Ombak tiga meter hantam Mamuju
A
A
A
Sindonews.com - Pantai Mamuju dihantam ombak setinggi tiga meter. Akibatnya, Kelurahan Binanga direndam air dan 18 rumah di Dusun Bone Pantai Desa Bambu hancur berantakan.
Buruknya cuaca ini terjadi sejak Rabu 14 Maret. Angin kencang dan hujan deras mengguyur kota Mamuju sejak pagi hingga malam. Puncaknya sekitar pukul 06.00 WITA laut pasang diikuti dengan ombak setinggi tiga meter.
Salah seorang warga Binanga Mursalim, menuturkan, warga tidak menyangka jika akan ada banjir rob di wilayahnya. Mereka baru sadar setelah air laut memasuki rumah.
"Awalnya kami kira air hujan, namun ternyata air laut. Kami langsung keluar rumah dan melihat ke arah pantai, ternyata ombak tinggi sekali," kata Mursalim menjelaskan, Kamis (15/3/2012).
Kelurahan ini berada sekitar 50 meter dari bibir laut. Beruntung tidak ada korban jiwa maupun materi. Disebutkan, ketinggian air pada pagi hari itu hingga batas pinggang orang dewasa. Sekitar pukul 09.00 WITA mulai surut. Hingga berita ini disusun, hujan deras dan angin kencang tidak kunjung berhenti.
Ombak ini menyibukkan para nelayan yang berusaha mempertahankan posisi kapalnya. Beda dengan pemilik katinting yang cukup hanya menaikkan perahu. Upaya itu tidak mudah, hingga ada salah seorang nelayan yang jatuh dan segera ditolong oleh rekan-rekannya.
Hantaman ombak juga menggetarkan hotel d'Maleo yang berada di pesisir pantai Manakarra. Hotel ini dibangun sejak 2007 di atas reklamasi pantai. Salah seorang pimpinan Hotel Charlie Wijaya, mengatakan, getaran itu tidak membahayakan. Karena yang terkena ombak adalah paving yang posisinya berada dua meter dari batas tanggul hotel.
"Tidak akan membahayakan hotel. Malah dua tahun sebelumnya, ombak jauh lebih besar dan deras," katanya.
Kerusakan terparah akibat terjangan ombak ini ada di Dusun Bone Pantai Desa Bambu, Mamuju. Di kawasan ini 18 rumah porak poranda.
Musibah ini nyaris menelan korban seorang kakek, Abdul Rahim (64) atau Uwa Ahing yang terseret ombak saat hendak menyelamatkan barangnya. Warga segera melemparkan tali dan dengan sigap dia menggapainya.
Belum juga sempat berdiri, Uwa Ahing digulung ombak setinggi 2,5 meter. Beruntung dia segera ditolong dan dipapah oleh warga.
Kepala Desa Bambu, Syamsul Bahri, mengaku akan mengajukan permohonan bantuan pada Pemkab Mamuju. Bantuan yang diharapkan berupa sembako dan pakaian layak pakai.
Sejak kejadian, tidak terlihat seorang pun pejabat dari Pemkab Mamuju maupun Pemprov Sulbar berada di lapangan. Sejumlah petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Mamuju dan Sulbar berada di dua titik musibah.(azh)
Buruknya cuaca ini terjadi sejak Rabu 14 Maret. Angin kencang dan hujan deras mengguyur kota Mamuju sejak pagi hingga malam. Puncaknya sekitar pukul 06.00 WITA laut pasang diikuti dengan ombak setinggi tiga meter.
Salah seorang warga Binanga Mursalim, menuturkan, warga tidak menyangka jika akan ada banjir rob di wilayahnya. Mereka baru sadar setelah air laut memasuki rumah.
"Awalnya kami kira air hujan, namun ternyata air laut. Kami langsung keluar rumah dan melihat ke arah pantai, ternyata ombak tinggi sekali," kata Mursalim menjelaskan, Kamis (15/3/2012).
Kelurahan ini berada sekitar 50 meter dari bibir laut. Beruntung tidak ada korban jiwa maupun materi. Disebutkan, ketinggian air pada pagi hari itu hingga batas pinggang orang dewasa. Sekitar pukul 09.00 WITA mulai surut. Hingga berita ini disusun, hujan deras dan angin kencang tidak kunjung berhenti.
Ombak ini menyibukkan para nelayan yang berusaha mempertahankan posisi kapalnya. Beda dengan pemilik katinting yang cukup hanya menaikkan perahu. Upaya itu tidak mudah, hingga ada salah seorang nelayan yang jatuh dan segera ditolong oleh rekan-rekannya.
Hantaman ombak juga menggetarkan hotel d'Maleo yang berada di pesisir pantai Manakarra. Hotel ini dibangun sejak 2007 di atas reklamasi pantai. Salah seorang pimpinan Hotel Charlie Wijaya, mengatakan, getaran itu tidak membahayakan. Karena yang terkena ombak adalah paving yang posisinya berada dua meter dari batas tanggul hotel.
"Tidak akan membahayakan hotel. Malah dua tahun sebelumnya, ombak jauh lebih besar dan deras," katanya.
Kerusakan terparah akibat terjangan ombak ini ada di Dusun Bone Pantai Desa Bambu, Mamuju. Di kawasan ini 18 rumah porak poranda.
Musibah ini nyaris menelan korban seorang kakek, Abdul Rahim (64) atau Uwa Ahing yang terseret ombak saat hendak menyelamatkan barangnya. Warga segera melemparkan tali dan dengan sigap dia menggapainya.
Belum juga sempat berdiri, Uwa Ahing digulung ombak setinggi 2,5 meter. Beruntung dia segera ditolong dan dipapah oleh warga.
Kepala Desa Bambu, Syamsul Bahri, mengaku akan mengajukan permohonan bantuan pada Pemkab Mamuju. Bantuan yang diharapkan berupa sembako dan pakaian layak pakai.
Sejak kejadian, tidak terlihat seorang pun pejabat dari Pemkab Mamuju maupun Pemprov Sulbar berada di lapangan. Sejumlah petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Mamuju dan Sulbar berada di dua titik musibah.(azh)
()