FPI ditolak, Komisi III akan undang Kapolda

Rabu, 15 Februari 2012 - 18:04 WIB
FPI ditolak, Komisi...
FPI ditolak, Komisi III akan undang Kapolda
A A A
Sindonews.com - Penolakan terhadap Front Pembela Islam (FPI) dari kelompok yang mengklaim sebagai Dewan Adat Dayak (DAD) berbuntut Panjang. Hari ini Forum Umat Islam (FUI) mendatangi Komisi III DPR RI untuk menindaklanjuti kejadian di Palangkara Kalimantan.

Menjadi pertanyaan kenapa kelompok itu bisa menerobos ke Bandara. Untuk mendapakan penjelasan atas hal tersebut, Komisi III DPR RI akan meminta keterangan dari Kapolda Kalimantan Tengah (Kalteng).

"Kami akan analisa dulu dan akan tanya Kapolda, kenapa DAD bisa menerobos bandara," tutur Wakil Ketua Komisi III DPR, Aziz Syamsudin Di DPR, Jakarta, Rabu (14/2/2012)

Menurut Aziz, segala persoalan harus diselesaikan secara hukum. Dia menegaskan bahwa terkait kejadian ini pihaknya akan membawa ke pleno baru kemudian akan melakukan pemanggilan kepada pihak terkait.

"Harus bawa ke pleno dulu, rencana minggu depan akan manggil Kapoldanya," kata politikus Partai Golkar ini.

Sementara itu anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS), Aboe bakar Al-Habsy mengimbau untuk tidak mengambil langkah anarkis agar persoalan ini bisa diselesaikan secara hukum.

"Sebaiknya mengambil langkah proses secara hukum, Kapolda dan Kapolri, Gubernur bisa panggil juga itu," ucapnya.

Masih kata Aboe Bakar, pihaknya akan mengklarifikasi dengan silaturahim dan memberikan penjelasan supaya masalah ini segera selesai.

Diberitakan sebelumnya, peristiwa ini berawal ketika pihak FPI pusat berencana melantik FPI cabang Palangkaraya dan Kuala Kapuas di Kalimantan Tengah yang akan dihadiri oleh para pimpinan FPI pusat, antara lain Ketua Bidang Dakwah Habib Muhsin bin Ahmad Alattas, Sekjen FPI Ahmad Sobri Lubis, Wasekjen KH Awit Masyhuri dan Panglima LPI Maman Suryadi.

Tapi para pimpinan FPI pusat ini telah dihadang terlebih dulu oleh gerombolan yang dituding FPI sebagai preman dan dipimpin oleh Yansen Binti, Lukas Tingkes serta Sabran yang mengatasnamakan sebagai pimpinan Dewan Adat Dayak (DAD) dan Majelis Adat Dayak Nusantara (MADN).
Gerombolan preman tersebut sudah menghadang mereka di dalam landasan bandar udara Tjilik Riwut, Palangkaraya dengan membawa berbagai jenis senjata tajam.

Dalam peristiwa ini, para pimpinan FPI yang diterbangkan memakai pesawat Sriwijaya Air akhirnya ditangguhkan pendaratannya ke bandar udara di Banjarmasin, Kalimantan Selatan karena situasi yang sudah tidak kondusif.(azh)
()
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0641 seconds (0.1#10.24)