Pengungsi Tangse kekurangan logistik
A
A
A
Sindonews.com - Korban bencana banjir bandang Tangse, Pidie, Aceh, mengalami kekurangan logistik. Saat ini Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie berupaya memenuhi kebutuhan air minum.
"Baru saja saya mendapat informasi dari posko logistik, air mineral untuk minum habis," kata Apriadi, Kepala Pelaksana BPBD Pidie, Senin (27/2/2012). Selain air mineral, menurut Apriadi, sembako yang tersedia hanya mencukupi untuk dua hari. Dia menambahkan, pengungsi juga membutuhkan pakaian dan kebutuhan khusus perempuan.
"Kami khawatir logistik terus berkurang. Logistik hanya cukup untuk dua hari. Masih dibutuhkan pakaian termasuk pakaian dalam wanita," jelas Apriadi.
Korban banjir bandang ini berada di dua titik, Blang Maloe dan Pulo Pante. Sedikitnya 45 keluarga atau 145 jiwa hingga berita ini diturunkan masih mengungsi. "Masyarakat yang mengungsi karena rumahnya hilang dan rusak," kata Apriadi.
Akibat banjir bandang sedikitnya 5,6 kilometer jalan provinsi sebagian terkuras derasnya air, dua pesantren rusak, sembilan balai pengajian rusak, dua jembatan beton dan satu jembatan gantung turut hancur. Selain itu, terjadi perubahan arah laju arus air sepanjang 6 kilometer di irigasi sekunder.
Perhitungan sementara BPBD saat banjir bandang melanda Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie Sabtu (25/02), sedikitnya 44 rumah hanyut, terendam air dan terancam hanyut dari berbagai titik.
Sementara itu Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, banjir bandang itu terjadi di Desa Kebun Nilam, Desa Blang Maloe dan Desa Pulo Mesjid. Banjir menyebabkan satu orang hilang atas nama Tengku Idris (55).
“Untuk di Desa Kebun Nilam, 14 Unit rumah hilang dan di Desa Blang Maloe 4 unit rumah hilang dan satu unit rumah rusak berat,” kata Sutopo dalam keterangan persnya, Minggu (26/2/2012).
Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Kabupaten Pidie, BPBA Provinsi Aceh, dan Instansi terkait, kata Sutopo, telah berada di lokasi untuk melakukan penanganan darurat dan mengevakuasi warga ke tempat yang aman.
"Baru saja saya mendapat informasi dari posko logistik, air mineral untuk minum habis," kata Apriadi, Kepala Pelaksana BPBD Pidie, Senin (27/2/2012). Selain air mineral, menurut Apriadi, sembako yang tersedia hanya mencukupi untuk dua hari. Dia menambahkan, pengungsi juga membutuhkan pakaian dan kebutuhan khusus perempuan.
"Kami khawatir logistik terus berkurang. Logistik hanya cukup untuk dua hari. Masih dibutuhkan pakaian termasuk pakaian dalam wanita," jelas Apriadi.
Korban banjir bandang ini berada di dua titik, Blang Maloe dan Pulo Pante. Sedikitnya 45 keluarga atau 145 jiwa hingga berita ini diturunkan masih mengungsi. "Masyarakat yang mengungsi karena rumahnya hilang dan rusak," kata Apriadi.
Akibat banjir bandang sedikitnya 5,6 kilometer jalan provinsi sebagian terkuras derasnya air, dua pesantren rusak, sembilan balai pengajian rusak, dua jembatan beton dan satu jembatan gantung turut hancur. Selain itu, terjadi perubahan arah laju arus air sepanjang 6 kilometer di irigasi sekunder.
Perhitungan sementara BPBD saat banjir bandang melanda Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie Sabtu (25/02), sedikitnya 44 rumah hanyut, terendam air dan terancam hanyut dari berbagai titik.
Sementara itu Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, banjir bandang itu terjadi di Desa Kebun Nilam, Desa Blang Maloe dan Desa Pulo Mesjid. Banjir menyebabkan satu orang hilang atas nama Tengku Idris (55).
“Untuk di Desa Kebun Nilam, 14 Unit rumah hilang dan di Desa Blang Maloe 4 unit rumah hilang dan satu unit rumah rusak berat,” kata Sutopo dalam keterangan persnya, Minggu (26/2/2012).
Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Kabupaten Pidie, BPBA Provinsi Aceh, dan Instansi terkait, kata Sutopo, telah berada di lokasi untuk melakukan penanganan darurat dan mengevakuasi warga ke tempat yang aman.
()