Aktivis Cipayung blokade Pantura
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan aktivis kelompok Cipayung memblokade ruas jalur Pantura Surabaya-Probolinggo. Para aktivis ini menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Gabungan ormas mahasiswa ini antara lain Gerakan Manusia Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI). Ormas Pasuruan ini juga menduduki Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Gading Rejo, Kota Pasuruan.
Iring-iringan sepeda motor yang bergerak dari kantor DPRD Kota Pasuruan menuju kantor DPRD Kabupaten Pasuruan di Raci, Bangil, membuat arus di jalur pantura berjalan merambat. Kemacetan ini semakin memanjang saat demonstran berhenti dan orasi di depan pintu masuk kawasan Pasuruan Industri Estate Rembang (PIER).
Sebagai simbol penolakan terhadap rencana kenaikan harga BBM, para aktifis ini mendorong sepeda motornya sejauh satu kilometer dari kantor DPRD Kabupaten Pasuruan. Untuk menghindari kemacetan, petugas kepolisian yang mengawal jalannya aksi mahasiswa ini, terpaksa membuka jalur kanan panturan menjadi dua ruas.
Korlap aksi, Zulkarnaen, menyatakan, rencana menaikkan harga BBM dipastikan akan semakin memberatkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan ekonominya. Kompensasi pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) juga tidak akan menjadi solusi atas imbas dari kenaikan harga BBM.
"Kami menolak kenaikan harga BBM. Kami mencurigai bahwa kebijakan kontroversi ini hanyalah politik harga dan politik kongkalikong," tandas Zulkarnaen menjelaskan kepada wartawan, Selasa (20/3/2012).
Dalam aksi tersebut, mereka juga mendapat dukungan dari sejumlah anggota DPRD Kota dan Kabupaten Pasuruan. Sebagai wujud dukungan penolakan tersebut, para wakil rakyat juga membubuhkan tanda tangan diatas selembar kertas tuntutannya.
Para aktivis ini mengancam akan melakukan aksi blokade pantura lagi jika pemerintah tetap ngotot menaikkan harga BBM pada April mendatang. Aksi blokade ini sebagai wujud keprihatinan atas matinya hati nurani para pemimpin negeri ini.(azh)
Gabungan ormas mahasiswa ini antara lain Gerakan Manusia Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI). Ormas Pasuruan ini juga menduduki Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Gading Rejo, Kota Pasuruan.
Iring-iringan sepeda motor yang bergerak dari kantor DPRD Kota Pasuruan menuju kantor DPRD Kabupaten Pasuruan di Raci, Bangil, membuat arus di jalur pantura berjalan merambat. Kemacetan ini semakin memanjang saat demonstran berhenti dan orasi di depan pintu masuk kawasan Pasuruan Industri Estate Rembang (PIER).
Sebagai simbol penolakan terhadap rencana kenaikan harga BBM, para aktifis ini mendorong sepeda motornya sejauh satu kilometer dari kantor DPRD Kabupaten Pasuruan. Untuk menghindari kemacetan, petugas kepolisian yang mengawal jalannya aksi mahasiswa ini, terpaksa membuka jalur kanan panturan menjadi dua ruas.
Korlap aksi, Zulkarnaen, menyatakan, rencana menaikkan harga BBM dipastikan akan semakin memberatkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan ekonominya. Kompensasi pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) juga tidak akan menjadi solusi atas imbas dari kenaikan harga BBM.
"Kami menolak kenaikan harga BBM. Kami mencurigai bahwa kebijakan kontroversi ini hanyalah politik harga dan politik kongkalikong," tandas Zulkarnaen menjelaskan kepada wartawan, Selasa (20/3/2012).
Dalam aksi tersebut, mereka juga mendapat dukungan dari sejumlah anggota DPRD Kota dan Kabupaten Pasuruan. Sebagai wujud dukungan penolakan tersebut, para wakil rakyat juga membubuhkan tanda tangan diatas selembar kertas tuntutannya.
Para aktivis ini mengancam akan melakukan aksi blokade pantura lagi jika pemerintah tetap ngotot menaikkan harga BBM pada April mendatang. Aksi blokade ini sebagai wujud keprihatinan atas matinya hati nurani para pemimpin negeri ini.(azh)
()