Mahasiswa tolak kenaikan harga BBM
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Pembebasan (GMP) Jawa Barat melakukan unjuk rasa menolak kenaikan harga dan pembatasan bahan Bakar Minyak (BBM).
Unjuk rasa dimulai sekira pukul 10.00 WIB di depan Kantor Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar), Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung.
Puluhan mahasiswa rata-rata mengenakan pakaian hitam sambil mengusung bendera bertulisan Arab serta poster yang bertuliskan ajakan pendirian khilafah Islam.
GMP Jawa Barat yang terdiri dari berbagai mahasiswa dari sejumlah kampus di Bandung, mengungkapkan, pemerintah menawarkan dua opsi untuk masalah BBM.
Pertama, kenaikan harga premium dan solar Rp1.500. Opsi kedua, memberikan subsidi tetap dengan kenaikan maksimum Rp2.000 per liter.
Dalam orasinya, GMP Jabar menilai dua opsi dari pemerintah terkait BBM bersubsidi tidaklah tepat.
Koordinator lapangan, Dhani Kusumawardana menyatakan, lewat aksi itu pihaknya menolak dua opsi kebijakan BBM. "Dua opsi itu merupakan bentuk penghianatan terhadap umat Islam," ungkapnya, di sela-sela aksi, Bandung Rabu (7/3/2012).
Dia mnegaskan, kebijakan menaikan dan melakukan pembatasan BBM bersubsidi adalah penyelewengan terhadap kemerdekaan Indonesia. "Kami serukan kepada seluruh umat Islam untuk berjuang mewujudkan syariat Islam di bawah naungan khilafah," katanya.
Dalam aksi unjuk rasa itu dijaga beberapa petugas kepolisian. Beruntung aksi unjuk rasa itu berjalan tertib dan tidak menimbulkan kericuhan.(azh)
Unjuk rasa dimulai sekira pukul 10.00 WIB di depan Kantor Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar), Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung.
Puluhan mahasiswa rata-rata mengenakan pakaian hitam sambil mengusung bendera bertulisan Arab serta poster yang bertuliskan ajakan pendirian khilafah Islam.
GMP Jawa Barat yang terdiri dari berbagai mahasiswa dari sejumlah kampus di Bandung, mengungkapkan, pemerintah menawarkan dua opsi untuk masalah BBM.
Pertama, kenaikan harga premium dan solar Rp1.500. Opsi kedua, memberikan subsidi tetap dengan kenaikan maksimum Rp2.000 per liter.
Dalam orasinya, GMP Jabar menilai dua opsi dari pemerintah terkait BBM bersubsidi tidaklah tepat.
Koordinator lapangan, Dhani Kusumawardana menyatakan, lewat aksi itu pihaknya menolak dua opsi kebijakan BBM. "Dua opsi itu merupakan bentuk penghianatan terhadap umat Islam," ungkapnya, di sela-sela aksi, Bandung Rabu (7/3/2012).
Dia mnegaskan, kebijakan menaikan dan melakukan pembatasan BBM bersubsidi adalah penyelewengan terhadap kemerdekaan Indonesia. "Kami serukan kepada seluruh umat Islam untuk berjuang mewujudkan syariat Islam di bawah naungan khilafah," katanya.
Dalam aksi unjuk rasa itu dijaga beberapa petugas kepolisian. Beruntung aksi unjuk rasa itu berjalan tertib dan tidak menimbulkan kericuhan.(azh)
()