Status serangan Tomcat tak perlu KLB

Kamis, 22 Maret 2012 - 18:32 WIB
Status serangan Tomcat tak perlu KLB
Status serangan Tomcat tak perlu KLB
A A A
Sindonews.com – Serangan beruntun kumbang Tomcat di Kota Pahlawan tak membuat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini takut. Wali Kota perempuan pertama di Surabaya itu menegaskan belum waktunya status Kejadian Luar Biasa (KLB) ditetapkan.

Saat ini, langkah yang dilakukan berupa penanganan yang harus diketahui masyarakat. Cara itu dianggap lebih baik daripada menetapkan status KLB bagi Tomcat.

“Jadi tidak perlu KLB. Sebetulnya kalau tahu caranya tidak usah (KLB),” ujar Risma menjelaskan kepada wartawan, Kamis (22/3/2012).

Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeko) Surabaya ini melanjutkan, munculnya Tomcat ini dipengaruhi cuaca yang ekstrem yang terjadi belakangan ini. Kumbang yang merasa terganggu akan mengeluarkan cairan racun ini akan hilang dengan sendirinya.

“Ini karena perubahan cuaca. Kalau sudah tidak ekstrem akan hilang sendiri,” tegasnya.

Risma juga mengakui kalau maraknya populasi Tomcat karena populasi predator yang punah, seperti tokek. Namun kepunahan itu juga dikarenakan cuaca serta global warming.

“Kalau dulu kualitas lingkungan terjaga baik, predator juga akan berkembang biak dengan baik. Karena global warming akhirnya perkembangannya menjadi tidak baik,” jelasnya.

Ia berharap segala pihak berupaya sesegera mungkin mengembalikan suasana kualitas lingkungan menjadi lebih baik, sehingga populasi predator bisa normal.

Risma juga menjelaskan, pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran (SE) yang ditujukan kepada masyarakat. Edaran tersebut berisi tentang cara penanganan jika warga terkena racun serangga kumbang ini. Risma menyebut sudah dua kali mengeluarkan surat edaran tersebut.

Mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) ini juga mengatakan, pemkot juga menambah petugas dari Dinas Pertanian (Distan) yang bertugas melakukan penyemprotan.

Semula, petugas dari Distan ada delapan grup diubah menjadi 30 grup per hari. Demikian juga dari DKP yang semula lima grup tiap rayon menjadi 10 grup tiap rayon.

Sementara itu Kepala Dinkes Esty Martiana Rachmie menjelaskan, sampai kemarin ada 388 warga yang sudah terkena racun Tomcat. Dari jumlah tersebut 247 sudah dinyatakan sembuh.

“Penyakit ini bisa sembuh dalam 3-5 hari. Penanganannya dengan diberi obat anti-radang dan anti-alergi. Tapi ada yang diberi obat telan untuk mengurangi gatal-gatal,” katanya.

Sedangkan soal KLB, Esty senada dengan Risma. Ia menegaskan Surabaya tidak akan ditetapkan dalam status KLB. Alasannya ada kriteria untuk penetapan kondisi KLB ini.

“KLB itu jika mengancam jiwa, juga terkait pendanaan yang terbatas. Padahal kami tidak ada masalah dengan pendanaan. Berobat di puskesmas bahkan gratis,” pungkasnya.(azh)

()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8586 seconds (0.1#10.140)