Tiga rumah di Semarang diancam bom
A
A
A
Sindonews.com - Tiga rumah Kelurahan Lamper Kidul, Semarang Selatan, menerima teror akan diledakan dari orang tidak dikenal melalui telepon rumah. Sontak teror di malam minggu tersebut, membuat warga panik. Terlebih kondisi kampung cukup padat penduduk.
Ketiga rumah yang menerima teror, secara berurutan masing-masing rumah milik Ny. Margono (47) di Jalan Mangga 4 nomor 5, Rt4/Rw6. Teror diterima sekitar pukul 19.30 WIB, Sabtu 21 April 2012.
Kemudian rumah Sutaji (69), di Jalan Jambu 414, RT 7 RW 5, ancaman rumah akan diledakan muncul sekitar pukul 20.10 WIB. Dan yang ketiga adalah rumah orang tua Prasetiyo Budi (37) Redaktur Pelaksana Sindo Radio Semarang, Herry Suswanti Djarot Subagyo (60) di Jalan Jambu 823 RT 7 RW 5. Ancaman datang sekitar pukul 20.36 WIB.
Ketiga ancaman tersebut, datang dari seorang laki-laki. Dari suaranya diperkirakan berumur sekitar 30 tahun. Dalam ancamanya laki-laki tersebut mengatakan sudah memasang bom dan akan meledakan rumah.
Tak berapa lama, petugas Polsek Semarang Selatan yang menerima laporan dipimpin Kapolsek Kompol Sigit Bambang H, datang ke lokasi dan langsung melakukan penyisiran hingga pukul 00.00 WIB.
Seluruh rumah yang menerima ancaman bom, dan sekelililing diminta untuk dikosongkan. Penyisiran tidak hanya dilakukan pada ketiga rumah yang mendapatkan ancaman bom namun, rumah-rumah yang ada di sekitarnya juga dilakukan penyisiran.
Namun, setelah dilakukan penyirisan oleh puluhan petugas, tidak mendapatkan hasil apapun. Meski tidak mendapatkan hasil, sejumlah petugas masih ditempatkan, di lokasi untuk berjaga-jaga.
Herry Suswanti mengaku, akibat teror tersebut sempat ketakutan dan langsung menghubungi anaknya. “Rumah sudah dipasangi bom sebentar lagi meledak,” kata Herry Suswanti menirukan suara penelpon.
Usai menelpon, pelaku langsung menutup teleponnya, meski awalnya tidak percaya namun sempat membuat Herry khawatir.
Dia mengaku, tidak pernah memiliki musuh ataupun orang yang mengancam sebelumnya. Bahkan anaknya yang berprofesi sebagai jurnalis tidak pernah memiliki musuh.
Prasetyo sendiri mengaku, baru mengetahui adanya ancaman tersebut setelah mendapatkan telepon dari ibunya.
Usai menerima telepon tersebut, dia langsung menghubungi Prasetyo yang rumahnya bersebelahan yang kemudian dilaporkan ke Mapolsek Semarang Selatan.
“Tadi Polisi sudah menyisir seluruh isi rumah, dan rumah saya juga ikut disisir tetapi tidak menemukan apa-apa,” kata Prasetyo menjelaskan, Minggu (22/4/2012).
Dia berharap kepada kepolisian, untuk tetap melakukan penyelidikan meski teror tersebut tidak terbukti, karena sudah meresahkan warga.
Kapolsek Semarang Selatan Kompol Sigit Bambang H menduga, penelpon hanya orang iseng yang sengaja melakukan teror. Oleh sebab itu, pihaknya akan tetap melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui siapa pelaku teror di malam Minggu tersebut.
“Kami akan tetap melakukan penyelidikan untuk mengetahui siapa dalang dibalik teror tersebut, dan untuk mengetahui motifnya,” katanya di lokasi kejadian.
