Jalan trans Sulawesi di Toraja rusak parah
A
A
A
Sindonews.com - Toraja sebagai daerah pariwisata belum didukung dengan sarana dan prasarana infrastruktur jalan yang memadai. Sejumlah ruas jalan Trans Sulawesi di kabupaten Tana Toraja rusak parah tanpa diperbaiki. Yakni, jalan Trans Sulawesi antara kabupaten Tana Toraja-Toraja Utara dan kabupaten Tana Toraja-kabupaten Mamuju (Sulawesi Barat).
Pantauan SINDO, jalan Trans Sulawesi antara Tana Toraja-Toraja Utara yang mengalami kerusakan paling parah diperbatasan antara kelurahan Sarira kecamatan Makale Utara (Tator)-desa Tadongkon kecamatan Kesu (Torut). Kondisi ruas jalan berlobang serta bergelombang.
Saat hujan turun, jalan seperti kubangan kerbau dan tergenang air. Sementara jalan Trans Sulawesi antara Tana Toraja-Mamasa yang mengalami kerusakan paling di kecamatan Rembon. Selain ruas jalan berlubang dan bergelombang, aspal jalan juga terkelupas di beberapa titik.
Marthen,33, warga kelurahan Sarira menyatakan, rusaknya jalan Trans Sulawesi di perbatasan Tana Toraja-Toraja Utara sudah berlangsung bertahun-tahun. Kondisi jalan yang rusak itu sangat mengganggu pengguna jalan yang melintas. Tidak jarang, diruas jalan yang rusak terjadi kecelakaan lalulintas disebabkan pengguna jalan menginjak jalan berlubang yang digenangi air.
“Rusaknya jalan Trans Sulawesi di perbatasan Tator-Torut disebabkan drainase jalan yang tidak berfungsi. Akibatnya, aspal jalan perlahan-lahan tergerus air hujan yang menggenangi badan jalan,” ujarnya Minggu (6/3/2012).
Menurutnya, belum ada upaya maksimal yang dilakukan pemerintah untuk memperbaiki jalan Trans Sulawesi di perbatasan Tator-Torut itu. Kalau pun ada perbaikan jalan yang rusak dengan cara tambal sulam jalan yang berlobang. Sistem tambal sulam itu tidak efektif bahkan anggaran untuk itu mubazir karena tidak akan bertahan lama.
“Percuma saja badan jalan rusak tambal sulam. Itu tidak akan bertahan lama dan mudah kembali terkelupas terutama jika hujan turun,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Ferdy,42, salah satu warga Rembon yang mengeluhkan jalan Trans Sulawesi antara Tator-Mamasa di kecamatan Rembon yang rusak tidak kunjung diperbaiki. Padahal, jalan itu merupakan akses utama masyarakat di bagian barat Tana Toraja memasarkan hasil buminya ke Makale.
“Kami berharap, ruas jalan Trans Sulawesi di Rembon segera diperbaiki agar tidak mengganggu aktivitas perekonomian masyarakat,” katanya.
Ketua DPRD Tator, Welem Sambolangi mengatakan, perbaikan jalan Trans Sulawesi antara Tator-Torut dan Tator-Mamasa merupakan tanggungjawab pemerintah provinsi Sulsel. Meski begitu, pemkab dan DPRD Tator tidak akan tinggal diam melihat kondisi jalan yang rusak parah ada di daerahnya.
“Kami mendesak pihak Bina Marga Provinsi Sulsel untuk segera melakukan upaya perbaikan terhadap jalan Trans Sulawesi di Tator yang kondisinya sudah rusak parah,” tegasnya. (wbs)
Pantauan SINDO, jalan Trans Sulawesi antara Tana Toraja-Toraja Utara yang mengalami kerusakan paling parah diperbatasan antara kelurahan Sarira kecamatan Makale Utara (Tator)-desa Tadongkon kecamatan Kesu (Torut). Kondisi ruas jalan berlobang serta bergelombang.
Saat hujan turun, jalan seperti kubangan kerbau dan tergenang air. Sementara jalan Trans Sulawesi antara Tana Toraja-Mamasa yang mengalami kerusakan paling di kecamatan Rembon. Selain ruas jalan berlubang dan bergelombang, aspal jalan juga terkelupas di beberapa titik.
Marthen,33, warga kelurahan Sarira menyatakan, rusaknya jalan Trans Sulawesi di perbatasan Tana Toraja-Toraja Utara sudah berlangsung bertahun-tahun. Kondisi jalan yang rusak itu sangat mengganggu pengguna jalan yang melintas. Tidak jarang, diruas jalan yang rusak terjadi kecelakaan lalulintas disebabkan pengguna jalan menginjak jalan berlubang yang digenangi air.
“Rusaknya jalan Trans Sulawesi di perbatasan Tator-Torut disebabkan drainase jalan yang tidak berfungsi. Akibatnya, aspal jalan perlahan-lahan tergerus air hujan yang menggenangi badan jalan,” ujarnya Minggu (6/3/2012).
Menurutnya, belum ada upaya maksimal yang dilakukan pemerintah untuk memperbaiki jalan Trans Sulawesi di perbatasan Tator-Torut itu. Kalau pun ada perbaikan jalan yang rusak dengan cara tambal sulam jalan yang berlobang. Sistem tambal sulam itu tidak efektif bahkan anggaran untuk itu mubazir karena tidak akan bertahan lama.
“Percuma saja badan jalan rusak tambal sulam. Itu tidak akan bertahan lama dan mudah kembali terkelupas terutama jika hujan turun,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Ferdy,42, salah satu warga Rembon yang mengeluhkan jalan Trans Sulawesi antara Tator-Mamasa di kecamatan Rembon yang rusak tidak kunjung diperbaiki. Padahal, jalan itu merupakan akses utama masyarakat di bagian barat Tana Toraja memasarkan hasil buminya ke Makale.
“Kami berharap, ruas jalan Trans Sulawesi di Rembon segera diperbaiki agar tidak mengganggu aktivitas perekonomian masyarakat,” katanya.
Ketua DPRD Tator, Welem Sambolangi mengatakan, perbaikan jalan Trans Sulawesi antara Tator-Torut dan Tator-Mamasa merupakan tanggungjawab pemerintah provinsi Sulsel. Meski begitu, pemkab dan DPRD Tator tidak akan tinggal diam melihat kondisi jalan yang rusak parah ada di daerahnya.
“Kami mendesak pihak Bina Marga Provinsi Sulsel untuk segera melakukan upaya perbaikan terhadap jalan Trans Sulawesi di Tator yang kondisinya sudah rusak parah,” tegasnya. (wbs)
()