KPID terima banyak laporan, keluhan pemberitaan Sukhoi
A
A
A
Sindonews.com - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jabar banyak menerima keluhan dari masyarakat terkait tayangan televisi yang berkaitan dengan kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor.
Masyarakat menilai, tayangan yang ditampilkan tidak etis. Untuk itu, KPID Jabar saat ini tengah mempelajari tayangan-tayangan tragedi Sukhoi.
"Masyarakat misalnya mengeluhkan jenazah korban. Ini dianggap tidak perlu ditayangkan," kata Komisioner KPID Jabar Bidang Isi Siaran Nursyawal di Kantor KPID Jabar, Jalan Malabar, Senin 14 Mei kemarin.
Dia menyebutkan, keluhan yang diterima KPID Jabar rata-rata tentang evakuasi korban Sukhoi yang cenderung detail. Menurutnya, tayangan kondisi korban yang mengenaskan akan membuat korban makin sedih. Bahakan, kata dia, ada upaya menambah penderitaan dengan cara menanyai korban.
Kata dia, pertanyaan yang diajukan membuat keluarga korban makin sedih. Saat itulah kesedihan korban jadi sasaran tangkapan kamera.Padahal menurut aturan penyiaran, lembaga penyiaran tidak boleh menampilkan gambar atau suara yang akan menambah penderitaan keluarga korban.
"Lembaga penyiaran harus kedepankan empati ketika menayangkan gambar korban kecelakaan Sukhoi, termasuk proses evakuasi," katanya.
Dia menyarakan, seharusnya tayangan dikemas seapik mungkin sehingga tidak ada pihak yang merasa makin sakit atas tayangan tragedi Sukhoi.
.
Meski begitu, KPID belum bisa memberikan pernyataan apakah tayangan yang disiarkan hampir di semua televisi itu melanggar aturan atau tidak. Pihaknya belum bisa menyimpulkan bahwa semua tayangan melanggar aturan penyiaran.
"Kita sudah membahas ini secara intens. Nanti kita beri tahu hasilnya," tandas Nursyawal. (wbs)
Masyarakat menilai, tayangan yang ditampilkan tidak etis. Untuk itu, KPID Jabar saat ini tengah mempelajari tayangan-tayangan tragedi Sukhoi.
"Masyarakat misalnya mengeluhkan jenazah korban. Ini dianggap tidak perlu ditayangkan," kata Komisioner KPID Jabar Bidang Isi Siaran Nursyawal di Kantor KPID Jabar, Jalan Malabar, Senin 14 Mei kemarin.
Dia menyebutkan, keluhan yang diterima KPID Jabar rata-rata tentang evakuasi korban Sukhoi yang cenderung detail. Menurutnya, tayangan kondisi korban yang mengenaskan akan membuat korban makin sedih. Bahakan, kata dia, ada upaya menambah penderitaan dengan cara menanyai korban.
Kata dia, pertanyaan yang diajukan membuat keluarga korban makin sedih. Saat itulah kesedihan korban jadi sasaran tangkapan kamera.Padahal menurut aturan penyiaran, lembaga penyiaran tidak boleh menampilkan gambar atau suara yang akan menambah penderitaan keluarga korban.
"Lembaga penyiaran harus kedepankan empati ketika menayangkan gambar korban kecelakaan Sukhoi, termasuk proses evakuasi," katanya.
Dia menyarakan, seharusnya tayangan dikemas seapik mungkin sehingga tidak ada pihak yang merasa makin sakit atas tayangan tragedi Sukhoi.
.
Meski begitu, KPID belum bisa memberikan pernyataan apakah tayangan yang disiarkan hampir di semua televisi itu melanggar aturan atau tidak. Pihaknya belum bisa menyimpulkan bahwa semua tayangan melanggar aturan penyiaran.
"Kita sudah membahas ini secara intens. Nanti kita beri tahu hasilnya," tandas Nursyawal. (wbs)
()