Kantor Partai Nasdem diterjang banjir bandang
A
A
A
Sindonews.com - Kantor Partai Nasional Demokrat (Nasdem), di Kecamatan Simpati, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, tak luput dari terjangan banjir bandang yang terjadi Rabu sore lalu.
Saat ini, kantor yang biasanya dijadikan sebagai tempat berkumpul pemuda setempat tersebut tampak digenangi lumpur dan rusak berat. Meski demikian, warga masih memanfaatkan kantor ini sebagai tempat bertukar pendapat, memecahkan masalah agar bencana yang sama tidak kembali terulang.
Lumpur sisa banjir bandang, masih tampak menggenang di kantor Partai Nasdem, Kecamatan simpati, di Pasar Simpang, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Terjangan air bah bercampur lumpur dan kayu, merusak sejumlah aset kantor. Saat ini, sejumlah pemuda yang cinta gerakan perubahan, bergotong royong membersihkan kantor dari genangan lumpur.
Ketua Partai Nasdem Kecamatan Simpati, Afrizal menuturkan, saat peristiwa terjadi, sejumlah pemuda sedang berkumpul dan bersiap-siap ke mesjid untuk melaksanakan salat maghrib.
Namun, belum sempat beranjak, tiba-tiba banjir bandang menghantam. Hujan deras yang mengguyur sejak Rabu siang diduga sebagai penyebab bencana yang biasa disebut "galodo" ini.
"Saat kejadian kami ramai di sini, tiba-tiba galodo datang, air bercampur lumpur dan kayu menjebol kantor sampai ke belakang, berharap Menteri Kehutanan (Menhut) bisa memberantas ilegal logging di sini," katanya, Jumat (25/2/2012).
Senada dengan Afrizal, Ketua Satria Rimba, Irwandi menyebutkan, penyebab utama banjir bandang ini adalah, aktifitas penebangan hutan secara liar di Kawasan Bukit Ambacang.
Saat bertukar pendapat, memecahkan masalah, pemuda bersama warga setempat menemukan fakta, bahwa lebih dari empat puluh somel, setiap harinya beraktifitas menebang kayu di Kawasan Bukit Ambacang, dan Bukit Malampah. Diantaranya hanya sekitar tujuh perusahaan yang memiliki izin.
"Betul kata ketua Nasdem, kalau ilegal loging tidak diberantas, penanaman selama ini akan sia-sia. Dalam lima tahun ke depan kampung ini akan habis, tolong tinjau ulang izin Somel yang berkedok perabot di kampung kami, dan tindak aparat yang membacking," tegasnya Irwandi. (san)
Saat ini, kantor yang biasanya dijadikan sebagai tempat berkumpul pemuda setempat tersebut tampak digenangi lumpur dan rusak berat. Meski demikian, warga masih memanfaatkan kantor ini sebagai tempat bertukar pendapat, memecahkan masalah agar bencana yang sama tidak kembali terulang.
Lumpur sisa banjir bandang, masih tampak menggenang di kantor Partai Nasdem, Kecamatan simpati, di Pasar Simpang, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Terjangan air bah bercampur lumpur dan kayu, merusak sejumlah aset kantor. Saat ini, sejumlah pemuda yang cinta gerakan perubahan, bergotong royong membersihkan kantor dari genangan lumpur.
Ketua Partai Nasdem Kecamatan Simpati, Afrizal menuturkan, saat peristiwa terjadi, sejumlah pemuda sedang berkumpul dan bersiap-siap ke mesjid untuk melaksanakan salat maghrib.
Namun, belum sempat beranjak, tiba-tiba banjir bandang menghantam. Hujan deras yang mengguyur sejak Rabu siang diduga sebagai penyebab bencana yang biasa disebut "galodo" ini.
"Saat kejadian kami ramai di sini, tiba-tiba galodo datang, air bercampur lumpur dan kayu menjebol kantor sampai ke belakang, berharap Menteri Kehutanan (Menhut) bisa memberantas ilegal logging di sini," katanya, Jumat (25/2/2012).
Senada dengan Afrizal, Ketua Satria Rimba, Irwandi menyebutkan, penyebab utama banjir bandang ini adalah, aktifitas penebangan hutan secara liar di Kawasan Bukit Ambacang.
Saat bertukar pendapat, memecahkan masalah, pemuda bersama warga setempat menemukan fakta, bahwa lebih dari empat puluh somel, setiap harinya beraktifitas menebang kayu di Kawasan Bukit Ambacang, dan Bukit Malampah. Diantaranya hanya sekitar tujuh perusahaan yang memiliki izin.
"Betul kata ketua Nasdem, kalau ilegal loging tidak diberantas, penanaman selama ini akan sia-sia. Dalam lima tahun ke depan kampung ini akan habis, tolong tinjau ulang izin Somel yang berkedok perabot di kampung kami, dan tindak aparat yang membacking," tegasnya Irwandi. (san)
()