Kunci jawaban beredar, UN berpotensi diulang
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh akhirnya menurunkan tim ke Jombang. Tim ini menyelidiki kasus beredarnya kunci jawaban ujian nasional (UN) dengan tingkat kebenaran diperkirakan 75 persen di Jombang.
”Tidak hanya Jombang, saya juga menurunkan tim untuk daerah lain (Sumut, Jatim, Jateng, Sultra, Sulsel) yang juga ada dugaan itu. Saya tidak mau gegabah, karena itu perlu tim untuk verifikasi,” kata Mohammad Nuh kepada wartawan telepon, Selasa 17 April 2012.
Menurut mantan Rektor ITS Surabaya itu, jika tim verifikasi menemukan kebenaran kecurangan dan kebocoran UN, maka pihaknya akan menyiapkan UN ulang kepada siswa pada sekolah yang dicurigai.
”Kecurangan atau kebocoran UN itu sekarang mudah dilacak, nanti tim akan melacak dari belakang yakni percetakan mana, sehingga dari kode yang diketahui akan mudah diketahui darimana asal kebocoran itu,” ucapnya.
Data Humas Kemendikbud mencatat pengaduan dari masyarakat atas isu kebocoran soal UN pada hari pertama 16 April mencapai 27 kasus, isu kecurangan mencapai 54 kasus, dan beredarnya kunci jawaban 20 kasus. Selain itu, ada juga laporan soal tertukar sebanyak dua kasus. Total pengaduan 254 kasus. Laporan itu antara lain beredarnya kunci jawaban lewat modus SMS di Jombang dan Jember (Jawa Timur) Temanggung dan Demak (Jawa Tengah), Kendari (Sulawesi Tenggara).
Kemarin, kunci jawaban lewat pesan pendek itu juga diterima oleh siswa SMK Negeri 2 Bojonegoro. Tidak jelas siapa yang mengirim pertama kali kunci jawaban lewat telepon seluler itu, namun kiriman itu lalu menyebar dengan cepat ke siswa.
“Saya juga menerima kunci jawaban yang dikirim lewat pesan pendek itu,” ujar Rio, siswa SMK Negeri 2 Bojonegoro, usai ujian.(azh)
”Tidak hanya Jombang, saya juga menurunkan tim untuk daerah lain (Sumut, Jatim, Jateng, Sultra, Sulsel) yang juga ada dugaan itu. Saya tidak mau gegabah, karena itu perlu tim untuk verifikasi,” kata Mohammad Nuh kepada wartawan telepon, Selasa 17 April 2012.
Menurut mantan Rektor ITS Surabaya itu, jika tim verifikasi menemukan kebenaran kecurangan dan kebocoran UN, maka pihaknya akan menyiapkan UN ulang kepada siswa pada sekolah yang dicurigai.
”Kecurangan atau kebocoran UN itu sekarang mudah dilacak, nanti tim akan melacak dari belakang yakni percetakan mana, sehingga dari kode yang diketahui akan mudah diketahui darimana asal kebocoran itu,” ucapnya.
Data Humas Kemendikbud mencatat pengaduan dari masyarakat atas isu kebocoran soal UN pada hari pertama 16 April mencapai 27 kasus, isu kecurangan mencapai 54 kasus, dan beredarnya kunci jawaban 20 kasus. Selain itu, ada juga laporan soal tertukar sebanyak dua kasus. Total pengaduan 254 kasus. Laporan itu antara lain beredarnya kunci jawaban lewat modus SMS di Jombang dan Jember (Jawa Timur) Temanggung dan Demak (Jawa Tengah), Kendari (Sulawesi Tenggara).
Kemarin, kunci jawaban lewat pesan pendek itu juga diterima oleh siswa SMK Negeri 2 Bojonegoro. Tidak jelas siapa yang mengirim pertama kali kunci jawaban lewat telepon seluler itu, namun kiriman itu lalu menyebar dengan cepat ke siswa.
“Saya juga menerima kunci jawaban yang dikirim lewat pesan pendek itu,” ujar Rio, siswa SMK Negeri 2 Bojonegoro, usai ujian.(azh)
()