Antar arwah ke surga, warga Bali lempar uang
![Antar arwah ke surga,...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2012/02/11/7/574017/JmMJiPmXeU.jpg)
Antar arwah ke surga, warga Bali lempar uang
A
A
A
Sindonews.com - Sepuluh hari pascahari raya kuningan, warga Desa Bongan, Kabupaten Tabanan, Bali menggelar tradisi unik melempar uang di udara sebagai simbol mengantarkan arwah leluhur kembali ke alam surga.
Bagi warga Banjar, Bongan Jawa, tradisi yang populer disebut "mesuryak" hampir tak pernah dilewatkan. 
"Kami tidak pernah meninggalkan tradisi ini, sebab kami tidak ingin mendapat bala atau musibah," ujar kepala lingkungan banjar Pakraman Bongan Gede I Made Wardana kepada wartawan, Sabtu (11/2/2012).
Tradisi yang dimaksudkan sebagai bentuk persembahan kepada leluhur ke alam baka. Setelah arwah leluhur turun ke dunia pada hari galungan, kini mereka diantar kembali ke surga pada saat hari raya kuningan.
Arwah leluhur yang akan kembali ke asalnya itu, oleh keturunan yang masih hidup di dunia, mereka perlu dibekali agar selalu dilindungi Hyang Widhi Wasa.

Usai bersembahyang, sejak pagi warga tua-muda mulai berkumpul di depan rumah-rumah yang akan menggelar tradisi unik tersebut.
Kata mesuryak berarti bersorak di mana seluruh warga desa bersuka cita saat mengikuti tradisi melempar uang ke udara depan rumah yang diperbutkan beramai-ramai.
Tradisi tersebut juga sebagai bentuk ungkapan terima kasih kepada Hyang Widhi Wasa atau Tuhan yang Maha Esa atas rezeki yang dilimpahkan. "Warga percaya, jika tradisi ini tetap ada di setiap perayaan kuningan maka para leluhur akan tersenyum di alam sana," ujar Made Doni, seorang warga.
Sementara, uang yang dilempar ke udara terdiri dari pecahan koin Rp500, lembaran Rp1.000, Rp5 ribu hingga Rp20 ribu bahkan hingga Rp50 ribu atau Rp100 ribu. Meski harus berdesak-desakan bahkan adu otot namun tidak sampai menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan.
Semua menyambut dengan keriangan, jadi tidak ada sakit hati atau dendam diantara warga kendati tak jarang mereka harus terjatuh saat berebut uang di udara.
Bagi warga Banjar, Bongan Jawa, tradisi yang populer disebut "mesuryak" hampir tak pernah dilewatkan. 
"Kami tidak pernah meninggalkan tradisi ini, sebab kami tidak ingin mendapat bala atau musibah," ujar kepala lingkungan banjar Pakraman Bongan Gede I Made Wardana kepada wartawan, Sabtu (11/2/2012).
Tradisi yang dimaksudkan sebagai bentuk persembahan kepada leluhur ke alam baka. Setelah arwah leluhur turun ke dunia pada hari galungan, kini mereka diantar kembali ke surga pada saat hari raya kuningan.
Arwah leluhur yang akan kembali ke asalnya itu, oleh keturunan yang masih hidup di dunia, mereka perlu dibekali agar selalu dilindungi Hyang Widhi Wasa.

Usai bersembahyang, sejak pagi warga tua-muda mulai berkumpul di depan rumah-rumah yang akan menggelar tradisi unik tersebut.
Kata mesuryak berarti bersorak di mana seluruh warga desa bersuka cita saat mengikuti tradisi melempar uang ke udara depan rumah yang diperbutkan beramai-ramai.
Tradisi tersebut juga sebagai bentuk ungkapan terima kasih kepada Hyang Widhi Wasa atau Tuhan yang Maha Esa atas rezeki yang dilimpahkan. "Warga percaya, jika tradisi ini tetap ada di setiap perayaan kuningan maka para leluhur akan tersenyum di alam sana," ujar Made Doni, seorang warga.
Sementara, uang yang dilempar ke udara terdiri dari pecahan koin Rp500, lembaran Rp1.000, Rp5 ribu hingga Rp20 ribu bahkan hingga Rp50 ribu atau Rp100 ribu. Meski harus berdesak-desakan bahkan adu otot namun tidak sampai menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan.
Semua menyambut dengan keriangan, jadi tidak ada sakit hati atau dendam diantara warga kendati tak jarang mereka harus terjatuh saat berebut uang di udara.
()