Lagi, bus masuk jurang, lima orang tewas

Senin, 13 Februari 2012 - 09:13 WIB
Lagi, bus masuk jurang,...
Lagi, bus masuk jurang, lima orang tewas
A A A
Sindonews.com - Lima orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam kecelakaan di Kabupaten Pemalang dan Majalengka, Jawa Barat. Sebuah angkutan minibus Pitaloka jurusan Cikadu-Pemalang, masuk ke jurang sedalam sekitar 10 meter di Desa Wisnu, Kecamatan Watukumpul, sekitar pukul 17.30 WIB kemarin.

Kecelakaan ini menewaskan dua penumpang dan melukai puluhan orang lainnya. Sedang di Majalengka, tiga orang tewas setelah Bus Pariwisata Jaya Prima bernomor polisi D 7506 AE yang membawa rombongan peziarah ke Gunung Djati, Kabupaten Cirebon, menabrak truk, tiga delman dan empat motor di sekitar Pasar Kadipaten, Jalan Jombol, pukul 11.00 WIB.

Kecelakaan di Pemalang diduga terjadi akibat over load, human error dan rem blong. Bus yang berkapasitas 20 orang itu dipaksa memuat hingga 30 penumpang.

Sejumlahpenumpang bahkanadayangterpaksanaikdi atas kendaraan dan sebagian bergelantungan di pintu. Korban tewas adalah Nurul Mukharom (30), warga Desa Jojogan, Watukumpuldan Wuryanto (40), warga Desa Cawet, Watukumpul.

Adapun korban luka antara lain Nur Khotimah (22), warga Jojogan Diyoto (32), warga Desa Watugajah, Fahiri (17), warga Pekuntet, Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, Tambari (27), warga Desa Cawet, Watukumpul dan Sopan (28), warga Cikadu.

Seluruh korban baik tewas maupun luka-luka dibawa ke Rumah Sakit Mardhotillah Muhammadiyah Randudongkal dan sebagian dirawat di Puskesmas Randudongkal, RSUD Azahari, dan RS Siaga Medika Pemalang.

Salah seorang warga Sarifudin (30), pemilik warung yang dekat dengan lokasi kejadian menuturkan, kecelakaan berawal saat minibus dari arah Cikadu melaju kencang.Tiba di jalan raya Watukumpul, bus mendadak oleng setelah melewati tikungan dan jalan menurun.

Laju bus makin tak terkendali hingga masuk ke jurang Sungai Sastri.Saat kejadian turun hujan deras. "Sopir bus diduga tidak melihat ada tikungan. Sopir tidak bisa mengendalikan kendaraan. Bus kemudian terjun ke Sungai Satri kurang lebih 10 meter. Kondisi bus ringsek dan terbalik dengan roda di atas," kata Sarifudin.

Menurut dia, kondisi gelap dan di bawah guyuran hujan deras membuat proses evakuasi korban sedikit terhambat. Korban baru bisa dievakuasi setelah puluhan warga turun ke dasar jurang dan membawa para korban ke rumah sakit. Salah seorang korban, Cahyono (25), warga Majalangu, Watukumpul mengatakan, dirinya naik di atas mobil karena penumpang di dalam bus sudah penuh.

"Bus elf (minibus) ini semestinya belok karena ada tikungan. Tapi, bus malah lurus," ujarnya. Cahyono menduga sopir minibus tidak tahu kondisi jalan yang menurun tajam, apalagi jumlah penumpang melebihi kapasitas.

Sehingga tidak mampu mengendalikan laju kendaraan dan terperosok ke jurang. Kasatlantas Polres Pemalang AKP Sumantri mengatakan, sopir minibus Wiworo Jatmiko, warga Majalangu, Kecamatan Watukumpul sudah diamankan. Terkait penyebab kecelakaan, Sumantri mengatakan, dugaan sementara rem minibus tidak berfungsi.

Namun ini masih dalam penyelidikan. "Saat ini sopir masih ditahan di Mapolres Pemalang. Dia kemungkinan jadi tersangka,” ujarnya.

Di Majalengka, Bus Jaya Prima yang dikemudikan Egi Ginanjar (23), warga Kampung Empangsari RT 17/05, Sukatani, Kabupaten Purwakarta, itu melaju dari arah Bandung menuju Cirebon. Bus menyalip truk bermuatan genting bernopol D 8106 BG yang dikemudikan Andri.

