Puting beliung terjang ponpes
A
A
A
Sindonews.com - Bangunan Pondok Pesantren At-Tin di Kampung Beor RW 11, Desa Babakan Peuteuy, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung ambruk diterjang angin puting beliung.
Bencana yang terjadi pada Senin (14/5) ini juga mengakibatkan 1 rumah warga rusak berat, 10 rumah rusak sedang, dan 107 rumah rusak ringan. Namun, tidak ada korban jiwa maupun yang terpaksa mengungsi.
”Setelah anginnya berlalu dan turun hujan, kami pun segera memperbaiki atap genting rumah masing-masing.Sebab, kami tidak mau kehujanan dan ingin tidur di rumah,” kata Singkin (50), salah seorang warga korban puting beliung, Selasa 15 Mei.
Warga segera memperbaikinya sehingga tidak perlu mengungsi ke tempat lain untuk bermalam.
”Rata-rata kerusakan rumah warga karena gentingnya ditiup angin. Jadi, kami saling berbagi saja kalau ada sisa genting sambil tetap menggunakan genting rumah yang masih utuh,” ujarnya.
Menurut warga, kerusakan parah dialami Pondok Pesantren At-Tin yang atap asbes pondokan santrinya beterbangan, bahkan dinding pondokan santriwati setinggi 2,5 meter yang baru dibangun pun ambruk.
Sedikitnya empat kamar pondokan putra dan satu kamar pondokan putri di ponpes itu rusak berat dan tidak bisa dihuni.
”Ya, untuk sementara santri yang mondok tidur di masjid saja,” ungkap Ustaz Dimyati, 40, pemilik Ponpes At-Tin, kemarin.
Dimyati mengisahkan, saat angin datang dari arah selatan, para santri sedang mengaji di dalam masjid.Dia pun melihat angin memorakporandakan permukiman warga.
Dimyati berharap ada bantuan pemerintah atas musibah yang menimpa pondok pesantren yang dipimpinnya itu. ”Dalam bentuk material pun boleh kalau memang susah bantuannya susah dalam bentuk uang,” ujarnya.(azh)
Bencana yang terjadi pada Senin (14/5) ini juga mengakibatkan 1 rumah warga rusak berat, 10 rumah rusak sedang, dan 107 rumah rusak ringan. Namun, tidak ada korban jiwa maupun yang terpaksa mengungsi.
”Setelah anginnya berlalu dan turun hujan, kami pun segera memperbaiki atap genting rumah masing-masing.Sebab, kami tidak mau kehujanan dan ingin tidur di rumah,” kata Singkin (50), salah seorang warga korban puting beliung, Selasa 15 Mei.
Warga segera memperbaikinya sehingga tidak perlu mengungsi ke tempat lain untuk bermalam.
”Rata-rata kerusakan rumah warga karena gentingnya ditiup angin. Jadi, kami saling berbagi saja kalau ada sisa genting sambil tetap menggunakan genting rumah yang masih utuh,” ujarnya.
Menurut warga, kerusakan parah dialami Pondok Pesantren At-Tin yang atap asbes pondokan santrinya beterbangan, bahkan dinding pondokan santriwati setinggi 2,5 meter yang baru dibangun pun ambruk.
Sedikitnya empat kamar pondokan putra dan satu kamar pondokan putri di ponpes itu rusak berat dan tidak bisa dihuni.
”Ya, untuk sementara santri yang mondok tidur di masjid saja,” ungkap Ustaz Dimyati, 40, pemilik Ponpes At-Tin, kemarin.
Dimyati mengisahkan, saat angin datang dari arah selatan, para santri sedang mengaji di dalam masjid.Dia pun melihat angin memorakporandakan permukiman warga.
Dimyati berharap ada bantuan pemerintah atas musibah yang menimpa pondok pesantren yang dipimpinnya itu. ”Dalam bentuk material pun boleh kalau memang susah bantuannya susah dalam bentuk uang,” ujarnya.(azh)
()