Ratusan penumpang feri menginap di pelabuhan
A
A
A
Sindonews.com - Kapal feri dari Pelabuhan Penyeberangan Labuhanhaji, Aceh Selatan dan Aceh Singkil, Nanggroe Aceh Darussalam yaitu KMP Teluk Sinabang berhenti operasi karena surat izin berlayar (SIB) expired
Sementara KNP Teluk Singkil masih dalam perawatan di Sabang. Akibatnya, masyarakat Simeulue terancam krisis sembako, ratusan penumpang telantar dan terpaksa menginap di pelabuhan.
KNP Teluk Sinabang yang selama ini rutin melayani rute Labuhanhaji-Sinabang dan sebaliknya mendadak setop operasi sejak kemarin siang. Feri berkapasitas 228 penumpang, 18 truk, dan 10 mobil pribadi itu tiba dari Sinabang, Senin pagi dan seharusnya kembali ke Sinabang pukul 21.00 WIB, tadi malam.
Secara mendadak pula sejak siang kemarin, ratusan calon penumpang dan awak angkutan barang yang telah menunggu selama dua hari mendapat kabar feri milik Pemkab Simeulue itu tidak kembali lagi ke Sinabang, karena SIB yang dikeluarkan Menteri Perhubungan expired pada 22 Januari 2012.
KMP Teluk Sinabang diarahkan untuk doking tahunan. Sejauh ini lebih dari 20 truk barang tertahan di Pelabuhan Penyeberangan Labuhanhaji, termasuk truk pengangkut beras miskin (raskin).
Menurut Safri Amin, salah satu penumpang, penghentian operasional feri secara mendadak tanpa pemberitahuan itu sangat merugikan masyarakat. "Seharusnya sejak awal sudah diantisipasi karena doking KMP Teluk Sinabang kan sudah terjadwal," katanya, Rabu (25/1/2012).
Safri mengaku sudah dua malam tidur di musala kompleks pelabuhan. Sementara itu menurut nahkoda kapal, Eko Medianto, pihaknya telah meminta sertifikat perpanjangan sementara sebagai salah satu alat kelengkapan pelayaran sambil menunggu datangnya kapal pengganti.
Sayangnya, tidak dikabulkan sehingga pihaknya tidak berani memuat apapun apalagi bersandar ke Pulau Sinabang dan tetap akan bertolak ke Jakarta untuk melaksanakan doking tahunan dalam keadaan kapal kosong.
Kadishubkominfo Aceh Selatan Tio Akriat mengatakan, pihaknya tidak mempunyai kapasitas dalam hal ini kecuali yang sifatnya koordinasi. "Sampai sejauh ini hasil koordinasi dengan pihak-pihak terkait masih belum jelas," ungkapnya.
Tio mengharapkan pihak terkait segera mancarikan solusi dalam masalah ini karena hal ini menyangkut hajat hidup orang banyak.
Sementara KNP Teluk Singkil masih dalam perawatan di Sabang. Akibatnya, masyarakat Simeulue terancam krisis sembako, ratusan penumpang telantar dan terpaksa menginap di pelabuhan.
KNP Teluk Sinabang yang selama ini rutin melayani rute Labuhanhaji-Sinabang dan sebaliknya mendadak setop operasi sejak kemarin siang. Feri berkapasitas 228 penumpang, 18 truk, dan 10 mobil pribadi itu tiba dari Sinabang, Senin pagi dan seharusnya kembali ke Sinabang pukul 21.00 WIB, tadi malam.
Secara mendadak pula sejak siang kemarin, ratusan calon penumpang dan awak angkutan barang yang telah menunggu selama dua hari mendapat kabar feri milik Pemkab Simeulue itu tidak kembali lagi ke Sinabang, karena SIB yang dikeluarkan Menteri Perhubungan expired pada 22 Januari 2012.
KMP Teluk Sinabang diarahkan untuk doking tahunan. Sejauh ini lebih dari 20 truk barang tertahan di Pelabuhan Penyeberangan Labuhanhaji, termasuk truk pengangkut beras miskin (raskin).
Menurut Safri Amin, salah satu penumpang, penghentian operasional feri secara mendadak tanpa pemberitahuan itu sangat merugikan masyarakat. "Seharusnya sejak awal sudah diantisipasi karena doking KMP Teluk Sinabang kan sudah terjadwal," katanya, Rabu (25/1/2012).
Safri mengaku sudah dua malam tidur di musala kompleks pelabuhan. Sementara itu menurut nahkoda kapal, Eko Medianto, pihaknya telah meminta sertifikat perpanjangan sementara sebagai salah satu alat kelengkapan pelayaran sambil menunggu datangnya kapal pengganti.
Sayangnya, tidak dikabulkan sehingga pihaknya tidak berani memuat apapun apalagi bersandar ke Pulau Sinabang dan tetap akan bertolak ke Jakarta untuk melaksanakan doking tahunan dalam keadaan kapal kosong.
Kadishubkominfo Aceh Selatan Tio Akriat mengatakan, pihaknya tidak mempunyai kapasitas dalam hal ini kecuali yang sifatnya koordinasi. "Sampai sejauh ini hasil koordinasi dengan pihak-pihak terkait masih belum jelas," ungkapnya.
Tio mengharapkan pihak terkait segera mancarikan solusi dalam masalah ini karena hal ini menyangkut hajat hidup orang banyak.
()