Pelajar Malang ciptakan mobil berbahan bakar urine
A
A
A
Sindonews.com - Mobil yang dikendalikan remote control itu melaju kencang. Dikendalikan dari tangan sang empunya, Nando Novia Hari Saputra, mobil mungil berwarna kombinasi merah dan perak ini, bergerak lincah berputar-putar di Laboratorium Fisika, SMA Negeri 10 Kota Malang.
Mobil mainan berpenggerak baterai 6 volt ini begitu leluasa melakukan manuver. Saat bermanuver, bagian atas mobil tersebut mengusung lempengan berwarna hitam. Bentuknya tipis, berukuran sekitar 10 x 15 sentimeter (cm). Selain membawa lempengan hitam, yang menempel di atap bagian luar mobi.
Mobil mainan yang kini banyak dimainkan anak-anak ini, ternyata juga membawa sebuah tabung mini. Tabung ini berisi cairan dan elektroda. Cairan itu ternyata bukanlah premium atau pertamax, melainkan urine manusia.
Selain urine, mobil ini dilengkapi panel surya di bagian atas. Energi pengganti baterai disuplai urine dan tenaga panas matahari. Bagi Nando, dan Nurul Inayah, bermain-main urine tidak menjijikkan. Urine yang berbau pesing itu malah mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional.
Itu terjadi setelah kedua pelajar kelas 12 SMA Negeri 10 Kota Malang tersebut, meraih medali emas dalam ajang Young Investors Project Olympiade (IYIPO) ke- 6, di Tbillisi, Georgia. "Mobil prototipe ini murah, dan sangat ramah lingkungan," ujar Nurul.
Inspirasi penciptaan bahan bakar ramah lingkungan dan murah ini ternyata sangat sepele datang dari rusaknya sanitasi di asrama sekolah. "Waktu itu asramanya sedang proses dibangun. Sehingga, sanitasinya belum bagus. Urinenya mencemari lingkungan asrama," tuturnya.
Menurut Nurul, ide awalnya menggunakan referensi mobil panel surya, dan mobil fuel chel. Hal ini dikembangkan melalui uji langsung di laboratorium. "Sekarang kita berada di bawah ancaman pemanasan global, akibat limbah yang tidak terkendali. Selain itu, Indonesia berada di bawah garis khatulistiwa yang kaya akan sinar matahari," katanya.
Setelah melakukan berbagai uji coba selama tiga bulan,kedua pelajar cerdas ini berhasil menciptakan bahan bakar ramah lingkungan yang murah, dan diberi nama Photo Electrosystem. Cara kerja bahan bakar ini sangat sederhana.
Energi matahari ditangkap dengan panel surya,lalu diubah menjadi energi listrik yang tersimpan di dalam litium baterai. Litium ini mampu mengalirkan listrik sebesar 10 watt. "Energi yang tercipta sebesar 75% nya digunakan untuk mengge-rakkan motor listrik. Sisanya sebanyak 25%, digunakan untuk proses elektrolisa urine," terang Nando.
Proses elektrolisa urine ini digunakan untuk mengubah urine menjadi gas hidrogen. Gas tersebut dicampur dengan oksigen sebagai bahan utama fuel cheel.
Menurut dia, percampuran ini menghasilkan uap air dan energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan untuk 1 liter urine mencapai 6 volt, dalam waktu produksi mencapai 1,5 menit. Urine yang sudah diubah menjadi gas hidrogen dan bercampur oksigen, bisa menjadi bahan bakar mobil.
Dalam uji coba yang dilakukan, satu liter urine ini bisa digunakan untuk menempuh jarak sepanjang 17 kilometer (km). Dia berharap, karya yang sudah mendapatkan medali perak di ajang Indonesia Since Project Olympiade (ISPO) tahun 2012, dan medali emas di ajang IYPO tersebut, bisa menjadi sumbangsih bagi bangsa Indonesia.
Temuan ini bisa menjadi sumber energi nasional untuk mendukung mobil nasional, dan menekan angka pencemaran lingkungan dengan biaya murah. Nurul dan Nando mengaku sangat bangga mampu menciptakan karya ini.
Orang tua mereka pun turut bangga. Bahkan sepulang dari Georgia pada minggu lalu,Nurul dijemput orang tuanya untuk di bawa ke rumahnya di Pasuruan. Di sana, digelar selamatan khusus, sebagai tanda syukur atas prestasi anaknya.
