Mensos prihatin peningkatan PMKS di Surabaya

Jum'at, 17 Februari 2012 - 16:16 WIB
Mensos prihatin peningkatan...
Mensos prihatin peningkatan PMKS di Surabaya
A A A
Sindonews.com - Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Al Jufri prihatin dengan banyaknya penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Pihaknya menyerukan kepada semua petugas di Dinas Sosial serta relawan di Kota Pahlawan ini untuk turun langsung ke lapangan.

“Coba sekarang dimulai membiasakan diri untuk turun langsung ke lapangan. Hari Sabtu dan Minggu kan bisa untuk mengatasi PMKS,” ujar Salim ketika ditemui di Balai Kota Surabaya, Jumat (17/2/2012).

Dia melanjutkan, Surabaya merupakan daerah yang menjadi fokus utama pemerintah. Penyebaran PMKS sendiri memang tak merata. Terbukti banyaknya PMKS baru di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. “Ini butuh intensitas dalam penanganan, makanya kami berharap semua pihak bisa berperan serta dalam mengatasi masalah ini,” ungkapnya.

Surabaya sendiri, lanjutnya, sudah ada lokalisasi besar seperti Dolly dan Bangunsari. Lokalisasi itu memberikan efek sosial bagi lingkungan di sekitarnya. Makanya para PSK itu membutuhkan pendampingan yang tuntas untuk mengangkat mereka menjadi lebih baik.

“Pemerintah juga mendukung upaya yang dilakukan pemprov dan pemkot. SDM para PSK harus bisa mandiri untuk membangkitkan semangat mereka dalam hidup,” imbuhnya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, peningkatan PMKS memang terus mengalami kenaikan yang drastis. Namun, untuk pekerja seks komersial (PSK) pemkot bisa menekan penambahan jumlahnya.

Pada 2009 saja, PSK di Surabaya mencapai 3.225 orang, sementara pada 2010 turun menjadi 2.996. Pada 2011 jumlahnya terus turun menjadi 2.027 orang. “Kami memang sudah memberlakukan larangan penambahan PSK baru. Makanya, tak ada lagi penambahan PSK, saat ini yang tersisa merupakan penghuni wisma lama,” ungkapnya.

Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu menambahkan, pemkot juga menyiapkan beberapa rumah singgah yang bisa dimanfaatkan PMKS. Salah satunya seperti Liponsos yang kini ditinggali 900 orang lebih.

Jumlah penghuni Liponsos terus mengalami kenaikan bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2010 saja penderita di Liponsos masih 881 orang, sementara pada 2009 penghuninya 697 orang. “Kami juga memiliki panti rehabilitasi anak di Wonorejo. Dan juga ada panti bagi tuna grahita,” sambungnya.

Sementara itu, Asisten IV Pemprov Jatim Edi Purwinanto mengatakan, ada lima daerah di Jatim yang menjadi konsentrasi utama bagi pemprov untuk mengatasi PMKS. Kelima daerah itu adalah Surabaya, Kediri, Jember, Malang, dan Madiun. “Itu daerah fokus utama, ini jadi pertimbangan penting untuk mengatasi penambahan PMKS,” katanya.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1446 seconds (0.1#10.140)