hamil. Apalagi, jika harus menggunakan pesawat. Setahu saya, itu dilarang karena ada aturan yang harus dipenuhi,” ungkapnya.

Penjelasan Asri ini berbeda dengan pernyataan Direktur Umum Lion Air Edward Sirait. Saat dikonfirmasi Selasa 19 Juni, dia mengaku sebelum terbang, Suryani telah dimintai surat keterangan dokter dan dinyatakan aman untuk terbang. Di pesawat, Suryani duduk di kursi deretan nomor 9.

Namun, saat merasakan sakit perut, dia langsung dipindahkan di belakang pintu pesawat bagian depan. Anaknya tersebut akhirnya lahir setelah dibantu oleh kru pesawat. Sejauh ini dia mengaku belum mendapat kabar dari pihak Lion Air terkait kemungkinan akan mendapat fasilitas atau hadiah karena anaknya tersebut lahir di pesawat. Mengacu pada beberapa kasus yang sama yang terjadi di luar negeri, anak yang lahir di pesawat mendapat fasilitas, antara lain terbang gratis seumur hidup dari maskapai bersangkutan.

Sesaat setelah turun dari pesawat, Suryani menjalani perawatan selama 17 jam di Rumah Sakit Bersalin (RSB) Syamsinar Jalan Ir Sutami Nomor 18 Makassar. Saat diperiksa petugas RSB, kondisi ibu dan bayinya itu dinyatakan sehat. Fitriana,salah seorang bidan jaga di RSB Syamsinar mengatakan,bayi Suryani dalam keadaan normal seperti bayi sehat pada umumnya. Tindakan medis yang dilakukan pada bayi dan Suryani,hanyalah pemotongan tali pusar. Termasuk hecting (jahitan) untuk si ibu.

“Tidak ada tindakan medis lain yang bersifat darurat,” tuturnya.

Setelah dinyatakan sehat dan kuat,Suryani diperbolehkan pulang ke Bulukumba,Selasa (19/6) pukul 17.00 Wita.

“Ada keluarganya dari Bulukumba yang menjemput mereka,” ucapnya.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0636 seconds (0.1#10.140)