Dua bulan tujuh bayi dibuang
A
A
A
Sindonews.com - Kasus pembuangan bayi di Kota Semarang, Jawa Tengah, makin menjadi. Dari data yang berhasil dihimpun, dalam periode Januari-Februari 2012, sudah ada tujuh kasus pembuangan bayi.
Sementara pada tahun 2011 hanya terjadi 11 kali kasus pembuangan bayi. Lebih ironis lagi, sebagian besar bayi yang dibuang sudah dalam keadaan tidak bernyawa.
Terakhir, adalah kasus pembuangan bayi laki-laki yang sudah dalam keadaan tidak bernyawa yang ditemukan di dalam di kamar mandi Masjid Dawamul Ijtihad,Jalan Papandayan, Semarang, Senin lalu.
Psikolog Undip Semarang Hastaning Sakti berpendapat, bayi-bayi yang dibuang ada kemungkinan merupakan hasil hubungan gelap. Sehingga, menjadikan orang tuanya merasa malu memiliki anak dari hasil hubungan gelap tersebut.
“Orang yang melakukan pembuangan bayi ini tidak mempunya rasa kemanusiaan dan sudah lunturnya moral, sehingga mereka dengan enaknya melakukan hubungan tanpa memikirkan apa yang akan terjadi,” katanya.
Dijelaskannya, faktor moral menjadi salah satu penentu kenapa orang tega atau nekat membuang darah dagingnya sendiri. Orang yang membuang bayinya sendiri adalah orang yang kurang terdidik, baik pendidikan agama maupun pendidikan formal dan tidak takut pada dosa.
”Meraka tidak kuat menahan beban malu, dan membuang bayinya hanya untuk menghilangkan jejak, dan beban saja,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, pelaku pembuangan bayi harus bisa ditemukan dan dipertemukan kembali dengan bayinya, supaya meraka tahu betapa susahnya bertahan hidup dan tahu makna kehidupan.
Terpisaha dosen kriminologi Unisulla Semarang, Rahmat Bowo Suharto menyatakan, kasus pembuangan bayi masuk dalam ranah kriminal dan diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Anak.
Dan kasus pembuangan bayi ini tidak jauh beda dengan kasus penjualan bayi. ”Menelantarkan anak saja ada hukumnya, apalagi sampai membuang,” katanya.
Dia juga sependapat, bayi-bayi yang dibuang bisa jadi merupakan hasil hubungan gelap. Oleh karena itu, perlu adanya kontrol sosial yang ketat terutama dari keluarga dan masyarakat. “Budaya kita saat ini sudah melenceng dan sudah terlalu bebas, sehinga banyak anak muda atau bahkan yang sudah berkeluarga dengan mudahnya melakukan hubungan gelap,” katanya.
Penemuan bayi 2011-2012
2012
1. 2 Februari - Bayi laki-laki usia satu hari ditemukan hidup di Poskamling Jalan Cinde Selatan III RT 07 RW 08, Jomblang, Candisari.
2. 24 Januari - Bayi usia 3 hari, perempuan, ditemukan masih hidup di rumah kosong Jalan Pospogiwang I No II, Gisikdrono, Semarang Barat.
3. 15 Januari - Orok usia 7 bulan, perempuan, ditemukan tewas di bantaran Sungai Banjir Kanal Barat, Jalan Madukoro Raya, Semarang Barat.
4. 1 Januari - Bayi laki-laki usia tidak diketahui, ditemukan tewas dalam bungkusan plastik di TPA Jatibarang, Mijen
5. 7 Februari bayi laki-laki yang baru berumur satu hari ditemukan warga di Poskamling Jalan Cinde Selatan III RT 07 RW 08, Kelurahan Jomblang, Candisari,
6. 10 Februari sekira pukul 16.00 bayi perempuan masih dalam keadaan hidup ditemukan di tempat sampah Kalipucang, Bamban Kerep Ngaliyan, Semarang.
7. 27 Februari Bayi ditemukan sudah tidak bernyawa di dalam kamar mandi Masjid Dawamul Ijtihad, Jalan Papandayan, Semarang,
2011
1. 9 November - Bayi laki-laki ditemukan tewas di bak sampah Jalan Sumbawa II RT 7 RW 4, Karang Tempel, Semarang Timur.
2. 14 Oktober - Bayi usia sehari, laki-laki, ditemukan tewas di TPA Jatibarang, Mijen.
3. 20 September - Bayi laki-laki, usia tiga hari, ditemukan tewas di mess BPR Perumahan Candi Mutiara Selatan, Pasadena, Ngaliyan.
4. 25 Juni - Bayi laki-laki usia 40 hari ditemukan hidup depan Panti Asuhan Darun Najah, Dukuh Juwono RT 01 RW 03 Mangunharjo, Tembalang.
5. 6 Juni - Bayi laki-laki ditemukan tewas di kontainer sampah TPS Singsosari Timur belakang Politeknik Ilmu Pelayaran, Jalan Siwalayan Raya, Wonodri, Semarang Selatan.
6. 7 Juni - Orok bayi usia 4 bulan ditemukan tewas di Sungai Banjir Kanal Timur, Sambirejo, Gayamsari.
7. 28 April - Bayi laki-laki usia 2 minggu ditemukan hidup di depan rumah H Soheh Jalan Kudu Kramat RT 2 RW 6, Genuk.
8. 17 Feb - Bayi laki-laki ditemukan hidup di depan rumah Umrotun (43) Jalan Tegalraya RT 6 RW 13, Tambakaji.
