Mahasiswa Aceh: BBM naik untungkan perusahaan asing
A
A
A
Sindonews.com - Aksi unjuk rasa mahasiswa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi semakin meluas di daerah di Indonesia. Di Aceh, aksi penolakan tersebut juga ramai diserukan para mahasiswa. Seperti yang terjadi siang ini di Simpang Lima, Banda Aceh.
Dalam aksinya, mahasiswa menilai kebijakan menaikan harga BBM hanya menguntungkan perusahaan-perusahaan minyak swasta asing yang bercokol di Indonesia. Para mahasiswa juga mendesak, pemerintah dan DPR tidak memboroskan APBN untuk hal yang tidak terkait dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Para mahasiswa juga mendesak kepada KPK untuk membongkar kasus korupsi dan manangkap para koruptor. "Kembalikan harta yang dikorupsi ke negara, karena ulah koruptor telah memiskinkan rakyat secara tidak langsung," kata Koordinator Aksi mahasiswa, Rizwan dalam orasinya, Senin (26/3/2012).
Mahasiswa juga meminta Pemerintah dan DPR meningkatkan biaya kompensasi pendidikan bagi masyarakat miskin, tanpa harus menaikkan harga BBM.
Dalam orasinya, mahasiswa menyebutkan, menaikan BBM sengaja menjadi opsi pemerintah. Padahal Indonesia pengekspor minyak dunia. Kompensasi akibat kenaikan BBM dianggap hanya memberi peluang bagi koruptor. "Ini tidak transparan dan menuai banyak masalah dalam proses pembagiannya," ujar Rizwan.
Mahasiswa yang menamakan dirinya Front Mahasiswa Pro Rakyat itu, menyatakan kenaikan BBM sangat merugikan masyarakat. Subsidi pengelola angkutan masyarakat/desa dinilai tidak menyentuh persoalan masyarakat. "Hanya koruptor menikmati hak rakyat miskin," pungkas Fakhrurrazi. (san)
Dalam aksinya, mahasiswa menilai kebijakan menaikan harga BBM hanya menguntungkan perusahaan-perusahaan minyak swasta asing yang bercokol di Indonesia. Para mahasiswa juga mendesak, pemerintah dan DPR tidak memboroskan APBN untuk hal yang tidak terkait dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Para mahasiswa juga mendesak kepada KPK untuk membongkar kasus korupsi dan manangkap para koruptor. "Kembalikan harta yang dikorupsi ke negara, karena ulah koruptor telah memiskinkan rakyat secara tidak langsung," kata Koordinator Aksi mahasiswa, Rizwan dalam orasinya, Senin (26/3/2012).
Mahasiswa juga meminta Pemerintah dan DPR meningkatkan biaya kompensasi pendidikan bagi masyarakat miskin, tanpa harus menaikkan harga BBM.
Dalam orasinya, mahasiswa menyebutkan, menaikan BBM sengaja menjadi opsi pemerintah. Padahal Indonesia pengekspor minyak dunia. Kompensasi akibat kenaikan BBM dianggap hanya memberi peluang bagi koruptor. "Ini tidak transparan dan menuai banyak masalah dalam proses pembagiannya," ujar Rizwan.
Mahasiswa yang menamakan dirinya Front Mahasiswa Pro Rakyat itu, menyatakan kenaikan BBM sangat merugikan masyarakat. Subsidi pengelola angkutan masyarakat/desa dinilai tidak menyentuh persoalan masyarakat. "Hanya koruptor menikmati hak rakyat miskin," pungkas Fakhrurrazi. (san)
()