Soal BBM, pemerintah pasti bingung
A
A
A
Sindonews.com - Dalam situasi saat ini, Pemerinta Indonesia dinilai memang dalam kondisi bingung dalam menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Akhmaloka menilai pemerintah kebingungan dalam menghadapi masalah bahab bakar minyak. Jika tidak dinaikan, ekonomi Indonesia akan terpuruk dan kolaps. Sedangkan menaikan harga BBM memancing reaksi masyarakat.
"Opsi sulit bagi pemerintah menaikan atau tidak BBM. Bingung. Kalau tidak dinaikan takut ekonomi Indonesia kolaps. Di sisi lain kalau menaikan ya banyak efeknya," kata Akhmaloka ditemui di sela Diskusi Panel I Transpormasi Budaya Membangun Manusia Indonesia Berdasarkan Ilmu Pengetahuan, di Aula Barat ITB, Jalan Ganesha, Bandung, Sabtu (31/3/2012).
Kata dia, kenaikan harga BBM seharusnya direncanakan secara matang dan cermat. Seharusnya, pemerintah sebaiknya membenahi infrastruktur terutama untuk transportasi massal.
"Nah saya lihat kenapa infrastruktur tidak dibenahi dulu sebelum dinaikan. Seperti infrasturktur angkutan umum, dan lain-lain. Sehingga tidak membuat shock," ungkapnya.
Lanjut rektor kelahiran Cirebon ini, tetapi berdasarkan kajian akademik kenaikan harga BBM memang sulit dihindari. Hanya saja, yang dihadapi pemerintah adalah bagaimana proses menaikannya.
"Tapi semua itu adalah pelajaran untuk membuat kita sadar agar tidak ketergantungan (terhadap BBM)," terangnya..
.
Menurutnya, sekaranglah saatnya untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM. Terlebih cadangan minyak dunia, khususnya di Indonesia sudah menipis. Tugas pemerintah selanjutnya adalah menegmbangakan energi alternatif.
"Jadi orang jangan selalu tergantung kepada BBM. Pemerintah berperan bagaimana mengembangkan energi alternatif," pungkasnya.(azh)
Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Akhmaloka menilai pemerintah kebingungan dalam menghadapi masalah bahab bakar minyak. Jika tidak dinaikan, ekonomi Indonesia akan terpuruk dan kolaps. Sedangkan menaikan harga BBM memancing reaksi masyarakat.
"Opsi sulit bagi pemerintah menaikan atau tidak BBM. Bingung. Kalau tidak dinaikan takut ekonomi Indonesia kolaps. Di sisi lain kalau menaikan ya banyak efeknya," kata Akhmaloka ditemui di sela Diskusi Panel I Transpormasi Budaya Membangun Manusia Indonesia Berdasarkan Ilmu Pengetahuan, di Aula Barat ITB, Jalan Ganesha, Bandung, Sabtu (31/3/2012).
Kata dia, kenaikan harga BBM seharusnya direncanakan secara matang dan cermat. Seharusnya, pemerintah sebaiknya membenahi infrastruktur terutama untuk transportasi massal.
"Nah saya lihat kenapa infrastruktur tidak dibenahi dulu sebelum dinaikan. Seperti infrasturktur angkutan umum, dan lain-lain. Sehingga tidak membuat shock," ungkapnya.
Lanjut rektor kelahiran Cirebon ini, tetapi berdasarkan kajian akademik kenaikan harga BBM memang sulit dihindari. Hanya saja, yang dihadapi pemerintah adalah bagaimana proses menaikannya.
"Tapi semua itu adalah pelajaran untuk membuat kita sadar agar tidak ketergantungan (terhadap BBM)," terangnya..
.
Menurutnya, sekaranglah saatnya untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM. Terlebih cadangan minyak dunia, khususnya di Indonesia sudah menipis. Tugas pemerintah selanjutnya adalah menegmbangakan energi alternatif.
"Jadi orang jangan selalu tergantung kepada BBM. Pemerintah berperan bagaimana mengembangkan energi alternatif," pungkasnya.(azh)
()