9. 6 Mei - Bayi laki-laki ditemukan hidup di bawah terowongan jembatan tol, Jalan Karanganyar, Muktiharjo Kidul, Pedurungan.
Sementara pada tahun 2011 hanya terjadi 11 kali kasus pembuangan bayi. Lebih ironis lagi, sebagian besar bayi yang dibuang sudah dalam keadaan tidak bernyawa.
Terakhir, adalah kasus pembuangan bayi laki-laki yang sudah dalam keadaan tidak bernyawa yang ditemukan di dalam di kamar mandi Masjid Dawamul Ijtihad,Jalan Papandayan, Semarang, Senin lalu.
Psikolog Undip Semarang Hastaning Sakti berpendapat, bayi-bayi yang dibuang ada kemungkinan merupakan hasil hubungan gelap. Sehingga, menjadikan orang tuanya merasa malu memiliki anak dari hasil hubungan gelap tersebut.
“Orang yang melakukan pembuangan bayi ini tidak mempunya rasa kemanusiaan dan sudah lunturnya moral, sehingga mereka dengan enaknya melakukan hubungan tanpa memikirkan apa yang akan terjadi,” katanya.
Dijelaskannya, faktor moral menjadi salah satu penentu kenapa orang tega atau nekat membuang darah dagingnya sendiri. Orang yang membuang bayinya sendiri adalah orang yang kurang terdidik, baik pendidikan agama maupun pendidikan formal dan tidak takut pada dosa.
”Meraka tidak kuat menahan beban malu, dan membuang bayinya hanya untuk menghilangkan jejak, dan beban saja,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, pelaku pembuangan bayi harus bisa ditemukan dan dipertemukan kembali dengan bayinya, supaya meraka tahu betapa susahnya bertahan hidup dan tahu makna kehidupan.
Terpisaha dosen kriminologi Unisulla Semarang, Rahmat Bowo Suharto menyatakan, kasus pembuangan bayi masuk dalam ranah kriminal dan diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Anak.
Dan kasus pembuangan bayi ini tidak jauh beda dengan kasus penjualan bayi. ”Menelantarkan anak saja ada hukumnya, apalagi sampai membuang,” katanya.
Dia juga sependapat, bayi-bayi yang dibuang bisa jadi merupakan hasil hubungan gelap. Oleh karena itu, perlu adanya kontrol sosial yang ketat terutama dari keluarga dan masyarakat. “Budaya kita saat ini sudah melenceng dan sudah terlalu bebas, sehinga banyak anak muda atau bahkan yang sudah berkeluarga dengan mudahnya melakukan hubungan gelap,” katanya.
Penemuan bayi 2011-2012
2012
1. 2 Februari - Bayi laki-laki usia satu hari ditemukan hidup di Poskamling Jalan Cinde Selatan III RT 07 RW 08, Jomblang, Candisari.
2. 24 Januari - Bayi usia 3 hari, perempuan, ditemukan masih hidup di rumah kosong Jalan Pospogiwang I No II, Gisikdrono, Semarang Barat.
3. 15 Januari - Orok usia 7 bulan, perempuan, ditemukan tewas di bantaran Sungai Banjir Kanal Barat, Jalan Madukoro Raya, Semarang Barat.
4. 1 Januari - Bayi laki-laki usia tidak diketahui, ditemukan tewas dalam bungkusan plastik di TPA Jatibarang, Mijen
5. 7 Februari bayi laki-laki yang baru berumur satu hari ditemukan warga di Poskamling Jalan Cinde Selatan III RT 07 RW 08, Kelurahan Jomblang, Candisari,
6. 10 Februari sekira pukul 16.00 bayi perempuan masih dalam keadaan hidup ditemukan di tempat sampah Kalipucang, Bamban Kerep Ngaliyan, Semarang.
7. 27 Februari Bayi ditemukan sudah tidak bernyawa di dalam kamar mandi Masjid Dawamul Ijtihad, Jalan Papandayan, Semarang,
2011
1. 9 November - Bayi laki-laki ditemukan tewas di bak sampah Jalan Sumbawa II RT 7 RW 4, Karang Tempel, Semarang Timur.
2. 14 Oktober - Bayi usia sehari, laki-laki, ditemukan tewas di TPA Jatibarang, Mijen.
3. 20 September - Bayi laki-laki, usia tiga hari, ditemukan tewas di mess BPR Perumahan Candi Mutiara Selatan, Pasadena, Ngaliyan.
4. 25 Juni - Bayi laki-laki usia 40 hari ditemukan hidup depan Panti Asuhan Darun Najah, Dukuh Juwono RT 01 RW 03 Mangunharjo, Tembalang.
5. 6 Juni - Bayi laki-laki ditemukan tewas di kontainer sampah TPS Singsosari Timur belakang Politeknik Ilmu Pelayaran, Jalan Siwalayan Raya, Wonodri, Semarang Selatan.
6. 7 Juni - Orok bayi usia 4 bulan ditemukan tewas di Sungai Banjir Kanal Timur, Sambirejo, Gayamsari.
7. 28 April - Bayi laki-laki usia 2 minggu ditemukan hidup di depan rumah H Soheh Jalan Kudu Kramat RT 2 RW 6, Genuk.
8. 17 Feb - Bayi laki-laki ditemukan hidup di depan rumah Umrotun (43) Jalan Tegalraya RT 6 RW 13, Tambakaji.
9. 6 Mei - Bayi laki-laki ditemukan hidup di bawah terowongan jembatan tol, Jalan Karanganyar, Muktiharjo Kidul, Pedurungan.
()