Dia berharap kepada masyarakat untuk tidak panik dengan adanya teror telepon bom tersebut.”Jika menerima telepon seperti itu (teror) sebaiknya segera melaporkan ke Polisi,” tambahnya.(azh)
Ketiga rumah yang menerima teror, secara berurutan masing-masing rumah milik Ny. Margono (47) di Jalan Mangga 4 nomor 5, Rt4/Rw6. Teror diterima sekitar pukul 19.30 WIB, Sabtu 21 April 2012.
Kemudian rumah Sutaji (69), di Jalan Jambu 414, RT 7 RW 5, ancaman rumah akan diledakan muncul sekitar pukul 20.10 WIB. Dan yang ketiga adalah rumah orang tua Prasetiyo Budi (37) Redaktur Pelaksana Sindo Radio Semarang, Herry Suswanti Djarot Subagyo (60) di Jalan Jambu 823 RT 7 RW 5. Ancaman datang sekitar pukul 20.36 WIB.
Ketiga ancaman tersebut, datang dari seorang laki-laki. Dari suaranya diperkirakan berumur sekitar 30 tahun. Dalam ancamanya laki-laki tersebut mengatakan sudah memasang bom dan akan meledakan rumah.
Tak berapa lama, petugas Polsek Semarang Selatan yang menerima laporan dipimpin Kapolsek Kompol Sigit Bambang H, datang ke lokasi dan langsung melakukan penyisiran hingga pukul 00.00 WIB.
Seluruh rumah yang menerima ancaman bom, dan sekelililing diminta untuk dikosongkan. Penyisiran tidak hanya dilakukan pada ketiga rumah yang mendapatkan ancaman bom namun, rumah-rumah yang ada di sekitarnya juga dilakukan penyisiran.
Namun, setelah dilakukan penyirisan oleh puluhan petugas, tidak mendapatkan hasil apapun. Meski tidak mendapatkan hasil, sejumlah petugas masih ditempatkan, di lokasi untuk berjaga-jaga.
Herry Suswanti mengaku, akibat teror tersebut sempat ketakutan dan langsung menghubungi anaknya. “Rumah sudah dipasangi bom sebentar lagi meledak,” kata Herry Suswanti menirukan suara penelpon.
Usai menelpon, pelaku langsung menutup teleponnya, meski awalnya tidak percaya namun sempat membuat Herry khawatir.
Dia mengaku, tidak pernah memiliki musuh ataupun orang yang mengancam sebelumnya. Bahkan anaknya yang berprofesi sebagai jurnalis tidak pernah memiliki musuh.
Prasetyo sendiri mengaku, baru mengetahui adanya ancaman tersebut setelah mendapatkan telepon dari ibunya.
Usai menerima telepon tersebut, dia langsung menghubungi Prasetyo yang rumahnya bersebelahan yang kemudian dilaporkan ke Mapolsek Semarang Selatan.
“Tadi Polisi sudah menyisir seluruh isi rumah, dan rumah saya juga ikut disisir tetapi tidak menemukan apa-apa,” kata Prasetyo menjelaskan, Minggu (22/4/2012).
Dia berharap kepada kepolisian, untuk tetap melakukan penyelidikan meski teror tersebut tidak terbukti, karena sudah meresahkan warga.
Kapolsek Semarang Selatan Kompol Sigit Bambang H menduga, penelpon hanya orang iseng yang sengaja melakukan teror. Oleh sebab itu, pihaknya akan tetap melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui siapa pelaku teror di malam Minggu tersebut.
“Kami akan tetap melakukan penyelidikan untuk mengetahui siapa dalang dibalik teror tersebut, dan untuk mengetahui motifnya,” katanya di lokasi kejadian.
Dia berharap kepada masyarakat untuk tidak panik dengan adanya teror telepon bom tersebut.”Jika menerima telepon seperti itu (teror) sebaiknya segera melaporkan ke Polisi,” tambahnya.(azh)
()