Penambangan pasir besi ditolak
A
A
A
Sindonews.com – Petani pesisir selatan Kulonprogo yang tergabung dalam Paguyuban Petani Lahan Pantai (PPLP) tetap konsisten menolak rencana penambangan pasir besi.
“Hingga hari ini sampai kapan pun kami akan tetap menolak,” kata Koordinator lapangan PPLP Garongan, Widodo, di sela-sela peringatan enam tahun PPLP di Garongan, Minggu 1 April 2012.
Peringatan dihadiri ribuan petani pesisir selatan Kulonprogo. Beberapa petani pesisir Bantul, LBH Yogyakarta dan sejumlah mahasiswa yang mendukung perjuangan petani. PPLP juga mengaku mendapatkan dukungan dari sejumlah petani di Pati, Jepara, Jember, Purworejo hingga Garut.
Berbeda dengan penolakan yang dilakukan selama ini, PPLP akan lebih banyak fokus mengurus lahan pertanian. Mereka tidak akan mendatangi dan menggelar aksi penolakan di kantor pemerintah dan JMI selaku pelaksanakan penambangan.“ Kita akan terus bertani sebagai bentuk konkret dari penolakan ini,“ ujar Widodo.
Menurutnya, pertanian sudah menjadi bagian dari hidup warga pesisir selatan Kulonprogo. Karena itulah eksistensi perjuangan ini dengan memaksimalkan mengolah lahan pertanian. Dengan hasil yang lebih baik,mereka percaya perjuangan akan banyak mendapat dukungan.
“Kita sudah capek bicara dengan pemerintah karena tidak perna didengar. Mending bertani agar hasilnya lebih bagus,” tandasnya.
Pendamping PPLP Ulin Nuha, mengatakan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan lembaga Bantuan Hukum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (LBHPBNU) di Jakarta.
Salah satunya mengajukan gugatan kepada Mahkamah Agung terkait Perda 2/2010 DIY tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).
“Gugatan sudah kita ajukan, tinggal menunggu jadwal sidang,”ucapnya. Wakil LBH Yogyakarta, Samsudin Nurseha menyatakan, LBH siap untuk terus mendampingi perjuangan petani.
Untuk itulah petani harus tetap solid dan tidak mudah terprovokasi. Peringatan ulang tahun ini diisi dengan tablig akbar tokoh muslim setempat. Acara ini sendiri di bawah penjagaan aparat kepolisian Kulonprogo.(azh)
“Hingga hari ini sampai kapan pun kami akan tetap menolak,” kata Koordinator lapangan PPLP Garongan, Widodo, di sela-sela peringatan enam tahun PPLP di Garongan, Minggu 1 April 2012.
Peringatan dihadiri ribuan petani pesisir selatan Kulonprogo. Beberapa petani pesisir Bantul, LBH Yogyakarta dan sejumlah mahasiswa yang mendukung perjuangan petani. PPLP juga mengaku mendapatkan dukungan dari sejumlah petani di Pati, Jepara, Jember, Purworejo hingga Garut.
Berbeda dengan penolakan yang dilakukan selama ini, PPLP akan lebih banyak fokus mengurus lahan pertanian. Mereka tidak akan mendatangi dan menggelar aksi penolakan di kantor pemerintah dan JMI selaku pelaksanakan penambangan.“ Kita akan terus bertani sebagai bentuk konkret dari penolakan ini,“ ujar Widodo.
Menurutnya, pertanian sudah menjadi bagian dari hidup warga pesisir selatan Kulonprogo. Karena itulah eksistensi perjuangan ini dengan memaksimalkan mengolah lahan pertanian. Dengan hasil yang lebih baik,mereka percaya perjuangan akan banyak mendapat dukungan.
“Kita sudah capek bicara dengan pemerintah karena tidak perna didengar. Mending bertani agar hasilnya lebih bagus,” tandasnya.
Pendamping PPLP Ulin Nuha, mengatakan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan lembaga Bantuan Hukum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (LBHPBNU) di Jakarta.
Salah satunya mengajukan gugatan kepada Mahkamah Agung terkait Perda 2/2010 DIY tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).
“Gugatan sudah kita ajukan, tinggal menunggu jadwal sidang,”ucapnya. Wakil LBH Yogyakarta, Samsudin Nurseha menyatakan, LBH siap untuk terus mendampingi perjuangan petani.
Untuk itulah petani harus tetap solid dan tidak mudah terprovokasi. Peringatan ulang tahun ini diisi dengan tablig akbar tokoh muslim setempat. Acara ini sendiri di bawah penjagaan aparat kepolisian Kulonprogo.(azh)
()