Massa ancam blokade Ampera
A
A
A
Sindonews.com – Aksi ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (Ampera) mendatangi Kampus Universitas PGRI Palembang kemarin.
Mereka memaksa mahasiswa keluar kelas sehingga aktivitas belajar-mengajar di Universitas PGRI sedikit terganggu. Massa meriakkan ajakan agar mahasiswa PGRI tidak takut turun ke jalan membela kepentingan rakyat. Karena tak kunjung mendapat respons, salah seorang demonstran naik ke ruang kelas di Lantai 2 Gedung A4.
Selanjutnya, mendobrak pintu ruang kelas yang berisi puluhan mahasiswa sedang belajar sehingga membuat mahasiswa kocar-kacir. Beruntung massa dapat ditenangkan kembali sehingga aktivitas belajarmengajar dapat kembali dilanjutkan.
Sebelum mendatangi Universitas PGRI Palembang,massa yang terdiri atas BEM se- Sumsel,LMND,PMII,HMI,dan Komisariat Intif Adha berorasi sekitar 30 menit di depan Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP).
Koordinator aksi Aldi Pratama mengatakan, demo tidak ubahnya bola salju yang terus bergulir sampai pemerintah mengurungkan kenaikan niatnya menaikkan harga BBM subsidi. “Besok (hari ini) ada paripurna DPR soal penentuan kenaikan BBM.Aksi besar-besaran akan kita lakukan sebagai pernyataan Sumsel menolak kenaikan harga BBM.
Opsinya ada dua, kami ke Gedung DPRD Sumsel menyampaikan aksi atau memblokade Jembatan Ampera,”ungkapnya.
Dia berharap seluruh elemen masyarakat dan pejabat di Sumsel, seperti bupati, wali kota,gubernur, bergabung bersama untuk menyampaikan seruan penolakan kenaikan harga BBM seperti yang dilakukan pejabat di Pulau Jawa.
“Menaikkan BBM sama saja mencederai rakyat. Untuk itu, kita harus bersatu menolaknya,”katanya.
Sebelumnya Pembantu Rektor Umum I Universitas Sriwijaya (Unsri) Zulkifli Dahlan menyatakan, sah-sah saja mahasiswa melakukan aksi demo menentang kenaikan BBM subsidi.Namun, dia berharap mahasiswa tidak menyampaikan aspirasi secara anarkistis yang dapat mengganggu ketertiban dan kenyamanan masyarakat.
“Boleh-boleh saja berdemo, tapi jangan sampai anarkistis. Lakukanlah sesuai aturan yang sesuai karakter mahasiswa,” pungkasnya. (wbs)
Mereka memaksa mahasiswa keluar kelas sehingga aktivitas belajar-mengajar di Universitas PGRI sedikit terganggu. Massa meriakkan ajakan agar mahasiswa PGRI tidak takut turun ke jalan membela kepentingan rakyat. Karena tak kunjung mendapat respons, salah seorang demonstran naik ke ruang kelas di Lantai 2 Gedung A4.
Selanjutnya, mendobrak pintu ruang kelas yang berisi puluhan mahasiswa sedang belajar sehingga membuat mahasiswa kocar-kacir. Beruntung massa dapat ditenangkan kembali sehingga aktivitas belajarmengajar dapat kembali dilanjutkan.
Sebelum mendatangi Universitas PGRI Palembang,massa yang terdiri atas BEM se- Sumsel,LMND,PMII,HMI,dan Komisariat Intif Adha berorasi sekitar 30 menit di depan Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP).
Koordinator aksi Aldi Pratama mengatakan, demo tidak ubahnya bola salju yang terus bergulir sampai pemerintah mengurungkan kenaikan niatnya menaikkan harga BBM subsidi. “Besok (hari ini) ada paripurna DPR soal penentuan kenaikan BBM.Aksi besar-besaran akan kita lakukan sebagai pernyataan Sumsel menolak kenaikan harga BBM.
Opsinya ada dua, kami ke Gedung DPRD Sumsel menyampaikan aksi atau memblokade Jembatan Ampera,”ungkapnya.
Dia berharap seluruh elemen masyarakat dan pejabat di Sumsel, seperti bupati, wali kota,gubernur, bergabung bersama untuk menyampaikan seruan penolakan kenaikan harga BBM seperti yang dilakukan pejabat di Pulau Jawa.
“Menaikkan BBM sama saja mencederai rakyat. Untuk itu, kita harus bersatu menolaknya,”katanya.
Sebelumnya Pembantu Rektor Umum I Universitas Sriwijaya (Unsri) Zulkifli Dahlan menyatakan, sah-sah saja mahasiswa melakukan aksi demo menentang kenaikan BBM subsidi.Namun, dia berharap mahasiswa tidak menyampaikan aspirasi secara anarkistis yang dapat mengganggu ketertiban dan kenyamanan masyarakat.
“Boleh-boleh saja berdemo, tapi jangan sampai anarkistis. Lakukanlah sesuai aturan yang sesuai karakter mahasiswa,” pungkasnya. (wbs)
()