Parpol sudah alami disorientasi
A
A
A
Sindonews.com –Hampir seluruh partai politik (parpol) saat ini mengalami disorientasi. Parpol yang seharusnya memikirkan ide membawa perubahan bagi rakyat, justru disibukkan dengan agenda untuk mempertahankan“ nyawa”partai,yaitu pendanaan.
Parpol tidak memiliki sumber pendanaan yang jelas. Memang dalam AD/ART parpol manapun, mereka memasukkan iuran anggota sebagai sumber pendanaan utama. “Tapi apakah benar anggota parpol membayar iuran? Yang jelas ada sponsor, sumbangan dari kader partai yang menjadi anggota dewan atau kepala daerah,” kata Agus Condro, mantan anggota DPR dari Fraksi PDIP, saat menjadi pembicara dalam Diskusi Publik Disorientasi Parpol dan Libido Kekuasaan di Gedung Alumni Universitas Negeri Jember (Unej),kemarin.
Agus mengatakan, parpol ibarat aliran air yang hulunya sudah keruh.“Parpol itu sokoguru demokrasi, sebenarnya berfungsi merumuskan undang-undang yang memperhatikan kepentingan rakyat. Tapi omongnya saja untuk kepentingan negara,padahal intinya untuk kepentingan parpol sendiri,”ujar dia. Dia mengatakan, parpol tidak memperjuangkan apa yang mereka kampanyekan. Sebab praktiknya,parpol menjadi lembaga penggali dana.
“Parpol saat ini sudah seperti perusahaan.Tak lagi memperjuangkan ideologi, namun lebih mirip becak, ojek, dan taksi. Sebab jika ada kepala daerah yang mau maju, harus ada syarat uang di depan,” tandasnya. Menurut dia disorientasi parpol juga bisa dipengaruhi dengan adanya gaya hidup aktivis parpol yang cenderung mahal. Contohnya, untuk bertemu dengan konstituen saja saat ini kader parpol yang jadi anggota dewan bertemu di sejumlah kafe. (wbs)
Parpol tidak memiliki sumber pendanaan yang jelas. Memang dalam AD/ART parpol manapun, mereka memasukkan iuran anggota sebagai sumber pendanaan utama. “Tapi apakah benar anggota parpol membayar iuran? Yang jelas ada sponsor, sumbangan dari kader partai yang menjadi anggota dewan atau kepala daerah,” kata Agus Condro, mantan anggota DPR dari Fraksi PDIP, saat menjadi pembicara dalam Diskusi Publik Disorientasi Parpol dan Libido Kekuasaan di Gedung Alumni Universitas Negeri Jember (Unej),kemarin.
Agus mengatakan, parpol ibarat aliran air yang hulunya sudah keruh.“Parpol itu sokoguru demokrasi, sebenarnya berfungsi merumuskan undang-undang yang memperhatikan kepentingan rakyat. Tapi omongnya saja untuk kepentingan negara,padahal intinya untuk kepentingan parpol sendiri,”ujar dia. Dia mengatakan, parpol tidak memperjuangkan apa yang mereka kampanyekan. Sebab praktiknya,parpol menjadi lembaga penggali dana.
“Parpol saat ini sudah seperti perusahaan.Tak lagi memperjuangkan ideologi, namun lebih mirip becak, ojek, dan taksi. Sebab jika ada kepala daerah yang mau maju, harus ada syarat uang di depan,” tandasnya. Menurut dia disorientasi parpol juga bisa dipengaruhi dengan adanya gaya hidup aktivis parpol yang cenderung mahal. Contohnya, untuk bertemu dengan konstituen saja saat ini kader parpol yang jadi anggota dewan bertemu di sejumlah kafe. (wbs)
()