Kemudian, dari arah berlawanan juga meluncur truk disel. Bus Jaya Prima menghantam truk tersebut mengakibatkan bus oleng ke kiri dan menghajar truk bermuatan genting yang berada di sisi kirinya. Akibat ditabrak bus Jaya Prima, truk menghancurkan gapura di sisi jalan.

Setelah menghajar truk, bus Jaya Prima masih meluncur, lalu menghantam 3 delman dan empat motor di depannya. Bus yang menyeret sepeda motor sejauh 30 meter baru berhenti di depan kantor cabang Bank Mandiri.

Tiga korban tewas masingmasing Jaja Mujahid (44), warga Desa Gandu, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Majalengka, Beni (33), warga Desa Gandasari, Kecamatan Dawuan dan Andri (18), warga Desa/Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang.

Sedang puluhan lainnya luka-luka dan dibawa ke RSUD Cideres. Kapolres Majalengka AKBP Lena Suhayati mengatakan,belum mengetahui pasti penyebab kecelakaan yang menyebabkan 3 orang tewas dan puluhan luka-luka itu.

Karena, hingga kemarin sopir bus, Egi Ginanjar, masih dalam keadaan shock. "Sopir diamankan di Mapolsek Kadipaten. Dia masih shock, sehingga belum bisa dimintai keterangan.Kami beri kesempatan dia tenang dulu, baru kami mintai keterangan," ujarnya.

Bupati Majalengka Sutrisno yang mengunjungi korban kecelakaan bus meminta korban luka segera ditangani secara maksimal. "Jangan diremehkan," tandasnya.

Selain mengunjungi korban di RSUD Cideres, bupati juga menyempatkan diri mengunjungi rumah duka. Sementara itu, Himpunan Lembaga Konsumen Indonesia (HLKI) prihatin dengan sejumlah kecelakaan bus di wilayah Jabar pada awal 2012. HLKI meminta pemerintah dan instansi terkait serius memerhatikan hak keselamatan serta keamanan penumpang.

"Perlu ada political will dari pemerintah yang bertanggung jawab atas keamanan, kenyamanan, dan keselamatan konsumen," ujar Ketua Umum HLKI Jabar, Banten, dan DKI Jakarta Firman Turmantara.

Kecelakaan juga menimpa sebuah angkutan kota (angkot) F1902 NC, nomor T02 jurusan Ciawi-Cileungsi. Angkot tersebut terbalik setelah dihantam bus MGI B 8373 DM di KM 27+400, Tol Jagorawi, tak jauh dari pintul tol Citeureup, Kabupaten Bogor.

Akibatnya 16 penumpang angkot mengalami luka-luka dan harus menjalani perawatan di ruang Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Bina Husada, Cibinong, Kabupaten Bogor. Informasi dihimpun menyebutkan, kecelakaan itu terjadi, saat angkot yang dikemudikan AR (20), hendak menurunkan penumpang dan menepi ke kiri jalan.

Tanpa diduga tiba-tiba bus MGI yang dicarter rombongan itu melaju kencang dan menabrak belakang angkot hingga terbalik ke tengah jalan.

Hendra (29), salah seorang penumpang asal Sukabumi yang ditemui di RS Bina Husada mengatakan, angkot terbalik dengan roda ke atas. "Seluruh penumpang mengalami luka luka.Keluar dari jendela mobil yang kacanya sudah pecah," katanya.

Menurut dia, tabrakan terjadi ketika angkot melintasi pintu tol. Semula angkot akan terus menuju Cileungsi dengan keluar di pintu tol Cibubur. Namun, tiba tiba ada penumpang yang berteriak minta turun di Citeureup.

"Karena ada penumpang yang minta turun di Citeureup, maka seketika sopir membantingkan stir ke kiri, sehingga posisi angkot yang semula di tengah beralih ke kiri," ujarnya.

Seorang ibu yang membawa anak kecil berusia 7 tahun mengatakan, saat kejadian dia langsung memeluk anaknya erat erat. "Saya tidak tahu kalau anak saya tidak dipeluk, mungkin entah apa yang terjadi," katanya yang mengalami luka dibagian kepala dan bahu.

Kanitlaka Polres Bogor Ipda Mulya menjelaskan semua korban yang mengalami luka dirawa RS Bina Husada. "Dari 16 orang itu, 4 yang luka parah harus dirawat,sedangkan 12 orang lainnya luka ringan," ujarnya. (san)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4864 seconds (0.1#10.140)