Pembayaran aset korban lumpur diundur 16 Juni

Pembayaran aset korban lumpur diundur 16 Juni
A
A
A
Sindonews.com - Setelah mengecek rekening bank dan belum ada transfer dana masuk, korban lumpur akhirnya mendapat jawaban dari PT Minarak Lapindo Jaya (MLJ). Pembayaran jual beli aset mereka akan dilakukan paling lambat 16 Juni.
Kepastian ini setelah perwakilan korban lumpur mendatangi Kantor MLJ di Jalan Raya Juanda dan ditemui bagian keuangan MLJ Totok Kusdiantoro. Kepada perwakilan warga, Totok mengaku akan mulai mentransfer pembayaran paling lambat 16 Juni.
Yudho Wintoko, salah satu perwakilan warga mengatakan MLJ menjanjikan pembayaran 16 Juni. Alasannya, saat ini Direktur Utama MLJ Andi Darussalam Tabusala sedang berada di Singapura untuk berobat.
Yudho mengaku, setelah mendapat penjelasan seperti itu korban lumpur masih bersabar dan menunggu. Apalagi, alasannya saat ini Andi Darussalam sedang berobat di Singapura. Namun, jika sampai batas yang dijanjikan tidak kunjung ada pembayaran, warga akan kembali menduduki tanggul.
"Kita tunggu saja tanggal 16 Juni, kalau tidak ada pembayaran korban lumpur akan menggelar aksi lagi," ujar Yudho menjelaskan, Senin (11/6/2012).
Sebenarnya korban lumpur sudah tidak sabar dengan janji-janji MLJ, bahkan mereka sudah mengajak segera menduduki tanggul lumpur. Namun, oleh perwakilan korban lumpur masih diredam karena setelah bertemu dengan MLJ dijanjikan pembayarannya 16 Juni. Korban lumpur berharap MLJ tidak mengingkari janjinya, sebab selama ini warga sudah seringkali dijanjikan tapi selalu diingkari.
"Kita sudah siap menduduki tanggul lumpur jika tidak ada pembayaran," tandas Bambang, salah satu korban lumpur.
Sebenarnya korban lumpur sejak Jumat pekan lalu sudah mengecek rekening bank mereka. Sebab, sesuai janjinya MLJ akan mulai meneransfer pembayaran 10 Juni. Sedangkan 10 Juni jatuh pada hari Minggu. Sehingga warga mengira dana mereka akan ditransfer Jumat, sebab Sabtu dan Minggu bank tutup dan tidak mungkin ada transaksi.
Demikian pula Senin, korban lumpur kembali mengecek rekening bank mereka dengan harapan sudah ada dana masuk. "Sudah kita cek tidak ada dana masuk sama sekali," ujar salah satu korban lumpur.
Sunarto, perwakilan korban lumpur asal Renokenongo mengatakan warga sebenarnya berharap agar Senin ada dana masuk ternyata memang tidak ada. Warga berencana akan menduduki tanggul jika sesuai janji MLJ ternyata tidak ada pembayaran.
Rata-rata warga yang mengecek rekening banknya adalah mereka yang tagihannya dibawah Rp 40 juta. Sebab, sesuai rencana untuk korban lumpur yang tagihannya dibawah Rp 40 juta akan langsung dilunasi. Namun, betapa kecewanya mereka setelah tahu jika tidak ada dana masuk.
"Kasihan warga bolak-balik ke ATM tapi belum ada dana masuk. Mereka sudah menunggu enam tahun untuk mendapatkan haknya," tambah Sunarto.
Sementara itu, Bupati Sidoarjo Saiful Ilah berharap agar MLJ segera membayar jual beli aset korban lumpur. Sebab, dia selalu ditelepon korban lumpur ditanyakan kapan MLJ membayar.
"Saya berharap agar MLJ secepat mungkin membayar aset korban lumpur. Sebab, mereka mengancam akan menduduki tanggul lumpur lagi," ujarnya.
Sekedar diketahui, sejauh ini sebanyak 13.2032 berkas warga yang menjadi tanggung jawab Lapindo sudah dibayar 20 persen mencapai 94 persen dan yang sudah mendapat pembayaran 80 persen sebanyak 75 persen. Dari 13.237 berkas, sudah 99,38 persen yang menerima pembayaran uang muka 20 persen. Sedangkan pembayaran 80 persen sisanya, sudah dilakukan terhadap 8.979 berkas.
Lapindo sebenarnya sanggup menyelesaian pelunasan pembayaran akhir Desember 2012, dari total pembayaran Rp3,9 triliun dan yang terbayar Rp2,8 triliun masih kurang Rp1,1 triliun. Pemerintah kemudian mendesak agar Lapindo menyelesaikan pembayaran paling lambat Juni 2012.
