Volume air Bengawan Solo naik, Bojonegoro siaga satu
A
A
A
Sindonews.com – Permukaan Sungai Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro kembali naik. Ketinggian air yang terpantau di papan duga di dekat Pasar Bojonegoro hingga pukul 16.00 WIB berada di kisaran 13.40 pheilscaal di atas permukaan air laut.
Dengan ketinggian air sungai itu, wilayah Bojonegoro kini dinyatakan siaga satu banjir.
Naiknya permukaan sungai terbesar di wilayah Bojonegoro itu terbilang cepat. Pada pukul 15.00 WIB, posisi ketinggian air yang terpantau di papan duga dekat Pasar Bojonegoro berada di kisaran 13.34 pheilscaal. Dengan begitu, setiap satu jam terjadi kenaikan ketinggian air sekitar enam sentimeter.
Debit air sungai di daerah hulu juga terus bergerak naik. Ketinggian air sungai yang terpantau di papan duga Karangnongko di Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, pada pukul 12.00 WIB berada di kisaran 26.05 pheilscaal. Lalu, ketinggian air yang terpantau di tempat yang sama pada pukul 15.00 WIB sudah bergerak naik di kisaran 27.00 pheilscaal.
“Sungai Bengawan Solo trennya terus merambat naik,” ujar Kasi Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bojonegoro, Sutardjo, kemarin.
Naiknya debit sungai yang melintas di wilayah Bojonegoro, Lamongan, dan Gresik itu dipicu adanya hujan merata yang terjadi di daerah hulu dan hilir sungai. Air yang mengalir dari anak sungai lalu bermuara di Sungai Bengawan Solo menyebabkan ketinggian air bergerak dengan cepat.
Air Sungai Bengawan Solo terlihat bergerak dengan deras. Air keruh bercampur lumpur itu juga menyeret tumpukan sampah, dahan, dan ranting. Ketinggian air kini juga mendekati ambang batas atas bibir sungai.
Menurut Sutardjo, kini pintu-pintu air di sepanjang tanggul Sungai Bengawan Solo di daerah perkotaan telah ditutup. Dengan begitu, bila air sungai itu meluber maka bisa dicegah masuk ke perkotaan. Sementara itu, pompa penyedotan air yang ada di Kelurahan Banjarejo, Ledok Wetan, dan Karangpacar, Kota Bojonegoro mulai disiapkan untuk operasi. Bila sewaktu-waktu genangan banjir masuk ke perkotaan maka akan disedot memakai pompa penyedot itu.
Menurut Pardjo, 65, tukang perahu penyeberangan, mengatakan, ketinggian air Sungai Bengawan Solo memang bergerak dengan cepat. Pada kondisi ketinggian air seperti ini, dia lebih berhati-hati menyeberangkan penumpang memakai perahu tradisional.
“Saya lebih berhati-hati menyeberangkan penumpang,” ujar warga Desa Tulung, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro.
Pardjo menyeberangkan penumpang dari titik di Kelurahan Jetak, Kecamatan Kota Bojonegoro, ke titik di Desa Tulung, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro. Setiap kali menyeberang, perahu dengan panjang delapan meter dan lebar 2,5 meter itu bisa mengangkut 10-15 penumpang beserta sepeda motor dan sepeda angin.
Perahu penyeberangan itu juga dibekali dengan peralatan keselamatan penumpang yang minim. Yaitu hanya membawa jeriken yang dimodifikasi seperti pelampung dan ban bekas. Tidak ada pelampung yang sesuai standar keselamatan penyeberangan sungai.
Sementara itu, pihak BPBD Bojonegoro selama Januari-Maret mendatang membuka posko siaga bencana. Posko siaga bencana itu melibatkan petugas dari BPBD, satuan tanggap bencana dari Kodim, Polres Bojonegoro, serta dari PMI Cabang Bojonegoro. Setiap hari ada lima petugas yang jaga di posko siaga bencana itu.(azh)
Dengan ketinggian air sungai itu, wilayah Bojonegoro kini dinyatakan siaga satu banjir.
Naiknya permukaan sungai terbesar di wilayah Bojonegoro itu terbilang cepat. Pada pukul 15.00 WIB, posisi ketinggian air yang terpantau di papan duga dekat Pasar Bojonegoro berada di kisaran 13.34 pheilscaal. Dengan begitu, setiap satu jam terjadi kenaikan ketinggian air sekitar enam sentimeter.
Debit air sungai di daerah hulu juga terus bergerak naik. Ketinggian air sungai yang terpantau di papan duga Karangnongko di Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, pada pukul 12.00 WIB berada di kisaran 26.05 pheilscaal. Lalu, ketinggian air yang terpantau di tempat yang sama pada pukul 15.00 WIB sudah bergerak naik di kisaran 27.00 pheilscaal.
“Sungai Bengawan Solo trennya terus merambat naik,” ujar Kasi Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bojonegoro, Sutardjo, kemarin.
Naiknya debit sungai yang melintas di wilayah Bojonegoro, Lamongan, dan Gresik itu dipicu adanya hujan merata yang terjadi di daerah hulu dan hilir sungai. Air yang mengalir dari anak sungai lalu bermuara di Sungai Bengawan Solo menyebabkan ketinggian air bergerak dengan cepat.
Air Sungai Bengawan Solo terlihat bergerak dengan deras. Air keruh bercampur lumpur itu juga menyeret tumpukan sampah, dahan, dan ranting. Ketinggian air kini juga mendekati ambang batas atas bibir sungai.
Menurut Sutardjo, kini pintu-pintu air di sepanjang tanggul Sungai Bengawan Solo di daerah perkotaan telah ditutup. Dengan begitu, bila air sungai itu meluber maka bisa dicegah masuk ke perkotaan. Sementara itu, pompa penyedotan air yang ada di Kelurahan Banjarejo, Ledok Wetan, dan Karangpacar, Kota Bojonegoro mulai disiapkan untuk operasi. Bila sewaktu-waktu genangan banjir masuk ke perkotaan maka akan disedot memakai pompa penyedot itu.
Menurut Pardjo, 65, tukang perahu penyeberangan, mengatakan, ketinggian air Sungai Bengawan Solo memang bergerak dengan cepat. Pada kondisi ketinggian air seperti ini, dia lebih berhati-hati menyeberangkan penumpang memakai perahu tradisional.
“Saya lebih berhati-hati menyeberangkan penumpang,” ujar warga Desa Tulung, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro.
Pardjo menyeberangkan penumpang dari titik di Kelurahan Jetak, Kecamatan Kota Bojonegoro, ke titik di Desa Tulung, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro. Setiap kali menyeberang, perahu dengan panjang delapan meter dan lebar 2,5 meter itu bisa mengangkut 10-15 penumpang beserta sepeda motor dan sepeda angin.
Perahu penyeberangan itu juga dibekali dengan peralatan keselamatan penumpang yang minim. Yaitu hanya membawa jeriken yang dimodifikasi seperti pelampung dan ban bekas. Tidak ada pelampung yang sesuai standar keselamatan penyeberangan sungai.
Sementara itu, pihak BPBD Bojonegoro selama Januari-Maret mendatang membuka posko siaga bencana. Posko siaga bencana itu melibatkan petugas dari BPBD, satuan tanggap bencana dari Kodim, Polres Bojonegoro, serta dari PMI Cabang Bojonegoro. Setiap hari ada lima petugas yang jaga di posko siaga bencana itu.(azh)
()