Polisi rampas kamera wartawan

Selasa, 27 Maret 2012 - 15:40 WIB
Polisi rampas kamera...
Polisi rampas kamera wartawan
A A A
Sindonews.com - Aksi unjuk rasa mahasiswa Aceh menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Jalan Daud Beureueh, Banda Aceh, diwarnai kekerasan yag dilakukan petugas Polresta Banda Aceh terhadap jurnalis.

Aparat menarik paksa kamera Muhammad Fadli, kontibutor stasion televisi ANTV. Kamera jurnalis televisi swasta nasional itu, dirampas saat merekam upaya paksa polisi menangkap mahasiswa.

"Kau ambil gambar aku, hapus itu... hapus!" kata Fadli, mengulang pernyataan polisi tersebut, Selasa (26/3/2012).

Namun aparat tak mengubris. Bahkan Fadli, sempat ditarik dan hendak dibawa. Melihat itu, sejumlah wartawan kemudian membela Fadli, ia ditarik dari rangkulan polisi.

Wartawan meminta polisi mengembalikan kamera Fadli. "Kau balikin enggak? Kalau enggak ribut ini nanti," ancam salah seorang jurnalis dalam kerumunan. Intel tersebut lantas mengembalikan kameranya.

Saat sedang liputan, Fadli mengantungkan pers card di lehernya. Menurut Riza Naseer, Ketua Divisi Advokasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Banda Aceh, Fadli menjalankan tugasnya sesuai amanat Undang-undang pers dan sesuai pasal 2 Kode Etik Jurnalistik (KEJ).

"Menunjukkan pers card, sesuai pasal 2 KEJ, lalu apa alasan polisi merampas kamera jurnalis," tegas Riza.

Kombes Pol Gustav Leo, Kabid Humas Polda Aceh, berharap kasus ini tidak diperpanjang. Di hadapan wartawan ia berjanji akan mengambil tindakan. Saat itu juga, Gustav mendamaikan Fadli dan pelaku yang kerap dipangil "Si Ambon" itu.

"Jurnalis dan polisi kan partner," kata Gustav.

Didik Ardiansyah, Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Aceh, menyesali tindakan polisi. Menurutnya, polisi telah melakukan tindak penghalangan kerja jurnalis. Menurutnya itu tindak melanggar hukum.

"Tindakan polisi salah, pertama menarik wartawan. Kedua meminta wartawan menghapus gambar, terlepas ia sudah damai itu tetap salah dan kita menyesali kasus itu. Harusnya polisi lebih pintar, masa wartawan yang diamankan," katanya.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0638 seconds (0.1#10.140)