Poster dirampas polisi, buruh blokir jalan Solo
A
A
A
Sindonews.com - Aksi demonstrasi buruh di Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng) nyaris bentrok. Polisi terpaksa menyita salah satu poster bergambar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Akibat penyitaan tersebut, buruh yang kesal langsung melakukan aksi blokir jalur utama Solo-Surabaya tepatnya di Jalan Sutarto, tepatnya di perempatan Panggung, 200 meter dari Stasiun Kereta Api Jebres, Solo, Selasa (1/5/2012).
Semula, para buruh ini tidak berniat memblokir akses jalan utama di Kota Solo, Jawa Tengah, yang menghubungkan Solo-Surabaya, dan Solo-Wonogiri tersebut. Tetapi, polisi mengambil paksa salah satu poster peraga aksi yang berupa gambar SBY, berukuran 1,5x1,5 meter, bertuliskan SBY biang keladi buruh, yang diberi tanda silang.
Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) 1992 Jawa Tengah Murjioko mengatakan pihaknya akan bertahan di ruas jalan utama bila alat peraga yang disita polisi tidak segera dikembalikan.
"Kalau polisi tidak mengembalikan gambar itu, kita tetap bertahan di tempat ini," teriak Murjioko disambut teriakan massa lainnya.
Akibat aksi tersebut, arus kendaraan baik yang datang dari arah timur menuju terminal tirtonadi maupun dari arah sebaliknya yang hendak menuju arah timur dan selatan yang melalui jalur ini dialihkan.
Akibatnya, terjadi antrian yang cukup panjang di beberapa ruas jalan, salah satunya di Terminal Bongkar Muat Pedaringan Solo, Jawa Tengah.
Aksi yang diikuti lebih dari 500 buruh yang tergabung dalam SBSI 1992 ini menuntut agar pemerintah, mencabut sistem kerja outsourching, mencabut sistem kerja kontrak, menjadikan 1 Mei sebagai hari libur nasional, mencabut UU No 2 Tahun 2004, tentang peradilan perburuhan dan menolak kenaikan harga bahan bakar minyak.
Setelah hampir satu jam memblokir jalur utama Solo-Surabaya, massa akhirnya bersedia kembali membuka jalur tersebut setelah aparat kepolisian mengembalikan poster berupa gambar SBY.
Atas kesepakatan tersebut, para pendemo bersedia untuk menarik diri dari separuh badan jalan jalur Solo - Surabaya.
Meski telah menarik diri, namun jalur Surabaya-Solo tetap tidak bisa dilewati. Untuk menghindari kemacetan, aparat Kepolisian terpaksa mengalihkan arus lalu lintas, ke jalan Ahmad Yani, menuju terminal Tirtonadi Solo.
Sementara untuk jalur menuju Wonogiri, yang juga terkena imbas penutupan, polisi mengalihkannya ke Jalan Juanda.
Kapolsek Jebres Kompol I Wayan Sudita mengatakan akan mengawal aksi di wilayahnya dengan upaya damai. Mengenai perampasan salah satu peraga, Wayan mengatakan belum tahu siapa yang melakukannya. Namun dia berjanji akan menyelidikinya.
"Demi untuk menghindari terjadinya ketegangan dengan para pendemo. Kami bersedia mengembalikan alat peraga seperti yang mereka minta," jelasnya.
Hingga laporan ini diturunkan, aksi demo yang dilakukan oleh ratusan anggota SBSI 1992 masih berlangsung. Ratusan aparat kepolisian dari berbagai unsur juga masih terlihat mengamankan jalannya aksi.(azh)
Akibat penyitaan tersebut, buruh yang kesal langsung melakukan aksi blokir jalur utama Solo-Surabaya tepatnya di Jalan Sutarto, tepatnya di perempatan Panggung, 200 meter dari Stasiun Kereta Api Jebres, Solo, Selasa (1/5/2012).
Semula, para buruh ini tidak berniat memblokir akses jalan utama di Kota Solo, Jawa Tengah, yang menghubungkan Solo-Surabaya, dan Solo-Wonogiri tersebut. Tetapi, polisi mengambil paksa salah satu poster peraga aksi yang berupa gambar SBY, berukuran 1,5x1,5 meter, bertuliskan SBY biang keladi buruh, yang diberi tanda silang.
Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) 1992 Jawa Tengah Murjioko mengatakan pihaknya akan bertahan di ruas jalan utama bila alat peraga yang disita polisi tidak segera dikembalikan.
"Kalau polisi tidak mengembalikan gambar itu, kita tetap bertahan di tempat ini," teriak Murjioko disambut teriakan massa lainnya.
Akibat aksi tersebut, arus kendaraan baik yang datang dari arah timur menuju terminal tirtonadi maupun dari arah sebaliknya yang hendak menuju arah timur dan selatan yang melalui jalur ini dialihkan.
Akibatnya, terjadi antrian yang cukup panjang di beberapa ruas jalan, salah satunya di Terminal Bongkar Muat Pedaringan Solo, Jawa Tengah.
Aksi yang diikuti lebih dari 500 buruh yang tergabung dalam SBSI 1992 ini menuntut agar pemerintah, mencabut sistem kerja outsourching, mencabut sistem kerja kontrak, menjadikan 1 Mei sebagai hari libur nasional, mencabut UU No 2 Tahun 2004, tentang peradilan perburuhan dan menolak kenaikan harga bahan bakar minyak.
Setelah hampir satu jam memblokir jalur utama Solo-Surabaya, massa akhirnya bersedia kembali membuka jalur tersebut setelah aparat kepolisian mengembalikan poster berupa gambar SBY.
Atas kesepakatan tersebut, para pendemo bersedia untuk menarik diri dari separuh badan jalan jalur Solo - Surabaya.
Meski telah menarik diri, namun jalur Surabaya-Solo tetap tidak bisa dilewati. Untuk menghindari kemacetan, aparat Kepolisian terpaksa mengalihkan arus lalu lintas, ke jalan Ahmad Yani, menuju terminal Tirtonadi Solo.
Sementara untuk jalur menuju Wonogiri, yang juga terkena imbas penutupan, polisi mengalihkannya ke Jalan Juanda.
Kapolsek Jebres Kompol I Wayan Sudita mengatakan akan mengawal aksi di wilayahnya dengan upaya damai. Mengenai perampasan salah satu peraga, Wayan mengatakan belum tahu siapa yang melakukannya. Namun dia berjanji akan menyelidikinya.
"Demi untuk menghindari terjadinya ketegangan dengan para pendemo. Kami bersedia mengembalikan alat peraga seperti yang mereka minta," jelasnya.
Hingga laporan ini diturunkan, aksi demo yang dilakukan oleh ratusan anggota SBSI 1992 masih berlangsung. Ratusan aparat kepolisian dari berbagai unsur juga masih terlihat mengamankan jalannya aksi.(azh)
()