Tim gabungan buru pembunuh gajah di Riau
A
A
A
Sindonews.com - Tiga gajah Sumatera di Pelalawan, Riau diduga kuat mati diracun oleh kawanan pemburu liar. Tim gabungan saat ini sedang mengusut pelaku pembantaian hewan langka tersebut.
Tim gabungan antara lain dari tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Polres Pelalawan, tim Tanaman Nasional Teso Nilo (TNTN) dan dibantu World Wildlife Fund (WWF).
"Dari kita ada empat personil yang sudah kita terjunkan untuk khusus menyelidiki kasus ini. BKSDA juga bekerja sama dengan polisi agar kasus ini cepar terungkap," kata Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau Polmer kepada okezone, Minggu (11/3/2011).
Sementara itu, berdasarkan hasil pengamatan WWF, matinya kawanan gajah secara bersamaan diduga kuat akibat racun. Karena hanya manusia yang menjadi ancaman berbahaya bagi kelangsungan habitat gajah yang kini hampir punah.
" Konflik antara manusia akan terus terjadi selagi pemerintah tidak bisa mencarikan solusi untuk tempat gajah dari ancaman manusia. Di Riau, konflik keduanya sangat tinggi," kata juru bicara WWF Riau Syamsidar secara terpisah.
Dari catatan WWF, dari 12 kantong gajah yang ada, tiga diantaranya telah sirna. Kantong gajah itu yakni Rambah Hilir, Kuntu dan Siabu yang terletak di Kabupaten Rokan Hulu.
Sementara saat ini juga satru kantong gajah yakni Suakan Marga Satwa juga semikin kritis.
Dengan hilangnya kantong gajah, otomatis hilang juga kawanan satwa gajah di sana. Ini terjadi akibat rakus manusia yang tidak mau berbagi dengan mahluk hidup lainya. Tempat hidup gajah hampir semuanya dirambah dijadikan kebun dan perumahan. Sehingga konflik tidak terhindarkan," sebutnya.(azh)
Tim gabungan antara lain dari tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Polres Pelalawan, tim Tanaman Nasional Teso Nilo (TNTN) dan dibantu World Wildlife Fund (WWF).
"Dari kita ada empat personil yang sudah kita terjunkan untuk khusus menyelidiki kasus ini. BKSDA juga bekerja sama dengan polisi agar kasus ini cepar terungkap," kata Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau Polmer kepada okezone, Minggu (11/3/2011).
Sementara itu, berdasarkan hasil pengamatan WWF, matinya kawanan gajah secara bersamaan diduga kuat akibat racun. Karena hanya manusia yang menjadi ancaman berbahaya bagi kelangsungan habitat gajah yang kini hampir punah.
" Konflik antara manusia akan terus terjadi selagi pemerintah tidak bisa mencarikan solusi untuk tempat gajah dari ancaman manusia. Di Riau, konflik keduanya sangat tinggi," kata juru bicara WWF Riau Syamsidar secara terpisah.
Dari catatan WWF, dari 12 kantong gajah yang ada, tiga diantaranya telah sirna. Kantong gajah itu yakni Rambah Hilir, Kuntu dan Siabu yang terletak di Kabupaten Rokan Hulu.
Sementara saat ini juga satru kantong gajah yakni Suakan Marga Satwa juga semikin kritis.
Dengan hilangnya kantong gajah, otomatis hilang juga kawanan satwa gajah di sana. Ini terjadi akibat rakus manusia yang tidak mau berbagi dengan mahluk hidup lainya. Tempat hidup gajah hampir semuanya dirambah dijadikan kebun dan perumahan. Sehingga konflik tidak terhindarkan," sebutnya.(azh)
()