Pencarian Angelina terkendala beratnya medan
A
A
A
Sindonews.com - Upaya pencarian Angelina Yovanka (19), mahasiswi ITB semester IV Jurusan Teknik Kelautan, oleh tim SAR terkendala beratnya medan Sungai Cikandang, Kecamatan Pakenjeng, Garut.
Faktor hujan, derasnya air sungai, dan licinnya batu-batu, setidaknya menjadi penghambat langkah tim pencari yang terdiri dari Badan SAR Nasional (Basarnas) Garut dan Bandung tersebut.
Kendati demikian, proses pencarian tetap dilakukan dengan menyusuri lokasi terbaliknya perahu karet yang ditumpangi korban, yaitu di kawasan Leuwi Peer, Kampung Cibihbul, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Pakenjeng.
Anggota Search Rescue Unit (SRU) Garut Husni Binika menyebutkan, tim SAR yang terlibat dalam upaya itu dibagi dalam tiga unit perahu.
“Masing-masing perahu ada lima orang dengan peralatan rafting lengkap. Mereka mulai turun ke sungai sejak pukul 09.00 WIB. Kemungkinan anggota pencari akan bertambah lagi. Meski medannya sulit, tim akan tetap terus mengitari lokasi korban tenggelam,” katanya kepada saat dihubungi, Selasa (7/2/2012).
Langkah pencarian Angelina pun melibatkan tim diving Polres Garut untuk menyelam ke dasar sungai. Namun, derasnya tekanan air di dasar sungai menyebabkan upaya penyelaman mereka dihentikan sementara.
“Arus air di dalam sungai sangat kencang. Tim belum bisa menyelam kembali dalam kondisi seperti itu,” kata Kapolres Garut AKBP Enjang Hasan Kurnia.
Menurut Enjang, tim penyelam sangat diperlukan dalam upaya pencarian ini. Pasalnya, jelas dia, tepat di bawah lokasi terbaliknya perahu karet yang digunakan korban beserta lima temannya di Minggu (5/2) lalu, terdapat sebuah palung dengan kedalaman lebih dari 10 meter.
“Alat pendeteksi kedalaman kami tidak bisa menyentuh dasar sungai. Selain sangat dalam, arusnya juga kuat. Bisa-bisa nanti tim penyelam sendiri yang menjadi korban. Untuk penyelaman, kita masih menunggu hujan reda dulu. Sebab, hujan deras setidaknya memengaruhi derasnya air sungai dan tekanan di dasarnya,” jelasnya.
Faktor hujan, derasnya air sungai, dan licinnya batu-batu, setidaknya menjadi penghambat langkah tim pencari yang terdiri dari Badan SAR Nasional (Basarnas) Garut dan Bandung tersebut.
Kendati demikian, proses pencarian tetap dilakukan dengan menyusuri lokasi terbaliknya perahu karet yang ditumpangi korban, yaitu di kawasan Leuwi Peer, Kampung Cibihbul, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Pakenjeng.
Anggota Search Rescue Unit (SRU) Garut Husni Binika menyebutkan, tim SAR yang terlibat dalam upaya itu dibagi dalam tiga unit perahu.
“Masing-masing perahu ada lima orang dengan peralatan rafting lengkap. Mereka mulai turun ke sungai sejak pukul 09.00 WIB. Kemungkinan anggota pencari akan bertambah lagi. Meski medannya sulit, tim akan tetap terus mengitari lokasi korban tenggelam,” katanya kepada saat dihubungi, Selasa (7/2/2012).
Langkah pencarian Angelina pun melibatkan tim diving Polres Garut untuk menyelam ke dasar sungai. Namun, derasnya tekanan air di dasar sungai menyebabkan upaya penyelaman mereka dihentikan sementara.
“Arus air di dalam sungai sangat kencang. Tim belum bisa menyelam kembali dalam kondisi seperti itu,” kata Kapolres Garut AKBP Enjang Hasan Kurnia.
Menurut Enjang, tim penyelam sangat diperlukan dalam upaya pencarian ini. Pasalnya, jelas dia, tepat di bawah lokasi terbaliknya perahu karet yang digunakan korban beserta lima temannya di Minggu (5/2) lalu, terdapat sebuah palung dengan kedalaman lebih dari 10 meter.
“Alat pendeteksi kedalaman kami tidak bisa menyentuh dasar sungai. Selain sangat dalam, arusnya juga kuat. Bisa-bisa nanti tim penyelam sendiri yang menjadi korban. Untuk penyelaman, kita masih menunggu hujan reda dulu. Sebab, hujan deras setidaknya memengaruhi derasnya air sungai dan tekanan di dasarnya,” jelasnya.
()