Namun, untuk membayar Juni Lapindo masih mempunyai dana sebesar Rp400 juta yang janjinya akan dibayarkan mulai 10 Juni lalu. Sedangkan sisanya sebesar Rp500 juta akan dibayar dan tuntas akhir Desember 2012. Kenyataannya, sampai saat ini belum ada dana masuk ke rekening bank milik korban lumpur dan kini MLJ mengulur waktu lagi dengan menjanjikan 16 Juni.(azh)
Kepastian ini setelah perwakilan korban lumpur mendatangi Kantor MLJ di Jalan Raya Juanda dan ditemui bagian keuangan MLJ Totok Kusdiantoro. Kepada perwakilan warga, Totok mengaku akan mulai mentransfer pembayaran paling lambat 16 Juni.
Yudho Wintoko, salah satu perwakilan warga mengatakan MLJ menjanjikan pembayaran 16 Juni. Alasannya, saat ini Direktur Utama MLJ Andi Darussalam Tabusala sedang berada di Singapura untuk berobat.
Yudho mengaku, setelah mendapat penjelasan seperti itu korban lumpur masih bersabar dan menunggu. Apalagi, alasannya saat ini Andi Darussalam sedang berobat di Singapura. Namun, jika sampai batas yang dijanjikan tidak kunjung ada pembayaran, warga akan kembali menduduki tanggul.
"Kita tunggu saja tanggal 16 Juni, kalau tidak ada pembayaran korban lumpur akan menggelar aksi lagi," ujar Yudho menjelaskan, Senin (11/6/2012).
Sebenarnya korban lumpur sudah tidak sabar dengan janji-janji MLJ, bahkan mereka sudah mengajak segera menduduki tanggul lumpur. Namun, oleh perwakilan korban lumpur masih diredam karena setelah bertemu dengan MLJ dijanjikan pembayarannya 16 Juni. Korban lumpur berharap MLJ tidak mengingkari janjinya, sebab selama ini warga sudah seringkali dijanjikan tapi selalu diingkari.
"Kita sudah siap menduduki tanggul lumpur jika tidak ada pembayaran," tandas Bambang, salah satu korban lumpur.
Sebenarnya korban lumpur sejak Jumat pekan lalu sudah mengecek rekening bank mereka. Sebab, sesuai janjinya MLJ akan mulai meneransfer pembayaran 10 Juni. Sedangkan 10 Juni jatuh pada hari Minggu. Sehingga warga mengira dana mereka akan ditransfer Jumat, sebab Sabtu dan Minggu bank tutup dan tidak mungkin ada transaksi.
Demikian pula Senin, korban lumpur kembali mengecek rekening bank mereka dengan harapan sudah ada dana masuk. "Sudah kita cek tidak ada dana masuk sama sekali," ujar salah satu korban lumpur.
Sunarto, perwakilan korban lumpur asal Renokenongo mengatakan warga sebenarnya berharap agar Senin ada dana masuk ternyata memang tidak ada. Warga berencana akan menduduki tanggul jika sesuai janji MLJ ternyata tidak ada pembayaran.
Rata-rata warga yang mengecek rekening banknya adalah mereka yang tagihannya dibawah Rp 40 juta. Sebab, sesuai rencana untuk korban lumpur yang tagihannya dibawah Rp 40 juta akan langsung dilunasi. Namun, betapa kecewanya mereka setelah tahu jika tidak ada dana masuk.
"Kasihan warga bolak-balik ke ATM tapi belum ada dana masuk. Mereka sudah menunggu enam tahun untuk mendapatkan haknya," tambah Sunarto.
Sementara itu, Bupati Sidoarjo Saiful Ilah berharap agar MLJ segera membayar jual beli aset korban lumpur. Sebab, dia selalu ditelepon korban lumpur ditanyakan kapan MLJ membayar.
"Saya berharap agar MLJ secepat mungkin membayar aset korban lumpur. Sebab, mereka mengancam akan menduduki tanggul lumpur lagi," ujarnya.
Sekedar diketahui, sejauh ini sebanyak 13.2032 berkas warga yang menjadi tanggung jawab Lapindo sudah dibayar 20 persen mencapai 94 persen dan yang sudah mendapat pembayaran 80 persen sebanyak 75 persen. Dari 13.237 berkas, sudah 99,38 persen yang menerima pembayaran uang muka 20 persen. Sedangkan pembayaran 80 persen sisanya, sudah dilakukan terhadap 8.979 berkas.
Lapindo sebenarnya sanggup menyelesaian pelunasan pembayaran akhir Desember 2012, dari total pembayaran Rp3,9 triliun dan yang terbayar Rp2,8 triliun masih kurang Rp1,1 triliun. Pemerintah kemudian mendesak agar Lapindo menyelesaikan pembayaran paling lambat Juni 2012.
Namun, untuk membayar Juni Lapindo masih mempunyai dana sebesar Rp400 juta yang janjinya akan dibayarkan mulai 10 Juni lalu. Sedangkan sisanya sebesar Rp500 juta akan dibayar dan tuntas akhir Desember 2012. Kenyataannya, sampai saat ini belum ada dana masuk ke rekening bank milik korban lumpur dan kini MLJ mengulur waktu lagi dengan menjanjikan 16 Juni.(azh)
()