Temuan fosil gajah diteliti di Australia
A
A
A
Sindonews.com - Penemuan tulang hewan di Desa Leang Burung Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) oleh warga diyakini merupakan fosil gajah purba.
Walaupun Kepala Kantor Kecamatan Bantimurung Faizal mengatakan tidak mengetahaui tentang penemuan fosil, tapi Balai Arkeologi Makassar telah membenarkan penemuan fosil itu. Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut.
"Saya tidak tahu kalau ada ditemukan fosil gajah. Bahkan tidak ada juga laporan dari warga sekitar terkait penemuan fosil itu. Tapi kalau memang ada, saya akan mencari tahu ke warga di sana," ungkap Faizal menjelaskan pada wartawan, Rabu (23/5/2012).
Jenis Fosil yang ditemukan di Desa Leang Burung Kecamatan Bantimurung yang ditemukan setahun lalu saat ini masih diteliti di Australia.
Kepala Balai Arkeologi Makassar Muh Husni menuturkan, penelitian untuk memastikan fosil itu jenis apa, tidaklah mudah. Karena hal itu bisa mematahkan teori yang ada. Karenanya para peneliti dari luar negeri masih terus mengkaji.
"Kami belum bisa berspekulasi terkait penemuan fosil itu. Yang jelas barangnya sekarang ada di Australia untuk diteliti para peneliti dari luar negeri. Kalau pun sudah ada hasil analisis dari laboratorium, tapi balai arkeologi makassar tidak bisa mengeluarkan pernyataan terkait hal itu," paparnya.
Husni menjelaskan, temuan jenis fosil ini bisa berupa fosil dari binatang Anoa, babi dan gajah. Pasalnya dua jenis binatang itu merupakan binatang dari asal Sulsel. Tapi sekali lagi dia menekankan, tanpa putusan ahlinya, dia masih enggan memberikan argumen.
"Itu masuk jenis fosil apa, sepenuhnya bukan putusan kami balai Arkeologi. Karena kami hanya bagian dari tim peneliti. Tapi bukan peneliti. Kalau dari bentuknya memang sama dengan hewan lainnya. Tapi ada struktur dalam tulang itu yang membedakan. Tim sendiri masih terus mencari bagian lainnya, seperti gigi. Kalau itu sudah ada, sedikit banyak bisa membuka tabir fosil itu," ungkapnya.
Sementara itu salah satu tim peneliti dari Balai arkeologi Budianto Hakim menuturkan, selama ini penelitian purbakala hanya terfokus di Cabenge kabupaten Soppeng. Di Soppeng itu, kondisi purbakala jauh lebih tua.
Karenanya tujuan dilakukannya penelitian di Maros-Pangkep untuk memastikan bahwa Zaman mezolitikum di kawasan Maros-Pangkep pernah ada, tidak hanya terfokus pada daerah Jawa. Kalau memang fosil itu merupakan tulang gajah berarti sangat menarik. Karena selama ini penelitian terbesar hanya di Soppeng.
"Masih terus diteliti. Mereka ilmuan dunia. kembali lagi saya tegaskan, kami tidak berhak berspekulasi. Karena itu bisa menggugurkan teori," ujarnya.
Dia mengatakan, setelah melihat kondisi fosil yang ditemukan, maka diperkirakan usia fosil itu masih muda, berkisar 1,2 juta tahun. Ditemukan di kedalaman galian enam meter. "Kalau melihat temuan fosil itu, kira-kira usianya 1,2 juta tahun.
Penelitian ini kata Budi, akan dilanjutkan. Direncanakan penelitannya akan dilakukan pada bulan oktober mendatang. Hal itu untuk memastikan kalau di Sulsel itu ada hunian lebih tua.
