Ribuan umat Katolik ikut prosesi jalan Salib
A
A
A
Sindonews.com - Ribuan umat Katolik di kota Makale mengikuti prosesi jalan salib memperingati wafatnya Yesus Kristus, Jumat(6/4). Prosesi Jalan salib yang merupakan rangkaian misa Jumat Agung diawali dengan ibadah bersama dipimpin oleh Pastor Paroki Makale, Nathaniel Runtun, PR di depan gedung DPRD Tana Toraja.
Pantauan SINDO, jalan salib dimulai sekitar pukul 12.00 wita dengan rute perjalan mulai depan gedung DPRD Tana Toraja kemudian mengelilingi kolam Makale hingga finish di gereja Santa Perawan Maria Hati Tak Bernoda di kota Makale. Dalam prosesi jalan salib, sekelompok umat memikul salib Yesus dan diarak berkeliling kolam Makale.
Sepanjang perjalanan umat berjalan kaki dibawah kain yang berwarna merah dan putih sambil melantunkan lagu-lagu pujian dan berdoa Bapa Kami serta Salam Maria mengenang wafatnya Sang Juru Selamat Manusia.
Pastor John Manta’ yang memandu jalannya prosesi jalan salib mengatakan jalan salib menggambarkan penderitaan Yesus Kristus mulai dari penangkapan hingga penyaliban di gunung Golgota untuk menebus dosa manusia. Kain merah yang mengiringi umat selama prosesi jalan salib dimaknai dengan darah Yesus. Sementara kain putih dimaknai dengan air kesucian. Ketika Yesus disalib, para serdadu menombak lambung-Nya dan mengucurkan darah dan air. Itu yang digambarkan dengan kain merah dan kain putih yang mengiringi umat selama prosesi jalan salib
“Jalan salib untuk mengenang penderitaan dan kematian yang dialami Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia yang percaya kepada-Nya,” ujar Pastor John Manta’.
Kematian Yesus Kristus juga diperingati Umat Kristiani di kabupaten Tana Toraja dengan melaksanakan ibadah Jumat Agung. Seperti di Gereja Toraja jemaat Lamunan I kelurahan Lamunan kecamatan Makale. Ibadah Jumat Agung di gereja itu dipimpin oleh Pdt Marthen, Sth dan diikuti ratusan jemaat gereja dengan khidmat menyanyikan kidung-kidung puji-pujian.
Pdt Marthen dalam khotbahnya mengatakan pengorbanan Yesus Kristus di Kayu Salib harus menjadi teladan dalam kehidupan umat manusia untuk melayani sesamanya. Momentum Jumat Agung ini juga untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya dan senantiasa meminta peertolongan kepada Yesus.
“Dengan keteladanan Yesus Kristus, kita sebagai umat yang percaya, harus menjadi pribadi yang selalu meminta pertolongan kepada-Nya,” ujarnya.
Perayaan Jumat Agung di berbagai gereja di Toraja berlangsung khidman, aman dan lancar. Aparat kepolisian dari Polres Tana Toraja dikerahkan mengamankan jalannya ibadah Jumat Agung di berbagai gereja. (wbs)
Wakapolres Tana Toraja, Kompol Novly F Pitoy kepada SINDO mengatakan, pengamanan yang dilakukan aparat polisi untuk memberikan rasa aman kepada umat kristiani melaksanakan serangkaian kegiatan ibadah Jumat tanpa adanya gangguan. Pengamanan ini akan dilakukan hingga perayaan Paskah pada Minggu(8/4) mendatang.
“Pengamanan peringatan Jumat Agung hingga Paskah dilakukan dengan terbuka dan tertutup baik di geraja maupun di lokasi strategis lainnya. Ini untuk member rasa aman bagi Umat Kristiani melaksanakan ibadah tanpa meraga terganggu dan terancam,” tandasnya. (wbs)
Pantauan SINDO, jalan salib dimulai sekitar pukul 12.00 wita dengan rute perjalan mulai depan gedung DPRD Tana Toraja kemudian mengelilingi kolam Makale hingga finish di gereja Santa Perawan Maria Hati Tak Bernoda di kota Makale. Dalam prosesi jalan salib, sekelompok umat memikul salib Yesus dan diarak berkeliling kolam Makale.
Sepanjang perjalanan umat berjalan kaki dibawah kain yang berwarna merah dan putih sambil melantunkan lagu-lagu pujian dan berdoa Bapa Kami serta Salam Maria mengenang wafatnya Sang Juru Selamat Manusia.
Pastor John Manta’ yang memandu jalannya prosesi jalan salib mengatakan jalan salib menggambarkan penderitaan Yesus Kristus mulai dari penangkapan hingga penyaliban di gunung Golgota untuk menebus dosa manusia. Kain merah yang mengiringi umat selama prosesi jalan salib dimaknai dengan darah Yesus. Sementara kain putih dimaknai dengan air kesucian. Ketika Yesus disalib, para serdadu menombak lambung-Nya dan mengucurkan darah dan air. Itu yang digambarkan dengan kain merah dan kain putih yang mengiringi umat selama prosesi jalan salib
“Jalan salib untuk mengenang penderitaan dan kematian yang dialami Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia yang percaya kepada-Nya,” ujar Pastor John Manta’.
Kematian Yesus Kristus juga diperingati Umat Kristiani di kabupaten Tana Toraja dengan melaksanakan ibadah Jumat Agung. Seperti di Gereja Toraja jemaat Lamunan I kelurahan Lamunan kecamatan Makale. Ibadah Jumat Agung di gereja itu dipimpin oleh Pdt Marthen, Sth dan diikuti ratusan jemaat gereja dengan khidmat menyanyikan kidung-kidung puji-pujian.
Pdt Marthen dalam khotbahnya mengatakan pengorbanan Yesus Kristus di Kayu Salib harus menjadi teladan dalam kehidupan umat manusia untuk melayani sesamanya. Momentum Jumat Agung ini juga untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya dan senantiasa meminta peertolongan kepada Yesus.
“Dengan keteladanan Yesus Kristus, kita sebagai umat yang percaya, harus menjadi pribadi yang selalu meminta pertolongan kepada-Nya,” ujarnya.
Perayaan Jumat Agung di berbagai gereja di Toraja berlangsung khidman, aman dan lancar. Aparat kepolisian dari Polres Tana Toraja dikerahkan mengamankan jalannya ibadah Jumat Agung di berbagai gereja. (wbs)
Wakapolres Tana Toraja, Kompol Novly F Pitoy kepada SINDO mengatakan, pengamanan yang dilakukan aparat polisi untuk memberikan rasa aman kepada umat kristiani melaksanakan serangkaian kegiatan ibadah Jumat tanpa adanya gangguan. Pengamanan ini akan dilakukan hingga perayaan Paskah pada Minggu(8/4) mendatang.
“Pengamanan peringatan Jumat Agung hingga Paskah dilakukan dengan terbuka dan tertutup baik di geraja maupun di lokasi strategis lainnya. Ini untuk member rasa aman bagi Umat Kristiani melaksanakan ibadah tanpa meraga terganggu dan terancam,” tandasnya. (wbs)
()