Sementara, orang tua Nando dari Madiun juga datang ke Kota Malang. "Yo iku wes rezekimu le. Awakmu sing iso ngangkat derajate keluarga. (Ya ini sudah rezekimu nak. Kamu yang bisa mengangkat derajat keluarga melalui prestasimu)," ujar Nando menirukan ucapan orang tuanya menggunakan Bahasa Jawa. (san)
Mobil mainan berpenggerak baterai 6 volt ini begitu leluasa melakukan manuver. Saat bermanuver, bagian atas mobil tersebut mengusung lempengan berwarna hitam. Bentuknya tipis, berukuran sekitar 10 x 15 sentimeter (cm). Selain membawa lempengan hitam, yang menempel di atap bagian luar mobi.
Mobil mainan yang kini banyak dimainkan anak-anak ini, ternyata juga membawa sebuah tabung mini. Tabung ini berisi cairan dan elektroda. Cairan itu ternyata bukanlah premium atau pertamax, melainkan urine manusia.
Selain urine, mobil ini dilengkapi panel surya di bagian atas. Energi pengganti baterai disuplai urine dan tenaga panas matahari. Bagi Nando, dan Nurul Inayah, bermain-main urine tidak menjijikkan. Urine yang berbau pesing itu malah mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional.
Itu terjadi setelah kedua pelajar kelas 12 SMA Negeri 10 Kota Malang tersebut, meraih medali emas dalam ajang Young Investors Project Olympiade (IYIPO) ke- 6, di Tbillisi, Georgia. "Mobil prototipe ini murah, dan sangat ramah lingkungan," ujar Nurul.
Inspirasi penciptaan bahan bakar ramah lingkungan dan murah ini ternyata sangat sepele datang dari rusaknya sanitasi di asrama sekolah. "Waktu itu asramanya sedang proses dibangun. Sehingga, sanitasinya belum bagus. Urinenya mencemari lingkungan asrama," tuturnya.
Menurut Nurul, ide awalnya menggunakan referensi mobil panel surya, dan mobil fuel chel. Hal ini dikembangkan melalui uji langsung di laboratorium. "Sekarang kita berada di bawah ancaman pemanasan global, akibat limbah yang tidak terkendali. Selain itu, Indonesia berada di bawah garis khatulistiwa yang kaya akan sinar matahari," katanya.
Setelah melakukan berbagai uji coba selama tiga bulan,kedua pelajar cerdas ini berhasil menciptakan bahan bakar ramah lingkungan yang murah, dan diberi nama Photo Electrosystem. Cara kerja bahan bakar ini sangat sederhana.
Energi matahari ditangkap dengan panel surya,lalu diubah menjadi energi listrik yang tersimpan di dalam litium baterai. Litium ini mampu mengalirkan listrik sebesar 10 watt. "Energi yang tercipta sebesar 75% nya digunakan untuk mengge-rakkan motor listrik. Sisanya sebanyak 25%, digunakan untuk proses elektrolisa urine," terang Nando.
Proses elektrolisa urine ini digunakan untuk mengubah urine menjadi gas hidrogen. Gas tersebut dicampur dengan oksigen sebagai bahan utama fuel cheel.
Menurut dia, percampuran ini menghasilkan uap air dan energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan untuk 1 liter urine mencapai 6 volt, dalam waktu produksi mencapai 1,5 menit. Urine yang sudah diubah menjadi gas hidrogen dan bercampur oksigen, bisa menjadi bahan bakar mobil.
Dalam uji coba yang dilakukan, satu liter urine ini bisa digunakan untuk menempuh jarak sepanjang 17 kilometer (km). Dia berharap, karya yang sudah mendapatkan medali perak di ajang Indonesia Since Project Olympiade (ISPO) tahun 2012, dan medali emas di ajang IYPO tersebut, bisa menjadi sumbangsih bagi bangsa Indonesia.
Temuan ini bisa menjadi sumber energi nasional untuk mendukung mobil nasional, dan menekan angka pencemaran lingkungan dengan biaya murah. Nurul dan Nando mengaku sangat bangga mampu menciptakan karya ini.
Orang tua mereka pun turut bangga. Bahkan sepulang dari Georgia pada minggu lalu,Nurul dijemput orang tuanya untuk di bawa ke rumahnya di Pasuruan. Di sana, digelar selamatan khusus, sebagai tanda syukur atas prestasi anaknya.
Sementara, orang tua Nando dari Madiun juga datang ke Kota Malang. "Yo iku wes rezekimu le. Awakmu sing iso ngangkat derajate keluarga. (Ya ini sudah rezekimu nak. Kamu yang bisa mengangkat derajat keluarga melalui prestasimu)," ujar Nando menirukan ucapan orang tuanya menggunakan Bahasa Jawa. (san)
()