Seks saat Valentine, pelajar desak razia

Selasa, 14 Februari 2012 - 06:00 WIB
Seks saat Valentine, pelajar desak razia
Seks saat Valentine, pelajar desak razia
A A A
Sindonews.com - Ratusan pelajar dari berbagai sekolah menengah atas (SMA) di kabupaten Asahan, Sumatera Utara menggelar aksi turun ke jalan. Mereka mendesak Pemkab Asahan melakukan razia tempat-tempat maksiat terkait akan dirayakannya Valentine Day (hari kasih sayang) yang jatuh hari ini.

Dengan membawa poster dan bendera, ratusan pelajar yang tergabung dari berbagai organisasi pelajar tersebut yakni di antaranya dari pengurus OSIS se Kabupaten Asahan, Forum Studi Mahasiswa Asahan (Fosma), dan Studi Club Alkahfi (Syca) tersebut melakukan long march keliling kota Kisaran.

Aksi tersebut mereka gelar sebagai bentuk protes kepada pemerintah daerah setempat yang terkesan diam dan tutup mata dalam menyikapi menjamurnya café-café malam yang rawan dijadikan tempat maksiat . Serta dibiarkannya perayaan Valentine Day oleh remaja setiap tahun di daerah ini, meskipun disadari sepenuhnya perayaan hari kasih sayang itu merupakan sarana yang membawa remaja ke jurang kemaksiatan.

“Aksi ini kita gelar karena kita sangat mengkhawatirkan nasib remaja-remaja seusia kami, mengingat semakin menjamurnya café-café malam. Ditambah tidak adanya larangan perayaan Valentine Day dari pemerintah daerah setempat ," ujar ketua panitia aksi Muhammad Iqbal Pranajaya, 13 Febuarai 2012.

Aksi penolakan ini digelar oleh ratusan pelajar dengan melakukan long march keliling kota Kisaran dengan meneriakkan yel-yel tolak Valentine Day dan kafe-kafe maksiat. Mereka juga menggelar pembacaan deklarasi gerakan pelajar antipergaulan bebas dan narkoba.

Isinya, sikap penolakan terhadap segala bentuk tindakan pergaulan bebas, serta meminta Pemkab Asahan memerangi dunia pergaulan bebas dan narkoba sesuai dengan visi misi Asahan yang religius.

Menurut pelajar, semakin terus bertambahnya jumlah café-café malam akan membawa pengaruh terhadap remaja. Karena, ungkap mereka, tidak menutup kemungkinan, bahkan di antara sesama teman pelajar mereka sebagian di antaranya telah mengenal dunia gemerlap kehidupan malam.

Sebab itu, terkait akan dirayakannya Valentine Day yang jatuh 14 Februari, mereka meminta Pemkab Asahan dan polisi melakukan razia. “Kita menilai sejauh ini visi misi Pemkab Asahan tidak tercapai. Bagaimana mungkin masyarakat religius bisa terwujud jika café-café malam, bahkan terus bertambah,” ujar Sri, salah seorang siswi di salah satu SMA Negeri Kisaran yang ikut turun ke jalan dalam aksi itu.

Seruan perang terhadap Valentine Day juga diserukan Ketua OSIS SMAN 3 Kisaran, Wahyudi Siswanto.

“Kita meminta pelajar jangan keluar rumah ikut merayakan Valentin. Valentine merupakan rekayasa budaya asing untuk menghancurkan moral terutama remaja Islam. Hari kasih sayang kok mesti diperingati. Kasih sayang bukan hal yang sakral karena berbuat kasih sayang merupakan kewajiban, dan memang bagian dari kodrati manusia,” kata dia.

Pelajar ini juga meminta pada malam Valentine diperbanyak dirazia. Razia tersebut bertujuan sabagai tindakan pencegahan agar remaja tidak keluar rumah. Remaja kedapatan keluar rumah diminta untuk pulang “Tidak ada itu Valentine Day,” kata dia.

Sementara itu menyikapi permintaan pelajar ini, Pemkab Asahan belum mengeluarkan sikap resmi. Kabag Humas Pemkab Asahan Rahman Halim menyatakan, pihaknya akan berkordinasi dulu dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait. “Saya belum bisa jawab karena masalah ini belum sempat dikoordinasikan tadi,” jawab dia.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6126 seconds (0.1#10.140)