Jawaban soal UN tahun ajaran 2012 beredar
A
A
A
SIndonews.com - Ujian Nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK baru dimulai. Namun ditingkat siswa sudah beredar kunci jawaban mata pelajaran (mapel) Bahasa Indonesia yang diujikan.
Peredaran kunci jawaban terjadi dikalangan siswa melalui Short Message Service (SMS) antar siswa. Dalam SMS yang tersebar, ada tiga paket jawaban mapel Bahasa Indonesia yakni paket A, B, dan E. Pada paket tersebut terpampang jawaban sesuai dengan jumlah mapel, misalnya paket A jawabanya (dbced eaebe eadac adebb caada dccbd bcacc ebeab dcbda ccdad). Yang mengherankan, pada akhir SMS ini menyebutkan kalau kunci jawaban Bahasa Indonesia 2012 ini berasal dari SMKN 6 Surabaya. Namun sumber SMS ini masih belum diketahui dengan jelas.
Kabag Ops Polda Jatim Kombes Pol Abdul Ghofur mengakui adanya peredaran isu SMS jawaban Bahasa Indonesia. Namun pihaknya sudah menurunkan tim untuk melacak keberadaan isu tersebut. "Kita sudah turunkan tim untuk melacak isu tersebut. Saya yakin itu tidak benar," katanya.
Ghofur menerangkan, saat ini kepolisian sudah menyebar 23 ribu personel untuk menjaga pelaksanaan UN. Ia juga mengatakan, pihaknya juga sudah menurunkan tim untuk menyelidiki kasus dugaan kebocoran soal UN di Jombang. “Kami akan mengecek kebenaran isu itu. Yang pasti, itu sudah kami kawal sejak awal pendistribusian. Mana mungkin itu terjadi! Saya rasa itu tidak benar,” tuturnya
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur dengan tegas membantah keberadaan SMS kunci jawaban tersebut. Kendati telah ditunjukkan buktinya, Mantan Kepala Disbudpar Jatim ini mayakinkan kalau jawaban soal itu tidak benar alias palsu. "Keberadaan kunci jawaban itu mustahil adanya. Sebab, soal UN tahun ini sangat rahasia," katanya.
Harun menerangkan, soal UN sejak dari percetakan sampai pendistribusian selalu diamankan dan dijaga ketat. Selain itu, soal sangat rahasia, terdiri atas lima paket yang nomor urutannya tidak diketahui. Apalagi tempat duduk siswa juga diacak. Jadi ini sangat tidak mungkin terjadi kebocoran soal. "Saya rasa potensi kebocoran 0,000 persen. Semua sudah sinergi dalam penjaraan UN," beber dia.
Untuk itu, Harun meminta supaya siswa dan orang tua lebih mempercayai diri sendiri. Mereka tidak boleh terpengaruh isu kebocoran soal.
"Jangan percaya dengan SMS kunci jawaban itu. Karena itu hanya bohong belaka dan tidak dijamin benar. Saya himbau dan saya harap seluruh siswa mengerjakan soal-soal UN ini dengan jujur dan percaya diri," tutur Harun.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang didampingi oleh Kadindik Surabaya Ikhsan mengatakan, UN Surabaya berjalan lancar. Pasalnya, hingga saat ini, tak ada kendala yang berarti dalam pelaksanaan UN, termasuk isu bocornya soal dan SMS kunci jawaban. "Jangan percaya ada kebocoran soal. Semua sudah berjalan lebih baik," katanya.
Risma menegaskan, isu kunci jawaban justru membuat kemampaun siswa berkurang, apalagi jika siswa yang bersangkutan percaya. Padahal, kebocoran soal tidak mungkin terjadi. "Sangat tidak mungkin ada kebocoran," tegas dia.
