Jembatan penghubung 7 desa nyaris roboh
A
A
A
Sindonews.com - Kondisi jembatan gantung yang menghubungkan sejumlah desa di Kecamatan Panyabungan Utara, Mandailing Natal, Sumatera Utara kondisinya nyaris putus akibat diterjang banjir beberapa waktu lalu.
Warga dan murid sekolah terpaksa melintasi jembatan darurat ini meski resiko bahaya terjatuh ke sungai bisa saja terjadi. Jembatan gantung atau biasa disebut warga rambin merupakan penghubung Desa Kampung Baru dan tujuh desa lainnya di Kecamatan Panyabungan Utara, Mandailing Natal
Meski kondisinya membahayakan bagi yang melintas, namun tetap saja warga dan murid sekolah menggunakan jembatan ini karena akses jalan keluar masuk desa mereka cukup dekat jika melintasi jembatan ini. Sementara kalau melewati jalan lain membutuhkan waktu yang lama karena jarak memutar sejauh tiga kilometer.
Dengan berhati-hati warga dan murid sekolah melintasi jembatan yang sudah miring dan bantalan jembatan juga banyak yang bolong. Sedikit saja lalai, warga bisa jatuh langsung ke sungai.
Menurut warga sekitar, jembatan ini rusak setelah dihantam luapan sungai batang gadis beberapa waktu lalu.
“Selain itu, kekuatan jembatan yang mulai rapuh akibat termakan usia. Pondasi jembatan juga hancur dihantam luapan air sungai,” ungkap warga tersebut menjelaskan, Minggu (29/1/2012).
Dinas Pekerjaan Umum (PU) Mandailing Natal yang dikonfirmasi mengaku telah mengusulkan anggaran perbaikan jembatan ini kepada pihak pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Rencananya, jembatan akan dibangun permanen namun anggaran pemerintah daerah tidak cukup untuk membangun jembatan permanen hingga terpaksa mengusulkan dana ke pemerintah provinsi.(azh)
Warga dan murid sekolah terpaksa melintasi jembatan darurat ini meski resiko bahaya terjatuh ke sungai bisa saja terjadi. Jembatan gantung atau biasa disebut warga rambin merupakan penghubung Desa Kampung Baru dan tujuh desa lainnya di Kecamatan Panyabungan Utara, Mandailing Natal
Meski kondisinya membahayakan bagi yang melintas, namun tetap saja warga dan murid sekolah menggunakan jembatan ini karena akses jalan keluar masuk desa mereka cukup dekat jika melintasi jembatan ini. Sementara kalau melewati jalan lain membutuhkan waktu yang lama karena jarak memutar sejauh tiga kilometer.
Dengan berhati-hati warga dan murid sekolah melintasi jembatan yang sudah miring dan bantalan jembatan juga banyak yang bolong. Sedikit saja lalai, warga bisa jatuh langsung ke sungai.
Menurut warga sekitar, jembatan ini rusak setelah dihantam luapan sungai batang gadis beberapa waktu lalu.
“Selain itu, kekuatan jembatan yang mulai rapuh akibat termakan usia. Pondasi jembatan juga hancur dihantam luapan air sungai,” ungkap warga tersebut menjelaskan, Minggu (29/1/2012).
Dinas Pekerjaan Umum (PU) Mandailing Natal yang dikonfirmasi mengaku telah mengusulkan anggaran perbaikan jembatan ini kepada pihak pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Rencananya, jembatan akan dibangun permanen namun anggaran pemerintah daerah tidak cukup untuk membangun jembatan permanen hingga terpaksa mengusulkan dana ke pemerintah provinsi.(azh)
()