Ratusan ternak diduga tercemar logam berat

Kamis, 16 Februari 2012 - 08:46 WIB
Ratusan ternak diduga tercemar logam berat
Ratusan ternak diduga tercemar logam berat
A A A
Sindonews.com - Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Cikolotok telah berubah fungsi. Setiap hari ratusan hewan ternak sapi dan kambing mencari makan di tempat tersebut.

Kondisi ini tidak saja menyalahi aturan, juga membuat hewan ternak diindikasikan mengandung logam berat. Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Purwakarta mencurigai hewan ternak yang mencari makan di TPAS dapat membahayakan manusia.

Hewan tersebut diindikasikan tercemar logam berat. Jika sapi atau kambing dikonsumsi manusia, efeknya memengaruhi kesehatan manusia. Pantauan di lapangan, tidak jauh dari TPAS Cikolotok, tepatnya di Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan, terdapat lahan Pangangonan, yakni areal yang sengaja disediakan untuk menggembalakan hewan ternak.

Kepala Disnakan Kabupaten Purwakarta Herry Herawan mengatakan, indikasi pencemaran (logam berat terhadap sapi dan kambing) itu sangat terbuka. Sebab, sampah yang dibuang itu bukan saja sampah rumah tangga, juga sampah industri dan rumah sakit. Untuk membuktikan terjadi pencemaran, pihaknya sudah mengirim sampel darah sapi dan kambing di kawasan itu ke laboratorium.

Hasil uji laboratorium itu akan diketahui dalam satu pekan ke depan. Sementara ini pihaknya bekerja sama dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) untuk mengawasi kawanan ternak yang biasa mencari makananditempattersebut.

"Tentunya kami bakal melakukan langkah-langkah lanjutan jika memang tercemar. Kita akan melarang pemilik ternak menggembalakan hewan mereka di tempat itu. Secara fisik, sapi dan kambing itu terlihat gemuk, menandakan sehat. Tapi tidak demikian, jika tercemar logam berat," ungkap Herry.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Purwakarta Ruslan Subanda mengatakan, upaya pencegahan agar TPAS menjadi lokasi penggembalaan sudah dilakukan pihaknya jauh hari. Bahkan, instansinya telah memasang papan pengumuman yang isinya melarang semua aktivitas penggembalaan di kawasan pembuangan sampah.

"Kita juga sempat mengimbau peternak yang berada di sekitar Desa Margasari untuk tidak menggembalakan kambingnya di lokasi tersebut. Tapi, mereka tetap membandel dan masih saja membiarkan hewan ternaknya berkeliaran dan mencari makan di tempat sampah," papar Ruslan.

Ruslan mengaku, sampah yang dimakan sapi dan kambing itu merupakan sampah organik seperti daun atau sisa-sisa makanan. Sementara sampah anorganik, semisal plastik dan kertas sudah lebih dulu diambil oleh para pemulung.

Namun, pihaknya tetap akan meneliti kesehatan hewan ternak di TPAS dan akan menindak tegas jika hewan tersebut tercemar logam berat. (san)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5752 seconds (0.1#10.140)