"Selama ini, kuldesak hanya ada di Jawa. Tapi dari hasil penelitian, erectus ternyata ada juga ditemukan di timur. Kita punya dugaan, kalau Sulsel juga ada. Prediksi kami, gua itu adalah rumah mereka. Makanya kami melakukan penelitian dengan mencari hunian yang lebih tua," ungkapnya.(azh)
Walaupun Kepala Kantor Kecamatan Bantimurung Faizal mengatakan tidak mengetahaui tentang penemuan fosil, tapi Balai Arkeologi Makassar telah membenarkan penemuan fosil itu. Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut.
"Saya tidak tahu kalau ada ditemukan fosil gajah. Bahkan tidak ada juga laporan dari warga sekitar terkait penemuan fosil itu. Tapi kalau memang ada, saya akan mencari tahu ke warga di sana," ungkap Faizal menjelaskan pada wartawan, Rabu (23/5/2012).
Jenis Fosil yang ditemukan di Desa Leang Burung Kecamatan Bantimurung yang ditemukan setahun lalu saat ini masih diteliti di Australia.
Kepala Balai Arkeologi Makassar Muh Husni menuturkan, penelitian untuk memastikan fosil itu jenis apa, tidaklah mudah. Karena hal itu bisa mematahkan teori yang ada. Karenanya para peneliti dari luar negeri masih terus mengkaji.
"Kami belum bisa berspekulasi terkait penemuan fosil itu. Yang jelas barangnya sekarang ada di Australia untuk diteliti para peneliti dari luar negeri. Kalau pun sudah ada hasil analisis dari laboratorium, tapi balai arkeologi makassar tidak bisa mengeluarkan pernyataan terkait hal itu," paparnya.
Husni menjelaskan, temuan jenis fosil ini bisa berupa fosil dari binatang Anoa, babi dan gajah. Pasalnya dua jenis binatang itu merupakan binatang dari asal Sulsel. Tapi sekali lagi dia menekankan, tanpa putusan ahlinya, dia masih enggan memberikan argumen.
"Itu masuk jenis fosil apa, sepenuhnya bukan putusan kami balai Arkeologi. Karena kami hanya bagian dari tim peneliti. Tapi bukan peneliti. Kalau dari bentuknya memang sama dengan hewan lainnya. Tapi ada struktur dalam tulang itu yang membedakan. Tim sendiri masih terus mencari bagian lainnya, seperti gigi. Kalau itu sudah ada, sedikit banyak bisa membuka tabir fosil itu," ungkapnya.
Sementara itu salah satu tim peneliti dari Balai arkeologi Budianto Hakim menuturkan, selama ini penelitian purbakala hanya terfokus di Cabenge kabupaten Soppeng. Di Soppeng itu, kondisi purbakala jauh lebih tua.
Karenanya tujuan dilakukannya penelitian di Maros-Pangkep untuk memastikan bahwa Zaman mezolitikum di kawasan Maros-Pangkep pernah ada, tidak hanya terfokus pada daerah Jawa. Kalau memang fosil itu merupakan tulang gajah berarti sangat menarik. Karena selama ini penelitian terbesar hanya di Soppeng.
"Masih terus diteliti. Mereka ilmuan dunia. kembali lagi saya tegaskan, kami tidak berhak berspekulasi. Karena itu bisa menggugurkan teori," ujarnya.
Dia mengatakan, setelah melihat kondisi fosil yang ditemukan, maka diperkirakan usia fosil itu masih muda, berkisar 1,2 juta tahun. Ditemukan di kedalaman galian enam meter. "Kalau melihat temuan fosil itu, kira-kira usianya 1,2 juta tahun.
Penelitian ini kata Budi, akan dilanjutkan. Direncanakan penelitannya akan dilakukan pada bulan oktober mendatang. Hal itu untuk memastikan kalau di Sulsel itu ada hunian lebih tua.
"Selama ini, kuldesak hanya ada di Jawa. Tapi dari hasil penelitian, erectus ternyata ada juga ditemukan di timur. Kita punya dugaan, kalau Sulsel juga ada. Prediksi kami, gua itu adalah rumah mereka. Makanya kami melakukan penelitian dengan mencari hunian yang lebih tua," ungkapnya.(azh)
()