Hal senada juga dipaparkan Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Muchlas Samani. Dia menegaskan telah menghubungi Polres Jombang untuk membentuk tim penelusuran kebocoran soal. Ketua Pengawas dari Perguruan Tinggi (PT) ini mengingatkan, isu kebocoran soal dengan kunci jawaban yang disebar melalui HP siswa itu hanya ulah dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab. “Mereka hanya mencari kesempatan dan peluang saat pelaksanaan UN. Nggak perlu dibesar-besarkan, karena memang itu bohong dan tidak ada,” ujarnya.(wbs)
Peredaran kunci jawaban terjadi dikalangan siswa melalui Short Message Service (SMS) antar siswa. Dalam SMS yang tersebar, ada tiga paket jawaban mapel Bahasa Indonesia yakni paket A, B, dan E. Pada paket tersebut terpampang jawaban sesuai dengan jumlah mapel, misalnya paket A jawabanya (dbced eaebe eadac adebb caada dccbd bcacc ebeab dcbda ccdad). Yang mengherankan, pada akhir SMS ini menyebutkan kalau kunci jawaban Bahasa Indonesia 2012 ini berasal dari SMKN 6 Surabaya. Namun sumber SMS ini masih belum diketahui dengan jelas.
Kabag Ops Polda Jatim Kombes Pol Abdul Ghofur mengakui adanya peredaran isu SMS jawaban Bahasa Indonesia. Namun pihaknya sudah menurunkan tim untuk melacak keberadaan isu tersebut. "Kita sudah turunkan tim untuk melacak isu tersebut. Saya yakin itu tidak benar," katanya.
Ghofur menerangkan, saat ini kepolisian sudah menyebar 23 ribu personel untuk menjaga pelaksanaan UN. Ia juga mengatakan, pihaknya juga sudah menurunkan tim untuk menyelidiki kasus dugaan kebocoran soal UN di Jombang. “Kami akan mengecek kebenaran isu itu. Yang pasti, itu sudah kami kawal sejak awal pendistribusian. Mana mungkin itu terjadi! Saya rasa itu tidak benar,” tuturnya
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur dengan tegas membantah keberadaan SMS kunci jawaban tersebut. Kendati telah ditunjukkan buktinya, Mantan Kepala Disbudpar Jatim ini mayakinkan kalau jawaban soal itu tidak benar alias palsu. "Keberadaan kunci jawaban itu mustahil adanya. Sebab, soal UN tahun ini sangat rahasia," katanya.
Harun menerangkan, soal UN sejak dari percetakan sampai pendistribusian selalu diamankan dan dijaga ketat. Selain itu, soal sangat rahasia, terdiri atas lima paket yang nomor urutannya tidak diketahui. Apalagi tempat duduk siswa juga diacak. Jadi ini sangat tidak mungkin terjadi kebocoran soal. "Saya rasa potensi kebocoran 0,000 persen. Semua sudah sinergi dalam penjaraan UN," beber dia.
Untuk itu, Harun meminta supaya siswa dan orang tua lebih mempercayai diri sendiri. Mereka tidak boleh terpengaruh isu kebocoran soal.
"Jangan percaya dengan SMS kunci jawaban itu. Karena itu hanya bohong belaka dan tidak dijamin benar. Saya himbau dan saya harap seluruh siswa mengerjakan soal-soal UN ini dengan jujur dan percaya diri," tutur Harun.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang didampingi oleh Kadindik Surabaya Ikhsan mengatakan, UN Surabaya berjalan lancar. Pasalnya, hingga saat ini, tak ada kendala yang berarti dalam pelaksanaan UN, termasuk isu bocornya soal dan SMS kunci jawaban. "Jangan percaya ada kebocoran soal. Semua sudah berjalan lebih baik," katanya.
Risma menegaskan, isu kunci jawaban justru membuat kemampaun siswa berkurang, apalagi jika siswa yang bersangkutan percaya. Padahal, kebocoran soal tidak mungkin terjadi. "Sangat tidak mungkin ada kebocoran," tegas dia.
Hal senada juga dipaparkan Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Muchlas Samani. Dia menegaskan telah menghubungi Polres Jombang untuk membentuk tim penelusuran kebocoran soal. Ketua Pengawas dari Perguruan Tinggi (PT) ini mengingatkan, isu kebocoran soal dengan kunci jawaban yang disebar melalui HP siswa itu hanya ulah dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab. “Mereka hanya mencari kesempatan dan peluang saat pelaksanaan UN. Nggak perlu dibesar-besarkan, karena memang itu bohong dan tidak ada,” ujarnya.(wbs)
()