Marak kecelakaan, Terminal Cicaheum Bandung disidak

Senin, 13 Februari 2012 - 14:33 WIB
Marak kecelakaan, Terminal...
Marak kecelakaan, Terminal Cicaheum Bandung disidak
A A A
Sindonews.com - Maraknya kecelakaan bus akhir-akhir ini, membuat Pemerintah Kota Bandung melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Terminal Cicaheum.

Terminal Cicaheum merupakan salah satu terminal yang menyediakan bus rute antar kota antar provinsi. Bus dengan rute panjang tersebut menjadi sasaran utama sidak.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung Prijo Soebiandono mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyoroti perusahaan otobus (PO) yang dinilai akal-akalan dalam proses uji kir.

"Kita soroti PO-PO, biasanya mereka suka jail saat mau uji kir," kata Prijo di sela sidak pengecekan kelayakan kendaraan di Terminal Cicaheum, Bandung, Senin (13/2/2012).

Dia menuturkan, ada PO yang mengganti ban secara mendadak saat mau uji kir. Tetapi ketika bus jalan lagi, ban depan bus memakai vulkanisir. "Itu enggak boleh. Kalau ban belakang pakai vulkanisir mending jika pecah masih bisa dikendalikan. Jika ban depan, bus enggak bisa dikendalikan," ujarnya.

Kepada PO-PO yang "nakal", katanya, akan memberi peringatan dulu. Jika membandel, akan diajukan ke Dirjen Perhubungan supaya izin trayeknya dicabut.

Lanjunjutnya, banyak PO yang membiarkan kelalaian mekanik dalam kendaraan. Maka pihaknya akan memperketat uji kir yang dilakukan tiap enam bulan sekali. "Jika ketahuan lalai kendaraan harus dikembalikan dan melakukan uji kir ulang," tegasnya.

Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Badan Narkotika Kota Bandung untuk melakukan tes urine bagi sopir-sopir bus. Sebab, 80 persen kecelakaan disebabkan faktor manusia (human error).

"Kita kerja sama dengan BNN untuk tes urine. Nantinya ada petugas kita yang ditempatkan di terminal, tiap bulan pengecekan. Pengecekan rutin pengemudi," kata Prijo.

Dia juga mengimbau supaya pengemudi tidak memakai ponsel saat berkendara. "Yang bahaya pengemudi pakai HP, sebab 1 detik saja lengah dalam kecepatan 80 km saja bisa bahaya," tuturnya.

Menurutnya, kecelakaan lebih besar terjadi akibat kelalaian manusia, yakni 80 persen. Kondisi kendaraan hanya menyumbang 15 persen, sisanya karena faktor jalan, dan cuaca. (wbs)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5358 seconds (0.1#10.140)