7 kecamatan terancam kekeringan

Selasa, 19 Juni 2012 - 08:25 WIB
7 kecamatan terancam kekeringan
7 kecamatan terancam kekeringan
A A A
Sindonews.com - Memasuki musim kemarau, tujuh kecamatan di Kabupaten Cirebon terancam kekeringan. Terutama untuk areal sawah seluas 10.000 hektare diperkirakan akan kesulitan mendapatkan air.

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan (Distanbunnakhut) Kabupaten Cirebon Ali Efendi mengatakan tujuh kecamatan itu adalah Kapetakan, Suranenggala, Gegesik, Panguragan, Gunung Jati, Losari, dan Pabedilan.

“Daerah-daerah itu termasuk rawan kekeringan jika musim kemarau datang. Di daerah ini diperkirakan 10.000 hektare tanaman padi akan mengalami kekeringan jika tidak ada air sama sekali,” kata Ali menjelaskan kepada wartawan, Senin 18 Juni 2012.

Dia menyebutkan, Juli dan Agustus merupakan waktu rawan bagi petani di daerah ini untuk mendapatkan air.

Namun, kata dia, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan terkait tanaman padi yang mengalami kekeringan. Dia mengungkapkan, diharapkan kasus kekeringan tidak terjadi di daerah tersebut. Sebab, beberapa hari lalu hujan masih terjadi di daerah Kabupaten Cirebon.

“Kami sendiri sudah terjunkan petugas lapangan untuk antisipasi jika ada kekeringan. Kami minta petani mengamankan tanaman yang sudah ditanam, sementara kami juga koordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air untuk melakukan pompanisasi jika ada sawah yang kekeringan,” ungkap dia. Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cirebon, Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka memprediksi saat ini sudah memasuki musim kemarau.

Kepala BMKG wilayah Cirebon Efendi menyebutkan, hujan yang turun beberapa waktu lalu disebabkan adanya tekanan rendah di bawah Pulau Sumatera. Tekanan rendah itu telah berpengaruh terhadap cuaca,seperti angin, mendung, dan hujan.

“Telah terjadi tekanan rendah di bawah Pulau Sumatera sehingga berpengaruh terhadap cuaca seperti angin, mendung, dan hujan pada masa yang seharusnya saat ini sudah masuk kemarau. Namun, diprediksi saat ini kondisi angin sudah normal setelah tekanan rendah mulai menghilang,” papar dia.

Setelah tekanan rendah hilang di kawasan itulah, lanjut dia,maka kondisi kembali normal. Kondisi itu setidaknya ditandai dengan berkurangnya intensitas hujan dan memungkinkan kemarau berlangsung normal. Menghadapi kondisi itulah, pihaknya meminta masyarakat, khususnya kalangan petani untuk dapat memperkirakan kecukupan persediaan air yang digunakan. Diprediksi, hujan akan jarang bahkan tidak ada, kecuali terjadi lagi gangguan cuaca seperti adanya daerah tekanan rendah.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6405 seconds (0.1#10.140)