Geruduk DPRD Humbahas, kaum ibu ancam bugil
A
A
A
Sindonews.com - Ribuan masyarakat Humbahas yang tergabung dalam masyarakat adat Pollung menggelar aksi di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Humbahas, Sumatera Utara (Sumut). Pengerahan massa ini dilakukan masyarakat adat guna mendesak DPRD agar segera merekomendasikan perubahan trayek batas PT Toba Pulb Lestari (TPL).
Diiringi lagu O Tano Batak, ribuan warga tersebut memasuki kawasan Gedung DPRD Humbahas di komplek perkantoran Tano Tubu, Dolok Sanggul, Selasa (19/6/2012). Beberapa dari kaum ibu yang membawa serta anak mereka yang masih balita. Tindakan tersebut dilakukan oleh masyarakat adat sebagai simbol masih adanya regenerasi dari mereka yang akan melanjutkan pengelolaan terhadap lahan yang dinyatakan sebagai warisan leluhur mereka.
Massa menuding anggota DPRD Humbahas sangat tidak berpihak kepada rakyat yang menuntut hak atas tanah adat dikembalikan. Pada aksi kali ini, masyarakat adat yang umumnya petani kemenyan tersebut mengharapkan agar DPRD merekomendasikan perubahan peta trayek batas. Selanjutnya warga berharap agar Pemkab Humbahas melanjutkan rekomendasi tersebut kepada Kementerian Kehutanan.
Para kaum ibu juga mengancam akan melakukan aksi telanjang di Gedung DPRD Humbahas apabila pihak DPRD tidak merekomendasikan peta trayek batas baru tersebut.
"Biar mereka tahu kami tidak akan berhenti berjuang," terang orang aksi Oppu Putra Boru Lumban Gaol (56).
Kehadiran ribuan warga masyarakat adat ini mendapat pengawalan ketat dari pihak Kepolisian Resort (Polres) Humbahas dibantu oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Sampai berita ini dikirimkan, para pendemo masih bertahan di halaman gedung DPRD Humbahas.(azh)
Diiringi lagu O Tano Batak, ribuan warga tersebut memasuki kawasan Gedung DPRD Humbahas di komplek perkantoran Tano Tubu, Dolok Sanggul, Selasa (19/6/2012). Beberapa dari kaum ibu yang membawa serta anak mereka yang masih balita. Tindakan tersebut dilakukan oleh masyarakat adat sebagai simbol masih adanya regenerasi dari mereka yang akan melanjutkan pengelolaan terhadap lahan yang dinyatakan sebagai warisan leluhur mereka.
Massa menuding anggota DPRD Humbahas sangat tidak berpihak kepada rakyat yang menuntut hak atas tanah adat dikembalikan. Pada aksi kali ini, masyarakat adat yang umumnya petani kemenyan tersebut mengharapkan agar DPRD merekomendasikan perubahan peta trayek batas. Selanjutnya warga berharap agar Pemkab Humbahas melanjutkan rekomendasi tersebut kepada Kementerian Kehutanan.
Para kaum ibu juga mengancam akan melakukan aksi telanjang di Gedung DPRD Humbahas apabila pihak DPRD tidak merekomendasikan peta trayek batas baru tersebut.
"Biar mereka tahu kami tidak akan berhenti berjuang," terang orang aksi Oppu Putra Boru Lumban Gaol (56).
Kehadiran ribuan warga masyarakat adat ini mendapat pengawalan ketat dari pihak Kepolisian Resort (Polres) Humbahas dibantu oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Sampai berita ini dikirimkan, para pendemo masih bertahan di halaman gedung DPRD Humbahas.(azh)
()